Sepuluh

1.2K 186 37
                                    

Jungkook yang masih lengkap mengenakan tuxedo yang tadi dia pakai untuk konferensi pers itu kini sedang duduk sambil berulangkali membenturkan kepalanya ke meja yang ada ditengah-tengah antara sofa dan televisi asramanya.

"Aku gila..wah aku benar-benar gila..", racaunya berulang kali dengan mata memandang kosong entah kemana.

Saat kepalanya kembali mengingat adegan dimana dia dengan gampangnya mencium pemuda yang begitu ia benci, Jungkook reflek berteriak dan mengacak frustasi rambutnya.

"Akhhh!! Kau bodoh Jungkook! Kau gila!! Kau idiot!!", Teriakan kebodohan nya itu mendapat tatapan miris dari Mingyu dan Yugyeom yang sejak tadi menonton dirinya.

"Kau memang gila, idiot! Kenapa kau menciumnya?", Jinyoung yang duduk di sofa, dibelakang Jungkook menatap pemuda itu tajam. Jungkook menoleh pada Jinyoung, lalu ia menatap aneh pada Jinyoung.

"Dia kekasihku", Jinyoung berdecih mendengar itu, masih menatap tajam Jungkook. Sedangkan Mingyu dan Yugyeom memilih tidak ikut campur, mereka akan terlihat bodoh jika ikut beradu mulut.

"Aku tidak bodoh, kalian bukan sepasang kekasih", kali ini Jungkook yang tertawa sarkas. Ia tak peduli.

"Terserah", ucapnya lalu segera berdiri sambil melepaskan jasnya, setelah itu ia berjalan ke tangga berniat untuk masuk ke kamarnya.

Namun saat ia baru menaiki satu tangga, Jungkook berhenti dan kembali menoleh pada ketiga temannya yang masih duduk di sofa.

"Persiapankan diri kalian, nanti malam kita akan kedatangan upik abu", sedikit senyum ia perlihatkan sebelum benar-benar pergi menuju kamarnya.

🐰

"Hei, bisakah kalian tidak mengerumuni ku? Aku merasa seperti maling yang tertangkap basah", Changbin yang kini sudah memakai seragam kerjanya tertawa kikuk kala seluruh anggota timnya sedang memaku tatapannya pada Changbin.

Ia sedang berada di dalam ruangan Brian, karena untuk sekarang tempat itulah yang paling aman untuknya. Karena di luar sana, para roperter dari tim lain juga sedang berusaha mengejarnya akibat kejadian yang belum lama terjadi pada dirinya.

"Kalau begitu bisa kau jelaskan semua ini? Kenapa kau menyembunyikannya dariku? Maksud ku dari kami", Woojin yang notabene nya adalah orang terdekat dengan Changbin setelah Younghoon itu sebenarnya merasa frustasi atas berita itu. Bagaimana tidak, baru beberapa hari lalu Changbin menyatakan perang atas pemuda bernama Jungkook itu tapi kenapa mereka sekarang terikat dalam sebuah hubungan?

"Ini tidak penting, oh ayolah haruskah aku menjelaskan kehidupan pribadiku pada kalian? Ini hanya rumor kencan biasa, dan tidak akan merubah apapun", Changbin tentu saja tidak akan mengatakan yang sejujurnya pada semua orang yang ada di ruangan itu. Mungkin ia akan memberi tahu Woojin, Seungwoo, Chris, dan Younghoon tapi tidak sekarang.

"Ini penting!", Seru kedua pemuda berbeda usia yang sejak tadi diam secara bersamaan, Changbin menatap bersalah pada mereka.

Sedangkan, kedua pemuda itu - Brian dan Younghoon - saling menatap sebentar karena mereka berbicara serentak sebelum Brian dengan segera mengalihkan pandangan kembali pada Changbin.

"Ini sangat penting, mulai sekarang kau pasti akan dikejar-kejar oleh media. Dan kau akan mendapatkan kesulitan dimasa depan, kau harus memberitahu kami agar kami bisa membantumu", ujar Brian, Younghoon yang sejak tadi diam sambil memandang tajam pada Changbin seakan bola matanya itu akan keluar mengangguk menyetujui.

"Jika sudah saatnya nanti, pasti akan aku beritahu", Seluruh orang yang mendengar itu hanya mampu menghela nafas mereka. Changbin memang orang yang keras kepala.

🐰

"Baiklah, aku akan tidur disini saja", Changbin yang sudah jengah atas perdebatan antar dirinya juga ke empat laki-laki yang mengerumuninya itu menepuk sofa yang pada saat ia mabuk ia gunakan untuk tempat tidur itu.

"Tidak, diluar dingin. Tidurlah dikamarku", Jinyoung lagi-lagi melarang, dan Changbin terang saja menolak. Bunuh diri namanya jika ia harus berdekatan dengan Jinyoung. Bahkan saat ini saja tangannya berkeringat saat mendengar suara Jinyoung atau saat matanya tak sengaja bersitatap dengan netra coklat Jinyoung.

"Tidak, tidak akan pernah", Changbin menjawab tanpa memandang Jinyoung. Dan Jungkook melihat itu, ia lalu berdehem pelan.

Sebenarnya sejak tadi Mingyu juga Yugyeom menawarkan kamar mereka, namun semua itu langsung ditolak mentah-mentah oleh Jinyoung. Sedangkan Jungkook, pemuda itu hanya diam mendengarkan. Walau sesekali mencuri-curi pandang pada pemuda yang kini tengah meremas ujung pakaiannya erat. Keringat tanpa orang lain sadari turun ke pelipis pemuda itu, Jungkook lagi-lagi berdehem. Mencoba menyadarkan dirinya sendiri.

"Baiklah, kau tidur dikamarku", ujar Jungkook mutlak, dan baru saja Changbin ingin protes Jungkook mengangkat sebelah tangannya.

"Aku akan tidur dibawah", finalnya. Changbin menatap tak percaya pada Jungkook walaupun sebenarnya ada sedikit rasa lega dalam hatinya. Namun raut wajah cemas yang ia tunjukkan begitu kentara dimata Jungkook. Dengan segera pemuda itu berdiri, lalu meraih koper juga tas Changbin.

"Hey,, kenapa kau boleh sedangkan aku tidak?", Protes Mingyu pada Jungkook.

"Dia kekasihku, kau lupa", Jungkook mengangkat alisnya, lalu menatap Jinyoung sombong. Jinyoung hanya bisa diam, memangnya ia bisa apa, melarang? Tidak, Changbin bukan lagi hak milik nya. Ia tak punya kuasa.

Jungkook mengulurkan tangannya pada Changbin, dan pemuda itu tampak ragu. Ia tahu Changbin sedang tidak baik-baik saja, apakah harus ia akui kalau ia hampir tahu segalanya?

"Cepatlah pendek", Jungkook berinisiatif meraih tangan Changbin yang tadi sibuk meremas ujung pakaiannya, lalu membawa pemuda itu ke kamarnya. Tak memperdulikan tatapan tajam dari seseorang. Dan tatapan iri dari dua orang lainnya.



"Kau ketakutan kan?", Saat mereka sampai didepan pintu kamar Jungkook - masih dengan berpegangan tangan - pemuda itu akhirnya menanyakan apa yang ada di kepala nya.

"Takut untuk apa? Aku tidak takut akan apapun. Lebih menakutkan saat bersama denganmu seperti ini idiot", seperti sebelumnya, Changbin tak menyadari jika ia berubah baik-baik saja saat didekat Jungkook.

Jungkook membalikkan tubuhnya, lalu mengangkat tangannya yang sedang menggenggam tangan Changbin tepat didepan wajah Changbin.

"Lalu, ada apa dengan keringat ditanganmu ini?", Changbin terkejut, bagaimana bisa Jungkook tahu. Dengan segera Changbin mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Jungkook, namun pemuda itu terlalu erat menggenggam tangannya.

"Ini bukan urusanmu! Cukup diam dan ikuti saja alurnya", ucap Changbin sedikit kesal karena Jungkook tak berujung melepas tangannya.

"Hey, soal aku akan membantu mu. Aku serius", Jungkook tersenyum, membuat Changbin tertegun sesaat. Bukan senyum tengil atau sombong yang biasanya Changbin lihat. Senyum Jungkook kali ini berbeda, dan tanpa sadar Changbin malah balik menautkan tangannya pada Jungkook. Tanpa ia sadari, ia nyaman.



-To Be Continued-

Ehehehe :"

[5]So I Married My Anti-Fans | Jungkook x Changbin ver. (COMPLETED) (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang