BAB 5

4 4 0
                                    

Pukul 05:00 Waktu Indonesia bagian Barat bunga sudah bangun dari tidurnya untuk memasak sarapan buat ade putri.

Setelah selesai membuat sarapan bunga kembali kekamar untuk membanggunkan ade putri yang mau sekolah.

"Ade putri yang canti!" ayo bangun kamukan harus sekolah, nanti kamu bisa terlambat.

Ade putri langsung bangun dari tidurnya, dan ade putri langsung pergi kekamar mandi untuk mandi, sementara bunga menyetrikakan seragam batik sekolah ade putri untuk dipakai hari ini.

Ade putri selesai dari mandinya, bunga juga selesai dari menyetrikan seragam sekolah ade putri, bunga membantu ade putri dalam memakaikan seragam sekolah, bunga juga mensisir rambut ade putri setelah rambutnya tidak kusut lagi bunga langsung mengikat rambut ade putri supaya rambut ade putri kelihatan lebih rapih, bunga hampir melupakan bedaknya.

Itu semua sudah menjadi tugas bunga sebagai kakak untuk menggantikan ibu disaat ibunya sedang tidak ada dirumah.

"Bunga juga sering di panggil ibu sama ade putri mungkin perhatian bunga kepada ade putri itu seperti seorang ibu kepada anaknya sendiri, dan mereka juga sangat dekat dari kecil bunga yang membantu ibu merawat ade putri di saat ibu berkerja.

Bunga kembali kedapur untuk menyiapkan makanan untuk ade putri".

Ade putri sudah duduk di meja makan.

Bunga menyuapkan ade putri, jika tidak di suapi nasi ade putri pasti tidak habis, ade putri itu tidak sukan makan nasi dia itu suka makanan ringan, ade putri pernah dua hari tidak makan nasi dia hanya memakan cikian, padahal ibu selau bilang sama ade putri tidak boleh makan cikian yang berlebihan karena makanan ringan itu tidak sehat bagi tubuh.

Sehabis dari makan ade putri pamit kepada bunga untuk berangkat kesekolah.

"Kak bunga putri pamit kesekolah!" sambil menciyum tangan bunga.

Ia pergilah nanti bunga bisa terlambat kesekolahnya.

"Kalau sedang berjalan itu matanya pokos ke arah jalan".

"Ia. . . ia kak bunga!" pasti aku pokos saat menyeberang nanti.

"Dah. . . kak bunga".

Putri kesekolahnya sendirian saja tampa di anter oleh bunga karena sekolah-han putri itu tidak jauh dari rumahnya, pulang sekolah juga ade putri tidak dijemput sama bunga.

Disaat ade putri keluar rumah untuk pergi kesekolah Bunga langsung mengkonci pintu rumahnya, dia takut nanti ada orang asing masuk kerumahnya secara diam - diam tampa sepengetahuan dia, apa lagi ditambah bunga saat ini sedang sendirian saja dirumah.

Setelah selesai dari mengkonci pintu bunga duduk di sopa yang berdeketan dengan jendelah, secara tidak sengaja bunga melihat seorang nenek yang sedang berjalan sama cucungya, mereka juga sangat akur dan rasa sayang mereka satu sama lainya itu kelihatanya sangat besar.

Ketika bunga meliat seorang nenek bersama cucungnya yang sedang berjalan bersama tersebut, bunga langsung terpikir dengan neneknya yang belum datang kerumahnya sampai saat ini.

"Sudah satu hari satu malam hen dirawat dirumah sakit, heni belum juga berkunjung kerumah bunga" heni itu adalah nenek bunga.

Padahal rumah nenek bunga itu masi satu desa tapi dia belum juga main kerumah untuk menanyakan kondisi keadaan keluarga bunga, heni neneknya bunga tidak pernah mau menginaf dirumah bunga.

"Bunga, ade putri dan kak hen dari kecil sampai remaja mereka tidak pernah di sayang sama heni, padahal mereka itu adalah cucung kandungnya sendiri".

Bunga tidak berani bicara kepada neneknya bahwa mereka ingin disaya dan diperhatikan sama neneknya seperti ida, anisa dan gilang.

Bagi kakak hen dan ade putri neneknya itu sudah tidak ada lagi dibumi ini, selama bertahun-tahun mereka tidak pernah disaya oleh neneknya dan ditambah rasa cuweknya yang tinggi terhadap kakak dan ade bunga.

