Delapan

1.1K 181 67
                                    

"...Bangsat!!,"


Younghoon mendesis dingin saat ia melihat siapa orang dibalik masker itu, tangannya ia kepalkan.

Jinyoung, pemuda itulah yang membuat Younghoon geram. Jinyoung hanya menatap Younghoon dengan perasaan bersalah.

Changbin tiba-tiba terdiam ditempatnya, tubuhnya menegang dan bergetar hebat. Sumpit yang berada ditangannya terjatuh menimbulkan suara dentingan yang cukup mengambil perhatian teman-teman nya.

"Kau kenapa Bin?", Brian dibuat bingung dengan Changbin yang tiba-tiba terdiam disampingnya. Changbin tak menjawab.

"Apakah kedatangan kami menganggumu tuan asisten produser?", Mingyu ikut menatap aneh pada Changbin, sebenarnya ini kedua kalinya ia melihat pemuda tersebut bersikap seperti ini. Yang pertama saat mereka bertemu di ruang tunggu saat mereka akan debut.

"Ti-tidak", suara Changbin kian tercekat di tenggorokannya, tangannya yang ada diatas meja bergetar hebat. Younghoon yang melihat itu langsung menggenggam tangan sahabat nya, seperti yang biasanya ia lakukan.

Jungkook melihat itu, ia melihat bagaimana Changbin terlihat seperti saat mereka ada diruang tunggu. Reaksi yang sama.

"Kau bawa prozac nya?", Changbin menggeleng, Younghoon hanya bisa menghela nafas dalam.

"Younghoon, apa dia..?", Brian menggantung kalimat nya dan Younghoon yang mengerti hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Brian.

"Kau kenapa Changbin?", Seungwoo juga ikut khawatir saat melihat juniornya itu tiba-tiba menjadi aneh. Woojin yang berada di meja lainnya pun menghampiri Changbin.

"Kita pulang saja, oke", Changbin menggeleng menolak ajakan Woojin, Younghoon menatap Changbin tak mengerti.

"Aku baik-baik saja sungguh", Changbin mengusap air matanya yang sempat mengalir lalu mencoba menenangkan dirinya sendiri, namun sebelah tangannya masih digenggam oleh Younghoon.

"Mau apa kalian kemari?", Younghoon berujar dingin tanpa mengalihkan pandangannya pada Jinyoung dengan tajam.

"Tentu saja ingin makan, memangnya apa yang bisa orang lakukan di restoran selain makan", seakan tak peduli dengan apa yang baru saja terjadi, Jungkook kembali menjadi dirinya sendiri. Menjadi orang yang paling mengesalkan.

"Kalau begitu cari tempat lainnya, kenapa kau malah duduk disini dan membawa bajingan ini?", Tanpa ragu-ragu Younghoon menunjuk Jinyoung, membuat teman-teman nya bingung.

"Kau tidak lihat tempat ini penuh, dan bajingan ini adalah temanku", seakan melupakan jika mereka tidak hanya berdua, kali ini Younghoon menunjukkan tatapan mengintimidasi nya pada Jungkook, namun hanya dibalas tatapan remeh dari Jungkook.

"Sudahlah Younghoon, biarkan mereka duduk disini. Lagipula memang tempat ini begitu penuh", Brian akhirnya menjadi penengah, ia tahu tak seharusnya ikut campur namun tidak baik jika mereka bertengkar di tempat umum seperti ini.

"Ini makanlah, pak Brian yang mentraktir", Dokyeom menyodorkan ke empat pemuda yang baru saja bergabung itu daging yang baru saja dia panggang.

"Terima kasih", ucap Mingyu dan Yugyeom bersamaan dan mereka ikut makan dengan nikmatnya.

Changbin jadi semakin diam sejak itu, ia hanya terus meneguk alkohol tanpa peduli dengan daging yang tadi begitu menggugah selera nya.

Jinyoung yang melihat itu makin merasa bersalah, sefatal itukah keputusannya sampai membuat pemuda yang pernah ia sayang atau mungkin masih ia sayangi itu terlihat begitu menderita.

Tak jauh beda dengan Jinyoung, Jungkook pun melakukan hal yang sama. Ia sama sekali tak tertarik pada makanan nya, ia hanya tertarik pada objek didepannya itu.

Begitu banyak pertanyaan dikepalanya kala melihat pemuda yang baru beberapa hari ini ia kenal terlihat begitu menyedihkan. Ia pun meneguk minuman keras nya.

🐰

Waktu menunjukkan jam 10 malam, makanan mereka sudah habis sejak tadi. Kini hanya tinggal beberapa dari mereka yang mabuk akibat pengaruh alkohol kecuali tiga orang pria yang sama sekali tidak terkena dampak dari minuman keras itu.  Mereka saat ini sedang melihat aneh pada pemuda yang kini wajahnya memerah dan mabuk itu.

"Ehey....kenapa ini habiss..huuuu", Changbin, pemuda itu merengek kala gelasnya kosong juga botol-botol soju dihadapannya telah habis. Ia telah menghabiskan empat botol soju, dan hal itu membuat ketiga pria yang sedari tadi sibuk menonton dirinya menggeleng heran.

Changbin kembali mencari soju lainnya, namun dengan cepat ditahan oleh Brian.

"Berhenti minum atau kau kupecat?!", Ujarnya saat Changbin mengambil botol soju miliknya. Changbin hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Dasar kau atasan jelek! Kejam! Jahat!", Makinya tanpa sadar, Jungkook tertawa kala melihat tingkah pemuda itu.

"Apa dia selalu seperti ini ketika mabuk? Memaki orang?", Changbin yang mendengar itu kini mengalihkan pandangannya pada Jungkook. Ia menatap benci pada pemuda itu.

"Kau diam saja idiot! Aku benci dirimu", maki Changbin lagi.

"Kita harus membawa nya pulang, dia akan semakin gila jika berada disini", usul Brian, dan dibalas anggukan setuju oleh Jungkook dan juga Jinyoung.

Brian, Jungkook dan Jinyoung memanggil beberapa taksi untuk mengantarkan para anak buah Brian pulang. Untung saja ia tahu alamat para karyawan nya.

"Lalu bagaimana dengan anak ini? Aku tidak tahu dimana alamatnya", tanya Brian, sebenarnya dia ingin sekali mengusulkan untuk membawa pemuda itu ke apartemen nya, namun akan dianggap seperti apa dia nanti jika dia mengatakan hal itu.

"Aku tahu dimana rumahnya, biar aku yang membawanya pulang", usul Jinyoung saat melihat Changbin yang kini menelungkup kan wajahnya dimeja.

"Kau tahu? Bagaimana bisa?", Jungkook yang tengah memapah Yugyeom juga Mingyu itu sedikit terkejut dengan apa yang Jinyoung katakan.  Brian pun tak kalah terkejutnya dengan Jungkook.

Tak mau peduli dengan reaksi kedua orang itu, Jinyoung berjalan menghampiri Changbin. Ia berjongkok disamping Changbin.

"Bin, ayo pulang", mendengar ada yang memanggilnya, Changbin mendongak. Matanya yang setengah terpejam itu menatap pada  Jinyoung dengan polos.

"Hei Park Jinyoung, kau akhirnya kembali", tanpa ia sadari, ia memeluk Jinyoung dengan eratnya, hal itu kembali mengundang tatapan heran dari kedua orang yang masih sadar.

"Kenapa lama sekali, kau bilang kau pergi sebentar", Jinyoung makin merasa bersalah mendengar perkataan mabuk dari Changbin, ia pun ikut memeluk Changbin.

"Jangan pergi lagi", racauan Changbin itu mampu membuat seorang Jinyoung meneteskan air matanya, sungguh ia beranggapan kalau dirinya adalah orang yang paling bodoh dari siapapun.

"Tidak, tidak akan pernah. Ayo pulang", Jinyoung melepas pelukannya pada Changbin, ia lihat mata pemuda itu terpejam dengan wajah yang basah. Ia tahu Changbin habis menangis, dan hal itu membuat hati Jinyoung makin terasa sakit. Ia mengusap pelan wajah pemuda itu, lalu menggendong Changbin.


-To Be Continued-

Aku memutuskan untuk publish ini tiap hari,, karena sebuah alasan.. dan mungkin akan publish malam hari.. jadi kalo misal saya lupa tolong ingatkan ya...
Lagi,, jangan lupa untuk meninggalkan jejak :"

[5]So I Married My Anti-Fans | Jungkook x Changbin ver. (COMPLETED) (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang