"Nangis aja Van, jika itu lebih baik daripada kamu harus melukai diri kamu,"
Ucapan Daffa terngiang ngiang di kepala Vanna.
'Gaada kata baik setelah aku nangis, gaada kata lega setelah aku nangis, semua itu sangat menyakitkan,'
'Kamu itu jahat Vanna, kamu membunuh ibu kamu sendiri,' suara suara itu kembali memasuki fikirin Vanna, sehingga membuat tingkah Vanna yang berada di depan Daffa terlihat sangat aneh.
"Bukannn, bukannn aku yang membunuh mamah, bukannnn aaaaaaa,"
"Van, tenang Van, tenang,"
Daffa mendekati Vanna yang meringkuk hingga membuat infusnya melukai dirinya sendiri, Daffa mencoba menenangkan Vanna dengan memeluknya, namun hasil yang di dapatkan nihil, Vanna tidak bisa tenang. Terpaksa Daffa harus menyuntikan obat penenang agar Vanna bisa tenang.
Dimana Anna, seharusnya pihak keluarganya menemani, batin Daffa.
Syukurlah Daffa menyuntikan obat penenang untuk Vanna, jika tidak mungkin Vanna belum bisa tertidur lelap saat ini, Daffa masih setia menunggu Vanna, sebelum Kevin atau Anna menungguinya.
Kasian kamu Van, kapan kamu bisa cerita semuanya ke aku, kalau kamu ga kasih tau aku, aku ga bakal tau Van apa yang sebenarnya terjadi sama kamu, batinnya.
***
Davin memarkirkan motor kesayangannya di bagasi rumahnya.
Tak lama sebuah mobil datang, dan masuk ke dalam pekarangan rumahnya.
"Yeuh si bambang bukannya rapat," ucap seseorang yang muncul dari dalam mobil.
"Males bat, ada adkel ini,"
"Darimana lu?"
"Pluto,"
"Anjir, serius,"
"Ogah gua seriusin lu, mending seriusin si,"
"Siapa Vin?"
"Kagak, mau main kan lu, masuk ae gua mau beli makan dulu,"
"Yang banyak ye, nanti yang lainnya nyusul soalnya,"
Davin tak menjawab omongan Dilan dan langsung kembali menaiki motor kesayangannya.
Niat ingin menenangkan diri malah kedatangan tamu tidak di undang yang malah membuat Davin pusing.
Davin pergi ke supermarket, dan membeli banyak cemilan serta minuman, memang kalau teman temannya datang membuat boros pengeluarannya.
Setelah membeli dan membayar belanjaannya Davin kembali mengendarai motor kesayangannya, Davin tersenyum sendiri di jalan, ia mengingat saat mengantar Vanna pulang, Vanna adalah perempuan pertama yang diboncengi Davin selain Bundanya.
Andai saja gua bisa bikin Vanna jatuh cinta sama gua, pasti hidup gua bahagia banget kali ya, batinnya.
Ah bego, ngapain si berandai andai, bisa gila gua kalau berandai terus, tapi tunggu, Vanna kan belum negesin kalau dia ga mau sama gua, walaupun ga mau juga gua tetep harus bisa dapetin dia, batinnya.
Davin membuyarkan lamunannya, gimana tidak dibuyarkan dia melamun di jalan yang sangat ramai, mau akhiri hidupnya sebelum dapetin Vanna?
Tak lama motor Davin sudah tiba di depan rumahnya, ia langsung memasuki motornya ke bagasi rumahnya, memasuki rumah dan langsung menuju kamarnya yang berada di lantai dua sambil membawa banyak makanan dan minuman.
Davin memasuki kamarnya yang ia sudah duga keadaan kamarnya akan seperti ini jika sudah ada teman-temannya. Davin adalah type orang yang ga suka kamarnya berantakan, namun teman-temannya membuat dia harus menyumbangkan energinya untuk dapat membersihkan dan merapikan kamarnya.
"Gila si, emang ngumpul disini tuh lebih the best daripada nongkrong di cafe," ucap Daniel yang langsung mengambil sebotol coffe yang tadi dibeli oleh Davin.
"Yaelah cafe juga kalah sama ini,"
"Iya juga sih, btw Dav lu darimana?" tanya Dilan
"Rumah sakit," yang ditanya hanya menjawabnya dengan singkat dan tidak memperdulikan ekspresi teman-temannya yang kaget mendengar jawabannya.
"Anjirrrrr lu sakit apaan Dav? gila sii kok kayaknya baik baik aja," ucap Daniel
"Jangan bilang lu ada penyakit dalam tapi ga ngasih tau kita ya?" ucap Dirga
"Parah amat si Dav kalau gitu mah, lu anggap apa kita tuh Dav, temen?" ucap Daniel yang menimpali ucapan Dirga
"Jadi selama ini kamu cuma anggap aku temen mas Davin? jahat kamu ya maass," uacp Dilan yang seperti kebanyakan cewek yang hanya dianggap tidak lebih dari seorang teman ke orang yang di sayangnya.
"jijik anjir," ucap Davin sambil memainkan ponselnya.
"Gua jenguk Vanna," ucapnya kembali.
"Oh, yang kembaran si Anna itu kan?"
"Lu suka dia Dav?" tanya Dirga dengan serius.
Davin menghela napasnya dengan kasar.
"Lu tau kan semenjak kepergian Salsa gua belum pernah ngerasain rasa yang sama waktu gua sama Salsa, tapi setelah gua ketemu Vanna, perasaan itu timnul lagi, ntah ada apa sama Vanna bisa buat gua jatuh cinta dan punya rasa yang melebihi rasa sayang gua sama Salsa,"
Kali ini mereka serius menanggapi Davin, karena baru pertama kali ini setelah ke[ergian Salsa, Davin kembali membicarakan perasaan dengan perempuan yang berbeda.
Salsa adalah orang yang membuat seorang Davin jatuh cinta untuk pertama kalinya, namun keinginan Davin untuk memiliki Salsa selamanya tidak bisa terwujud. Salsa adalah perempuan lembut, baik hati dan sangat bersemangat serta selalu ceria, ia terkena penyakit kanker otak yang sudah sangat parah hingga dokter menyatakan umur Salsa sudah tidak lam lagi, namun Salsa tetap semangat ia percaya Tuhan tau mana yang terbaik untuknya, jika pergi meninggalkan dunia ini adalah cara yang terbaik Salsa terima dengan ikhlas, dan ia mempercayai keluarganya untuk mengikhlaskannya. Dan benar adanya, Tuhan menyayanginya dengan mengambil Salsa kembali agar bisa berada disisi-Nya.
Tak terasa air mata tetes dari mata Davin, ia teringat akan gadis tersayangnya ini, ia sudah ikhlas namun ia hanya rindu kepada gadis kuat tersebut.
"Sabar Vin Salsa udah tenang di sana," ucap Dirga yang menenangkan sahabatnya itu, mereka tau semua perjalanan kisah cinta Davin dan Salsa, dari Davin selalu menemani Salsa kemoterapi, belajar bareng, Davin nemenin Salsa di rumah sakit, Davin selalu menyemangati Salsa dan Salsa selalu menguatkan Davin, karena Davin sangat rapuh ketika melihat Salsa tersiksa oleh penyakitnya.
"Tapi syukurlah kalau lu udah kembali merasakan perasaan yang melebihi perasaan lu ke Salsa, tapi gua menyayangi kenapa orang itu bukan Anna, karena Anna akan membalas perasaan yang sama untuk lo, tapi kalau Vanna sejauh ini gua belum liat gimana perasaan Vanna sama lu," ucap Dirga.
"Maksud lo? Anna suka sama gua?" tanya Davin, ia tak pernah menyadari itu.
"Dasar gak peka," ucap Dilan.
.
.
.
Bersambung.
Maaf ya aku baru bisa ngelanjut cerita ini lagi, di karenakan mood ku yang ga teratur dan ga memungkinkan buat aku lanjut bagiann selanjutnya :v.
Makasih untuk yang udah baca cerita buatan aku, semoga kalian suka yakk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin But Different
Teen FictionJovanna dan Joanna, dua gadis cantik dan manis, dua suadara kembar yang sudah ditinggal ibunya setelah melahirkan mereka, mereka sama namun mereka berbeda, banyak hal yang mereka lalui, hingga mereka menemukan akhir yang sebenarnya. . . ⚠️Update ses...