----"Maaf menganggu, Changbin seseorang menunggumu!", Baru saja Brian akan melayangkan umpatan yang ia tahan sejak tadi, lagi-lagi harus ia telan bulat-bulat kala dari ambang pintu muncul Chris.
"Siapa?", Changbin menoleh pada Chris, menunggu jawaban atas pertanyaan nya.
"Jungkook!", Ah sepertinya Tuhan telah merencanakan segalanya.
Sial!
Changbin tiba-tiba gugup saat Chris mengatakan bahwa Jungkook datang ingin menemuinya.
"Bri, bagaimana ini?!! Dia datang menemui ku!!", Ujar Changbin gelisah, sedangkan Brian lagi-lagi menatap Changbin datar.
"Ya itu hal yang bagus kan. Lagipula, cepat selesaikan masalah mu dengannya. Kalian berdua itu hanya sedang salah paham saja", Changbin menggeleng, ia tak setuju dengan perkataan Brian.
"Tidak Bri, jika aku bertemu dengannya, pertahanan ku selama satu minggu ini pasti akan runtuh semua. Sia-sia saja aku berusaha untuk marah padanya, aku tidak bisa marah padanya", Brian entah untuk keberapa kali memutar bola matanya malas.
"--ohh..ataukah kau mau membantu ku Bri?", Raut wajah Changbin yang tadinya suram itu seketika berubah cerah, dan itu membuat Brian takut melihat matanya berbinar.
"Membantu apa?"
"Memastikan apakah Jungkook menyukai ku atau tidak"
"Kau serius?", Brian mengerutkan keningnya.
"Tentu saja, kau akan mendapat balasan yang setimpal karena telah membantuku"
"Haa,, baiklah. Memangnya aku punya kesempatan untuk menolak", dan Brian dengan mudahnya memenuhi keinginan Changbin.
🐰
Jungkook tau jika yang ia lakukan memang telah berlebihan. Namun, haruskah Changbin membuatnya cemburu? Matanya terasa panas ketika melihat kemesraan antara Brian dan Changbin yang sedang mengamati berbagai macam jenis bunga.
"Ya ini namanya bunga aster. Mereka ada berbagi jenis dan warna. Yang ini aster ungu, itu putih, kuning, merah muda, dan merah. Mereka cantik bukan, mereka terlihat seperti bunga matahari. Namun bagian tengahnya lebih kecil", jelas Changbin pada Brian. Ini adalah bunga kesekian yang mereka temui. Brian begitu kagum pada Changbin yang ternyata mengetahui jenis bunga.
"Jangan kagum begitu, aku memang menakjubkan", seakan tahu apa isi pikirannya, perkataan Changbin itu membuat Brian tertawa. Ia mengelus surai pekat Changbin yang terhempas angin itu pelan. Memastikan jika dikepala Changbin tidak terdapat paku.
Dan, dibelakang mereka. Ada seseorang yang lagi-lagi sedang menahan amarahnya. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Haruskah si Brian itu mengelus kepala nya?! Siapa dia berani melakukan hal itu pada Changbin!!", Jungkook berujar kesal sambil mencabuti kelopak bunga aster yang tadi ia cabut. Bunga yang malang, dan Jinyoung merasa bersalah padanya.
"Dan siapa juga kau berani marah?"
"Eitt.. kau bukan kekasihnya", Jungkook mendengus kala Jinyoung memotong kalimat nya bahkan ketika ia belum mengatakan apapun.
"Begini saja Jungkook, lebih baik kau ajak dia bicara baik-baik. Minta maaflah secara tulus dan jangan bertele-tele. Yakinkan Changbin kalau kau benar-benar menyukainya", perkataan Jinyoung itu membuat Jungkook terdiam.
"Haruskah?", Jinyoung dengan cepat mengangguk yakin.
Jungkook membuang nafasnya "sepertinya aku harus melakukannya. Aku tidak ingin menyesal lagi. Terimakasih bung"
KAMU SEDANG MEMBACA
[5]So I Married My Anti-Fans | Jungkook x Changbin ver. (COMPLETED) (✔)
Fanfictiontentang si pendek dan si idiot bertemu dalam waktu singkat namun saling terikat siapa sangka perasaan benci itu berubah jadi cinta seperti banyak orang mengatakan "jangan terlalu membenci seseorang jika kau tak ingin berakhir menyukainya" WARNING!! ...