Tapi kakak dan ade bunga masi memiliki hati, mereka tetap menggangap heni itu sebagai neneknya, karena mereka sangat sayang sama ibunya jadi mereka tidak mau menyakiti hati ibunya dengan perkataan yang buruk mengenai neneknya.

"Heni neneknya bunga itu sangat menyayangi ida, anisa dan gilang mereka itu adalah cucung dari nenek juga yang tinggal satu rumah denga nenek" itu adalah anak juwita ade dari evi ibunya bunga.

"Dua jam berlalu bunga baru ingat bahwa di mau kepasar hari ini, gara - gara kelamahan melamun membuat bunga lupa untuk pergi kepasar".

Bunga melihat jam ternyata sudah pukul 09:45 Waktu Indonesia bagian Barat bunga tidak jadi pergi kepasar dia ingin menunggu ade putri pulang dari sekolah.

Sepuluh detik kemudian ade putri pulang dari sekolah, bunga mengajak ade putri kepasar, bunga tidak berani meninggalkan ade putri sendirian dirumah.

Mereka berdua pergi kepasar untuk membeli kebutuhan dapur yang sudah habis dirumah.

Selama tiga menit mereka berjalan akhirnya mereka tibah di pasar, mereka langsung ketempat pedagang yang menjual sayur dan bumbuh dapur.

Semua bahan sudah mereka beli.

Mereka hanya ke satu tempat, mereka tidak mencari - cari pedagan yang lain karena mereka ingin cepat pulang.

Ditengah perjalan pulang bunga melihat heni neneknya bunga, bunga tidak berani untuk memanggilnya, bunga memili pura - pura tidak melihat heni tapi ternyata sebaliknya heni juga melihat bunga.

Heni datang untuk menghampiri bunga yang berada di seberang jalan.

"Bunga. . . bunga tumben kamu hanya berdua dengan putri saja kepasarnya, kemana ibu kalian?" tanya heni neneknya bunga.

"Oh. . . ibu. . . ibu sedang tidak ada dirumah" jawab bunga.

"Ibu kalian pergi kemana sehingga dia menyuruh kalian untuk belanja dipasar?".

Ibu bunga sedang dirumah sakit untuk menjaga kak hen yang di rawat inaf.

"Ibu kalian itu tidak memberitauh nenek bahwa hen dirawat di rumah sakit?".

Mungkin ibu itu punya alasan tidak memberi tauh nenek.

"Ha. . . alasan untuk apa sehingga dia tidak mau memberitahu aku?".

Mungkin ibu bunga itu tidak mau merepotkan nenek dan ibu juga tidak mau membuat nenek jadi kepikiran denga keadaan hen.

"Sudah berapa hari hen dirawat di rumah sakit?".

Baru satu hari satu malam kak hen dirawat di rumah sakit.

"Ayah kalian itu ikut juga kerumah sakit?".

Ia ayah iku menemani ibu untuk menjaga kak hen dirumah sakit.

"Berarti saat ini hanya kalian berdua saja di rumah?".

Ia nenek hanya kami berdua saja dirumah.

"Nenek. . . nenek jika nenek tidak ada perkerjaan dirumah, nenek bisa menginaf dirumah kami selama ibu kami masi dirumah sakit" kata ade putri.

Nenek tidak bisa janji untuk nginaf dirumah kalian, jika nenek nginaf dirumah kalian bagaimana dengan ida dan anisa pasti mereka tidak akan menyuruh nenek menginaf diruma kalian.

"Ya sudah kalau memang nenek tidak bisa meninggalkan mereka untuk beberapa hari saja, tidak usal lah nenek nginaf dirumah bunga" jawab bunga dengan tegas.

"Jika ada kabar baru dari ayah dan ibu kalian tolong kasih tauh aku?".

"Ia nenek nanti bunga kerumah nenek jika bunga mendapatkan kabar tentang kondisi keadaan kak hen!"

"Nenek kami duluan pulang!" hati- hati dijalan nek?.

Bunga dan ade putri pamit sama neneknya sambil menciyum tangannya.

Mereka melangkakan kaki denga panjang supaya mereka bisa jauh dari neneknya, setelah agak jauh dari nenek bunga dan ade putri kembali berjalan seperti biasanya.

peluk ibu sekali sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang