Dua puluh tiga

1.1K 148 79
                                    

Ketiga pemuda tampan yang selama perjalanan selalu bertengkar dan berisik itu mendadak diam seribu bahasa ketika mereka dihadapkan oleh seorang nenek-nenek dengan kesan pertama yang benar-benar luar biasa.

"Dari mereka bertiga, yang mana kekasihmu?", Sang Nenek bertanya pada Changbin yang sedang berpikir siapa kira-kira orang yang akan ia akui sebagai kekasihnya.

Disaat seperti ini ia sempat-sempatnya bangga dengan diri sendiri . Ternyata populer juga aku di kalangan para pria, lihat sekarang para laki-laki ini sedang berlomba menjadi kekasihku. Pesona mu luar biasa Seo Changbin, batinnya.

"Kau ingin yang mana Nek, hehehe?!", Sang Nenek menatap geli pada cucunya itu, selain nakal Changbin terkadang terlihat gila di mata neneknya.

"Nek, kau lupa padaku? Aku Jinyoung", Jinyoung melambaikan tangannya pada sang Nenek, berharap si wanita tua masih mengingat nya.

Sang Nenek memandang Jinyoung, mana mungkin ia lupa dengan pemuda yang dulu datang padanya dengan menangis seperti orang gila karena telah menyakiti cucunya. Ia lah satu-satunya keluarga Changbin yang tidak membenci Jinyoung.

"Aku tidak akan lupa dengan anak tengil seperti mu", Jinyoung menampakkan senyum penuh kemenangan, membuat Brian dan Jungkook ingin sekali setidaknya melukis di atas wajah tampan itu dengan kaki mereka.

"Dia kekasihku", Changbin dengan segera menunjuk Brian, membuat nenek nya ikut memandang Brian. Dan secara otomatis, pemuda itu tersenyum tampan.

"Hei hei hei pendek, aku kekasihmu!", Jungkook dengan kesal menunjuk Changbin, perkataannya itu membuat Changbin memutar bola matanya malas.

Sang nenek memandangi Jungkook, tatapan datar dari sang nenek tiba-tiba membuat rasa jengkel Jungkook berubah menjadi rasa takut.

"Nak, kau kemarilah. Kau pasti kelelahan kan. Kau mengemudi selama 2 jam lamanya", daripada Jungkook, ternyata sang nenek memanggil Brian untuk mendekat. Dalam hati Changbin bersyukur neneknya bisa dengan mudah ia perdaya.

Dengan senang hati Brian mendekat, berakhir sang nenek menggandeng lengannya. Membuat raut cemburu tergambar jelas di wajah Jungkook.

"Aku baik-baik saja nek, lagipula aku sudah sering mengemudi. Itu semua sudah biasa", ingin sekali rasanya Jungkook memuntahkan isi perutnya diwajah tengil Brian. Hey, tengil itu adalah sifat nya. Tidak ada yang boleh menyamainya.

"Sudah kuduga, kau adalah calon suami yang baik. Apakah cucu ku ini sering merepotkan mu?", Brian dengan cepat mengangguk.

"Sangat sering nek, bahkan ia sering membuat ku sampai mengumpat padanya", kali ini Changbin yang rasanya ingin menendang wajah Brian. Bos nya itu benar-benar mengejutkan.

"Diam kau sialan!", Melihat cucunya dan Brian bertengkar membuat nenek Changbin tertawa.

"Ayo kalian semua masuk, aku sudah memasak makanan yang enak. Aku tau kalian semua lapar", ajak nenek Changbin dengan menggandeng Brian seakan tak ingin anak muda itu kabur.

"Ck, aku tidak tau seseorang berubah begitu cepat. Aku saja selalu ditendang ketika disuruh makan, kenapa orang ini malah di gandeng mesra. Hei nenek ku tersayang, kau tidak lupakan yang mana cucumu?", Changbin mengikuti neneknya dan Brian dibelakang dengan bibir maju beberapa senti.

"Oh ya Brian, kau harus menginap ya. Kamar mu sudah aku siapkan", seakan tak mendengar ocehan Changbin, sang nenek terus berbicara pada Brian. Dan Changbin kembali mengumpat untuk atasannya itu. Sial!

🐰

"---AAW!!!", Changbin berteriak keras saat sang nenek tiba-tiba saja memukul lengannya. Ia baru saja bangun dari tidurnya dan mengumpulkan jiwanya, dan dia harus menerima pukulan di pagi hari yang cerah ini.

"Kenapa memukul ku?!!", Teriaknya tidak terima pada sang nenek.

"Kau masih bisa tidur nyenyak sekarang! Kau pikir aku tidak tahu kau membohongi ku bocah nakal?!", Sang menatap dengan tatapan menuntut pada Changbin.

"Aku harus bagaimana lagi! Jungkook itu hanya kekasih kontrak nek. Kau tahu, berita itu hanyalah settingan belaka. Semuanya akan berakhir beberapa hari kedepan!", Changbin mencoba untuk bersikap biasa saja, tapi mengingat hubungan nya dengan Jungkook membuatnya sakit sendiri.

"Lalu kenapa kalian tidak berpacaran seperti bagaimana seharusnya? Tanpa kontrak itu! Kau menyukainya kan?"

"Nek, aku memang menyukai nya. Tapi pertanyaannya, apakah orang itu menyukai ku? Nek, aku sudah cukup takut jika berakhir seperti saat aku bersama Jinyoung" sang nenek menghela nafas ketika Changbin menjeda kalimatnya.

"Kau tahu, cucu nakal mu ini kini berubah menjadi orang yang cengeng hanya gara-gara cinta. Ah, aku berharap ada orang baik hati dengan senang hati akan menikahi ku dan tidak akan meninggalkan ku. Namun, itu mustahil. Aku bahkan tidak bisa percaya pada sembarang orang", untuk waktu sepagi ini, menangis mungkin bukanlah hal yang bagus. Changbin tidak ingin hatinya menjadi buruk hanya karena mengingat kisah cintanya yang begitu dramatis.

"Dia pemuda yang baik, kau harus bicara dengannya", sang nenek menepuk pundak Changbin. Menenangkan cucunya itu.

Changbin menatap neneknya penuh sayang, ia bersyukur memiliki nenek yang sangat mengerti keadaan nya.

"Ini mengejutkan melihat mu berbicara begitu lembut padaku nek. Mimpi apa aku semalam--AWWW!!."

"Dasar cucu sialan!."

🐰

"Hei Bri, ingin berkeliling? Nenek tua itu punya kebun bunga yang indah di dekat bukit sana", Changbin menghampiri Brian yang sedang duduk di kursi teras rumah neneknya bersama dengan Jungkook dan Jinyoung. Ketiga pemuda itu tengah menikmati ubi rebus buatan nenek Changbin.

"Boleh juga, lagipula aku ingin setidaknya membuat otakku segar. Kita kesana naik apa?"

"Jalan kaki saja, tidak terlalu jauh kok", Brian mengangguk, ia kembali masuk kedalam rumah untuk mengambil pakaian yang bisa menghangatkan tubuhnya. Di atas bukit udara akan semakin dingin.

"Kau hanya mengajak Brian? Lalu apa gunanya kami ikut?", Jinyoung berujar dengan sebal, dan perkataan nya itu disetujui oleh Jungkook.

"Aku tidak tahu ternyata hubungan antara atasan dan bawahan ini begitu jauh, Bin kau serius mengabaikan ku?", Timpal Jungkook, dan Changbin lagi-lagi hanya menatapnya datar.

"Kalian berdua jika ingin ikut tinggal ikut saja, jangan banyak bicara! Menyebalkan sekali!", Jinyoung dan Jungkook tidak percaya dengan apa yang baru mereka dengar.

"Ayo berangkat", Brian dengan senyum sumringah yang belakangan sering ia perlihatkan itu telah memakai pakaian hangat nya. Dan kemudian keduanya berjalan berdampingan, meninggalkan dua pemuda yang mengikuti dengan perasaan berbeda.

"Kau pikir apakah mereka saling memiliki rasa satu sama lain?", Tanya Jungkook yang pandangan matanya tak lepas pada kedua objek didepan yang sedang tertawa entah mentertawakan apa.

"Kau bodoh apa bagaimana? Kau kan sudah tau kalau Changbin menyukai mu", Jinyoung menjawab acuh pada Jungkook. Ia sibuk memainkan ponselnya. Sebenarnya hanya untuk sebuah pengalihan untuk perasaannya yang ternyata masih cemburu.

Jungkook bungkam, ia tahu dengan jelas. Namun ia malah membuat kesalahan hingga bisa saja pemuda itu kini beralih malah membencinya.


-To Be Continued-

K

alian bisa mengendus bau ending tidak? Wah, sama aku juga enggak :"

[5]So I Married My Anti-Fans | Jungkook x Changbin ver. (COMPLETED) (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang