Vanna memandang seseorang yang mirip dengannya, seperti bercermin, namun ekspresi yang di tunjukan berbeda oleh cermin itu.
"Ka Vanna pulang sama Kak Davin yaa,"
"Wah ga nyangka Ka Davin bisa nawarin Kak Vanna pulang, perasaan kalau sama aku cuek banget hahaha," ucapnya.
"Jangan make perasaan makanya," sambung Vanna, yang menjawab sambil melewati adik kembarnya dan berjalan ke kamarnya.
"Dih Kak Vanna, namanya juga cewek, ya pasti make perasaan lah, kalau cowo baru make logika,"
"Yaudah coba aja pake logika, biar ga terlalu bodoh dalam menyayangi seseorang,"
"Maksudnya gimana?"
"Kalau cowo make logika, dia tau pasangannya udah ga sayang atau apa lah ya akhirnya dia mundur, kalau cewe mau pasangannya udah ga sayang mah bodo amat di pertahanin," jawab Vanna.
Jawaban tak biasanya, biasanya Vanna hanya menjawab beberapa kata.
Anna bertepuk tangan ,Vanna yang melihatnya hanya mengerutkan kening, kebingungan sambil melepas sepatu yang di kenakan dan berjalan menaruh ke rak sepatu.
"Kenapa tepuk tangan?" Tanya Vanna heran melihat Anna bertepuk tangan.
"Ini pencapaian Ka Vanna ngomongnya ga singkat, wagelasehhh,"
Vanna hanya menyipitkan mata membalas perkataan adik kembarnya.
Vanna mandi setelah ia berhujan hujanan.
Anna menunggu Vanna mandi di dalam kamar.
'drttt...drttt'
Ponsel Vanna bergetar, menunjukan adanya pesan masuk.
"Jangan lupa hari ini kamu ada check up,"
Anna hanya membacanya tanpa membuka slide ponsel Vanna.
Vanna keluar dari kamar mandi, dan melihat adiknya yang sedang membaca salah satu buku komik seri milik Vanna.
"Kak, disuruh check up sama dokter Daffa,"
Vanna hanya berdehem dan mengangguk.
"Mau dianter ga? Apa nunggu papah kak?"
"Ga usah, mesen ojek online aja,"
"Oke,"
Vanna mengenakan hoodie berwarna abu abu dan topi berwarna hitam serta celana joker hitam, mengambil ponselnya dan mengenakan earphone.
"Bilangin papah,"
Kali ini Anna hanya membalas dengan anggukan dan senyum tipisnya.
Anna melanjutkan aktivitas membacanya, hingga ia tertidur.
.Vanna berjalan menyusuri kota metropolite yang sangat ramai pada waktu sore hari, hingga ia berhenti di gedung rumah sakit yang berwarna putih yang saat di dalamnya Vanna tidak menyukai baunya.
Vanna memasuki gedung rumah sakit, berjalan memasuki lift dan berhenti di lantai 3, lalu menemui dokter yang merawatnya saat ia berada di rumah sakit ini.'Tok...tok...tok'
Vanna membuka pintu tersebut, dan menampilkan dokter muda laki laki dengan kacamata yang melengkapi gaya dokternya.
"Selamat Sore Vanna, gimana kabar hari ini?" Ucapnya yang menyapa Vanna, yang di sapa hanya tersenyum dan segera duduk di kursi pasien.
"Kabar baik dok,"
"Gimana luka di tangannya?" ucap Dokter Daffa.
Vanna melipat kedua lengan sweaternya hingga ke siku siku dan menampkan luka goresan yang sangat banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin But Different
Teen FictionJovanna dan Joanna, dua gadis cantik dan manis, dua suadara kembar yang sudah ditinggal ibunya setelah melahirkan mereka, mereka sama namun mereka berbeda, banyak hal yang mereka lalui, hingga mereka menemukan akhir yang sebenarnya. . . ⚠️Update ses...