Menyebalkan

26.4K 828 12
                                    

Cerita ini mengandung unsur 🔞🔞
Mohon bijaklah saat membacanya

--------------------------

Sudah hampir dua minggu Ara dirawat disini dan kondisinya sudah semakin membaik, tapi pagi ini Ara di buat kesal oleh tingkah laku suaminya itu yang sangat over protective padanya

"Ka, aku pengen pulang" ujar Ara yang sedari tadi berusaha untuk membujuk Rico dengan wajah memelasnya

"Enggak! Kamu masih belum sembuh total"

"Ih ya Allah aku tuh udah sembuh kak, noh liat" ucap Ara yang seraya memutar tubuhnya untuk meyakinkan suaminya itu yang sedang terfokus pada laptopnya itu

"Ga!" Jawab Rico tanpa basa-basi

"Bodo ah pen kabur aja gua" gumam Ara pelan yang masih bisa di dengar oleh Rico

"Hah, apaan?" Tanya Rico dengan wajah dinginnya

"Oh kaga, tadi ada suster seksi bat lewat" jawab Ara berbohong

"Dasar lesbi" ejek Rico dingin dan melanjutkan aktivitas dengan laptopnya itu

"Eh ya Allah amit-amit nauzubillah eh" ucap Ara yang bergidik ngeri. Kemudian terlintas ide cemerlang di otak Ara yang membuatnya tersenyum sendiri

Ara pun berjongkok dihadapan suaminya itu yang sedang duduk di sofa dengan laptopnya

"Kak" panggil Ara memulai menjalankan misinya

"Hmm?" Gumam Rico
"Kakak sayang sama aku ga?" Tanya Ara, jawaban yang Rico keluakan pun tidak sesuai dengan harapannya

"Engga, biasa aja" jawab Rico to the point, Ara pun menampakkan wajah kesalnya dam pergi meninggalkan Rico, dia lebih memilih untuk melihat pemandangan pada balkon ruangannya itu

Dia masih kesal dengan apa yang dikatakan Rico, Ara tau Rico tidak benar-benar dengan jawabannya itu tapi kenapa hati dia terasa begitu sesak?

Tiba-tiba sebuah tangan melingkar tepat di pinggulnya, dia tahu yang memeluknya itu Rico tapi dia tidak ingin menanggapinya

"Aku menyayangimu Ara, bahkan aku sangat mencintaimu" ucap Rico seraya menaruh dagunya di pundak Ara. Ara tetap diam, sebenarnya dia sangat bahagia mendengar ucapan suaminya itu tapi Ara ingin membalas perbuatan suaminya itu

Ara melepaskan tangan Rico yang melingkar di pinggangnya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun Ara pergi meninggalkan Rico di balkon sendirian

"Sayang, apa kau marah padaku?" Tanya Rico yang menghampiri istrinya yang sedang tertidur sambil memunggunginya

Karena tidak mendapatkan jawaban dari gadisnya itu ia pun berjalan menghadap wajah Ara, ia berjongkok dan menaruh dagunya di ranjang

Ara hanya menatapnya dingin, sebenarnya Ara ingin sekali tertawa melihat ekspresi wajah Rico saat ini

"Apa kau tidak percaya padaku?" Tanya Rico
"Aku percaya padamu, bahkan aku juga percaya saat kamu bilang perasaan hanya biasa saja padaku" ucap Ara dingin

"Ya Allah Ara, aku tidak serius mengatakan itu. Aku mengatakan itu karena aku tahu pasti kau akan terus membujukku untuk membiarkan mu pulang. Demi tuhan aku mencintaimu Ara" ucap Rico bersungguh-sungguh

"Bohong!"
"Aku tidak bohong Ara, aku benar-benar mencintaimu" ucap Rico seraya menggenggam tangan Ara tapi Ara langsung menghempaskan tangan itu kasar

"Aku tidak percaya padamu, sangat wajar jika kamu tidak memiliki perasaan padaku karena memang pernikahan kita hanya di dasari perjodohan saja" ucap Ara 'maafkan aku kak' batin Ara tertawa

"Ara, demi tuhan aku mencintaimu" ucap Rico yang mulai panik dan tertunduk lemah. Karena tak tega melihat prianya itu dia pun langsung terduduk dengan semangat yang membuat Rico terkejut

"Kalo gitu ayo kita pulang" ucap Ara seraya mengulurkan tangannya untuk mengajak Rico pergi

"Ayo pulang kak" ucap Ara dengan wajah memelasnya itu.

Rico pun tersenyum misterius, entah apa yang ia pikirkan saat ini "Kita pulang tapi ada syaratnya" ucap Rico

"Dih ngapain pake syarat segala si?"

"Terserah, dengan syarat atau tidak pulang sama sekali" ucap Rico mengancam Ara. Ara mendengus kesal kerena dia bingung kenapa sekarang jadi dia yang di ancam oleh suaminya?

"Yaudah iya apa?" Tanya Ara kesal. Rico pun mendekatkan wajahnya di telinga Ara dan menghirup aroma tubuh Ara dalam-dalam yang selama ini telah menjadi aroma favoritnya

"Kita akan pulang jika kamu membiarkan aku menggerayangimu malam ini, bagaimana?" Bisik Rico yang membuat Ara merinding.

"Omes bat si ya allah" Ara pun memukul bahu Rico dengan sekuat tenaga, bisa-bisanya dia berfikiran mesum di saat kondisi yang seperti ini

"Aaaaw sakit"
--------------------------------

Setelah sampai apartemennya dia pun langsung merebahkan tubuhnya di sofa, entah kenapa dia sangat merindukan apartemen ini

Kalian tahu? Perjuangan Ara agar bisa pulang ke apartemennya ini tentu tidak mudah Ara berdebat keras dengan syarat yang di berikan kekasihnya itu pada saat di rumah sakit dan akhirnya Ara pun menyetujui syarat dari suami yang dia anggap omes ( otak mesum )

Rico pun menghampiri Ara dan ikut duduk di sampingnya, Ara yang masih kesal pun langsung bergeser menjauh dari Rico. Rico yang melihat tingkah gadisnya itu pun terkikik geli

Rico pun membaringkan kepalanya di paha Ara, Ara yang melihat itu pun menatapnya dingin

"Ngapain si ah" ucap Ara risih, bukan karena Rico yang tidur di pangkuan Ara tapi karena jantungnya yang berdegup sangat kencang saat melihat sikap manja suaminya ini. Dia tidak bisa memungkiri bahwa dia merindukan suaminya ini, sangat.

"Aku merindukanmu Ara" ucap Rico bersungguh-sungguh yang membuat Ara seketika blushing ya, bukan Rico namanya jika tidak bisa membuat Ara blushing seperti itu

Dan bukan Ara namanya jika tidak bisa membalas Rico. Dia pun mengusap bibir bawah Rico dan langsung mengigit nya lembut yang entah membuat Rico meringis kesakitan atau mengerang

"Aaargh" ringis Rico seraya beranjak dari tidurnya dan duduk di samping Ara
"Oh udah mulai nakal ya gigit-gigit" lanjut Rico seraya mendorong tubuh Ara yang membuat Rico saat ini berada diatas tubuh gadisnya itu

"K,kakak mau ngapain?" Tanya Ara terkejut

"Apalagi jika bukan untuk memakanmu" bisik Rico ditelinga Ara yang membuat Ara meringding

"Kakak ih aku merin_"

Ucapan Ara tertelan begitu saja saat Rico menyerangnya dengan sebuah ciuman. Tak ada kelembutan di ciuman ini, bahkan Rico terkesan sangat menuntut. Pria itu menciumnya dengan penuh nafsu. Kedua tangan Ara ia kunci di atas kepala wanita itu sendiri

Desahan sudah tidak bisa di cegah lagi untuk keluar dari mulut Ara, apalagi saat ciuman Rico sudah turun ke lehernya. Pria itu menghisapnya kuat, sehingga meninggalkan kissmark. Tak cukup sekali, Rico melakukan berkali-kali hingga leher Ara penuh dengan kissmark.

"Kakak, aahh" desah Ara saat merasakan benda keras itu sudah menggeseknya di bawah sana

Rico mengangkat wajahnya dan melanjutkan gesekannya. Menatapi wajah Ara yang memerah di rundung nafsu.

"Kak..ahh" desah Ara lagi.

Rico kembali mendekat dan menciumi wajah Ara tanpa menghentikan aktivitasnya di bawah sana. Menekannya gemas merasa nikmat walau sedikit tersiksa karena menginginkan lebih

"Boleh Ra?" Tanya Rico dengan penuh harap
.
.
.
Kira-kira apa ya jawaban yang di dapatkan oleh Rico?

Jangan lupa vote dan komennya ya

Cek cuplikan selanjutnya di Instagram aku

My Killer Teacher is My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang