BAB 3

8 3 0
                                    

Pukul 18.00: masi setia menunggu kedatangan bunga

"Hen dan putri masi menonton filem di TV, acara filem pun sudah berganti-ganti tapi bunga belum juga datang menghampiri hen dan putri".

Beberapa menit berlalu bunga masi belum juga datang, terpaksa putri pergi kekamar bunga untuk memanggilnya.

"Tok. . . tok. . . !" Terdengar suara ketukan lembut dari pintu kamar bunga.

"Masuk. . . Tidak dikonci, kok" kata bunga.

"Hai, ade putri!" Hm. . . tumben putri jam segini kekamar biasanya ade putri sedang asik-asik nonton TV?.

"Lh. . . kak bunga pasti sudah lupa!" kak bunga tadikan menyuruh saya dan kak hen menunggu di ruang tengah untuk menceritakan tentang acara perpisahan kak bunga, saya dan kak hen sudah berjam-jam menunggu kak bunga tapi kenapa kak bunga belum juga datang.

"Oh. . . ia aku lupa maafkan aku ade putri?" setelah selesai mandi tadi aku tidak sengaja ketiduran.

Ayo kak bunga kita keruang tengah soalnya kak hen masi menunggu di depan TV sambil menonton acara di TV, kak hen juga ingin mendengarkan cerita dari kak bunga.

Bunga dan ade putri pergi keruang tengah untuk menemui kak hen yang sudah sabar menunggu berjam-jam hanya untuk mendengarkan cerita dari bunga tentang acara perpisahan di SMP nya.

Setelah sampai diruang tengah bunga langsung duduk di kursi untuk menceritakan kebahagian yang kini bunga rasakan kepada ade putri dan kak hen.

"Gini ya ceritanya!" acara perpisahan bunga tadi berjalan dengan lancar tampa ada hambatan apapun, meski acaranya itu hanya di lapangan sekolah tapi itu tidak kalah bagusnya di bandingkan digedung-gedung, dekor panggungnya sangat bagus dan indah yang mendekornya itu adalah kami sendiri dan di bantu sama anak OSIS, tempatnya juga luas dan yang terpenting itu kami bisa merasakan alaminya ase dari udara dan acaranya itu bukan hanya untuk siswa-siswi saja tapi juga diikuti oleh wali dari siswa-siswi.

Oh iya aku hampir lupah siswa-siswi nya juga menampilkan tari-tarian, puisi, drama, disetiap kelas itu harus menyumbangkan satu lagu dan bagi wali murid juga di persilahkan untuk menyumbangkan suara emasnya untuk bernyanyi.

"Bagaimana perasan bunga saat menaiki panggung untuk bersalaman sama ibu guru dan bapak guru yang telah mengajarkan bunga selama tiga tahun terakhir ini?" tanya kak hen.

"Hm. . . rasanya itu sedih tapi disisi lainnya juga bahagia?" sedihnya itu aku harus berpisah dengan teman - teman dan guru -guru yang sudah aku anggap sebagai orangtua kedua aku sendiri setelah ibu dan ayah.

Bahagianya itu aku bisa berfoto dengan semua guru yang mengajar di SMP dengan berpakaian kebayak, biasanya kalau berfoto itu memakai seragam putih biru.

"Setelah tamat dari SMP rencana bunga mau melanjutkan ke SMA atau SMK mana?" mulai sekarang bunga harus pikirkan lah kemana bunga ingin melanjutkan sekolahnya.

Sampai saat ini bunga sendiri masi bingung dan belum tauh mau sekolah di SMA atau SMK mana.

Evi ibu dari bunga memanggil hen,putri dan bunga untuk makan malam.

Cerita bunga terpaksa di jedah sebentar dan akan di lanjutkan setelah selesai makan.

Hen, putri dan bunga pergi ke meja makan, ayah dan ibu sudah menunggu di meja makan.

Disaat bunga sedang menikmati makannya bunga di tanya sama ayahnya.

"Bunga kamukan sudah tamat SMP kamu ingin melanjutkan ke sekolah mana?".

"Hm. . .hm bunga terkejut dengan pertanyan dari ayahnya!" belum tauh ayah bunga kan baru hari ini tamat sekolahnya, masi satu minggu lagi waktu untuk berpikir melanjutkan sekolah yang bunga sukai.

"Ia tapi jangan lama - lama juga berpikirnya nanti pendaftaran sekolanya tutup".

Bunga tidak boleh bersantai- santai saja itukan bukan bunga sendiri ingin melanjutkan sekolah, ada beribu orang yang ingin melanjutkan sekolahnya, nanti bunga ketinggalan informasi membuat bunga terlambat dalam pengumpulan berkasnya.

"Ia ayah bunga sudah tauh!" tidak mungkin bunga lupah, bunga sudah mencatat semua tanggal penerimaan siswa-siswi baru di setiap sekolah.

"Selesai makan bunga membereskan menja makan dan mencuci piring, kak hen dan putri kembali ke ruang tengah untuk melanjutkan cerita yang sempat tertundah".

Semua perkerjaan bunga sudah selesai, bunga pergi keruang tengah untuk menyusul kak hen dan ade putri yang sudah menunggunya untuk melanjutkan cerita yang sudah tertundah.

"kalau teman - teman bunga sendiri mau melanjutkan sekolah SMA dimana?" tanya hen.

"Rencana mereka ingin melanjutkan sekolahnya di SMA 1 Negeri yang ada di Bandung" tidak tauh jika mereka berubah pikiran.

Hen dan bunga sedang asik- asik mengobrol mereka tidak sadar bahwa putri sudah tidur, putri sebagai pendengar setia dari cerita hen dan bunga.

Hen langsung melihat ke arah dinding yang terpajang jam ternyata sudah pukul 23:00 Waktu Indonesia bagian Barat yang tandanya malam semakin larut, mereka pun pergi kekamar masing-masing untuk tidur, hen dan bunga memili untuk melanjutak obrolanya besok saja.

"Bunga sudah ada di kamar untuk merapikan tempat tidurnya!" setelah selesai merapikan tempat tidur bunga kembali menghampiri kak hen meminta dia untuk menggenong ade putri kekamar.

Selesai dari kamar bunga kak hen juga pergi kekamarnya untuk tidur.

"Dari berbagai kejadian itu bunga melihat aura cinta seorang ibu itu dapat menghadirkan kedamaian bagi kami, dan aura cinta dari seorang ayah akan memberikan kami kekuatan dalam menghadapi suatu masalah".

"Bagi bunga guratan-guratan di kening ayah dan ibu adalah prasasti tak berhuruf, tentang cerita kesuksesan yang kini anaknya raih".

peluk ibu sekali sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang