Mata Changbin mengerjap kala ia merasa ada yang sedang mengawasinya. Entah kenapa didalam tidurnya ia merasa seperti sedang di kerubungi. Changbin membuka matanya perlahan, dan sesekali berkedip mencoba menyesuaikan netranya dengan cahaya pada ruangan itu.
Tubuhnya terasa sakit semua dan kepalanya pusing, membuat perutnya sedikit merasa mual.
"Hai manusia pendek, apakah tidurmu begitu nyenyak?", Dahi Changbin melipat dalam kala mendengar suara yang tak asing baginya, matanya menatap lampu yang berada tepat di atasnya. Ia sangat tahu kalau gudang kantor yang sering ia gunakan untuk tidur tidak memiliki lampu dan kenapa besar sekali lampu itu, itu lampu hias. Dan unitnya pun tak mempunyai lampu sebagus itu.
"Bisakah kau bangun?! Membosankan menunggumu", lagi dan lagi suara yang lebih menyebalkan dari suara Brian membuat Changbin mengernyit.
"Tunggu, apakah aku masih bermimpi? Ya, aku pasti bermimpi. Kenapa pula aku bermimpi buruk tentang si idiot itu", Changbin kembali memejamkan matanya, tapi pinggang nya terlalu sakit karena tempat yang ia gunakan untuk tidur terasa sesak dan kecil sekali.
"Kenapa sofa ini keras sekali", gumamnya tanpa sadar, ia mencoba menyamakan tubuhnya.
"Hei, tunggu dulu. Sofa milikku tidak sekeras ini", Changbin buru-buru membuka matanya kembali dan bangun. Ia melihat sekeliling dan tempat itu bukanlah unit kecilnya.
Ia menoleh kesamping, dan pupil matanya melebar kala mendapati tiga pemuda yang kini sedang menatapnya sambil melambaikan tangan padanya.
"Hai lagi untuk yang kedua kalinya", Changbin menutup mulutnya kala pemuda idiot yang baru saja muncul dimimpinya sekarang berada tepat dihadapannya.
"Kau idiot, kenapa ada disini?", Jungkook, atau idiot panggilan Changbin untuk dirinya, menatap pemuda itu malas. Sedangkan kedua pemuda lainnya tersenyum bodoh.
"Ini asramaku, dasar pendek", Changbin yang melihat Jungkook hanya dengan kaos putih juga boxer hitamnya sedikit merasa asing dengan penampilan pemuda itu.
"Bagaimana bisa?", Changbin meraba tubuhnya, dan ia bersyukur dalam hati ternyata ia masih dalam keadaan berpakaian utuh juga anggota tubuh yang masih lengkap.
"Menurut mu? Kau mabuk berat dan tak ingin memberitahu dimana tempat tinggalmu. Dasar", Jungkook beranjak dari duduknya meninggalkan Changbin yang masih menunggu jiwanya benar-benar kembali.
"Hei tuan asisten produser, maaf aku tidak bisa mengajakmu tidur dikamarku. Jinyoung melarangku, padahal dikamarku ada penghangat ruangan. Aku yakin kau pasti kedinginan kan semalaman", Changbin menatap aneh pada Yugyeom yang memaki headband pada kepalanya.
"Tidak apa-apa, aku bersyukur kedinginan disini daripada harus tidur bersamamu", Mingyu yang ada disamping Yugyeom tertawa karena Yugyeom gagal merayu pemuda mungil dihadapan mereka.
"Hei, kalian tidak ingin sarapan?! Aku telah selesai", dari arah dapur, Jinyoung dengan apron masih menggantung dilehernya memanggil mereka.
Changbin menatap Jinyoung, kedua pasang netra berwarna kecoklatan itu saling menatap satu sama lain. Dan entah karena efek masih mabuk atau apa, Changbin tak gemetar saat ia bersitatap dengan Jinyoung. Namun, bisakah ia berterima kasih pada Jungkook yang juga kini tengah menatapnya, membuatnya tak terlalu fokus pada Jinyoung melainkan pada Jungkook. Jungkook mengalihkan fokusnya.
Dan tunggu, apa-apaan tatapan aneh yang dilayangkan Jungkook padanya. Entah itu hanya perasaanya saja atau memang nyata, Jungkook menatapnya hangat. Fokus Changbin teralihkan pada Jungkook yang berada tepat dibelakang Jinyoung.
"Kau mabuk semalam, dan aku tak tau tempat tinggal barumu. Jadi aku membawamu kemari", Jinyoung berbicara ragu pada Changbin, namun sungguh ia merasa aneh kala Changbin masih menatapnya. Atau bukan dirinya, mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
[5]So I Married My Anti-Fans | Jungkook x Changbin ver. (COMPLETED) (✔)
Fanfictiontentang si pendek dan si idiot bertemu dalam waktu singkat namun saling terikat siapa sangka perasaan benci itu berubah jadi cinta seperti banyak orang mengatakan "jangan terlalu membenci seseorang jika kau tak ingin berakhir menyukainya" WARNING!! ...