BAB 22

1 1 0
                                    

Pukul 15.00: Dia Membuat Aku Tegar

Saat bunga pulang dari sekolah, di kejuti dengan musibah yang menumpa keluarga mereka, ibu bunga di tabrak oleh sepeda motor.

Ibu bunga di tabrak motor di pasar, memang seorang pengemudi sepedah motor itu belaju sangat kencang mukin pengendara motor tersebut tidak mengerim dan mebuat dia menabrak ibu bunga.

Dengan cepat bunga mengganti seragam sekolanya.

Ibu bunga sudah di bawah ke puskesmas yang terdekat.

Bunga pun berangkat ke puskesmas dengan kak hen.

Bunga belum menangis karena bunga belum melihat wajah ibunya.

Saat tibah di puskesmas kak hen dan bunga langsung masuk keruangan ibu.

Bunga berjalan dengan labat, dia tidak percaya bahwa  yang di tabrak itu buka ibunya,yang selama ini bunga tauh ibu tidak pernah sakit, kalau bunga sering bilang bahwa ibunya kebal, tapi hari ini ibu masuk rumah sakit.

Hen pun muta balik untuk menarik bunga yang jalan ya begitu lambat.

"Saat bunga lihat tubuh ibu mandi darah, hanya wajah yah yang tidak telalu banyak darahnya, bunga melihat wajah ibu yang matanya sudah terpejam dan taringkan napasnya juga tidak kuat lagi".

Bunga menangis hesteris sambil menciyum pipi ibunya, bunga tidak kuasa menahan air mata.

Setelah bunga memeluk ibu bunga keluar ruanga, karena suster akan membersikan semua lukah yang ada.

Disaat ibu di bersikan lukannya ibu terjerit kesakita, membuat bunga semakin menanggis.

Tapi bunga segerah menghapus air matanya, karena ayah dan ade putri mau menghampiri bunga.

Bunga cobah untuk menahan tangisnya di depan ade putri.

Tapi ade putri mendenarkan seduh ku dan dia tauh kalau aku sedang menangis.

"Kak jangan nangis!" ade putri yang marah sama bunga.

"Kakak tidak nangis!" jawab bunga dengan senyum.

"Disaat bunga senyum!" ade putri melihat ada ari yang jatuh dari mata bunga.

"Hh. . . hh. . . hh!" kakak bohong sama putri itu kakak menangis putri lihat tadi ada air mata yang jatuh.

"Berhentilah kakak menanggis!" teriya putri di depan ruangan ibu.

"Iya kak bunga tidak akan menangis lagi!.

Setelah selesai di bersikan dokter di puskesmas keluar dari ruangan untuk memanggil ayah.

Ternyata ibu bunga harus rujuk kerumah sakit yang besak di bandung.

Luka ibu sangat parah  dan harus dirawat rumah sakit yang alatnya lengkap.

peluk ibu sekali sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang