BAB 19

0 1 0
                                    

Pukul 19.00; Kembalikan Hak Yang Bukan Milik Kamu

Bunga melihat kakeknya yang sedang  beresenang dengan anak-anaknya dan istrinya.

Rasanya bunga ingin melemparkan batu ini kepada muka mereka.

Bunga sangat benci melihat orang yang bersenang-senang diatas penderitan yang dihadapi oleh ibu.

Memang ibu bukan  anak dari istri kakek sekarang.

Ibu bunga itu anak awi dan heni tapi mereka sudah bercerai.

seharusnya awi berikan sedikit saja waktu kamu untuk bertemu denga evi.

Tapi kakek telalu menyayangi anak dan istrinya, sedangkan ibu saya di hina dan di caci sama mereka kakek tidak marah bahkan di biarkan saja.

Bunga tidak akan tinggal diam lagi, jika mereka menghina ibu aku pasti aku balik menghina mereka.

ibu bunga itu bukan pengemis, ibu bunga itu mau ngutang duit bedah kalau ngutang dengan minta, kalau nguta duitnya juga pasti dibayar.

"Nenek tiri bunga  sangat benci sama ibu bunga!" mega nama nenek tiri bunga.

Bunga melihat ibu yang sepertinya mau kerumah kakek, bunga langsung bersembunyi memanjat pohon jamu supaya dia tidak di liaht sama ibunya.

Disaat evi datang kerumah awi dan mega hanya untuk berkunjung sebentar karena evi sudah lamah tidak main kerumah ayahnya.

Riaksi wajah menga tampak tidak senang melihat evi main kerumahnya.

Mungki dia kira kedatanga evi yang kedua kalinya kerumah mereka untuk meminta uang atau apa lah.

Mega tidak pergi dari awi dan evi, dia taku kalau awi akan memberikan sebagian hartanya untung evi.

Lima menit berlalu evi pamit untuk pulang.

Setelah evi pulang dari rumah awi, bunga turun dari pohon jamu.

Setelah bunga turun dia memperberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah kakeknya.

"Tok. . . tok!" bunga menotong pintu tampa memanggil nama orang rumah.

Awi yang membuka pintu rumahnya, dia juga mempersilakan bunga masuk kedalam rumahnya.

"Siap yang datang!" tanya mega.

"Saya yang datang!" apa anda tidak suka.

"Tidak. . . tidak!" jawab mega dengan tebata - bata, dia tidak menyangka bahwa bunga bisa melawan.

"Bunga kesini ini mau minta hak!"

"Hak apa!" kata mega.

"Jangan kamu pura-pura tidak tauh!" dengan tujuan kedatangan saja.

Saya mau mengambil hak ibu saya yang sudah kalian rampas, kalian yang selama ini menghina dan mencaci ibu saya, kakek juga  mebiarkan mereka melakukan itu kepada ibu saya.

Apa dengan menghina ibu saya membuat kalian bahagia, tunggu saja kalian akan mendapatkan balasannya dari Allah.

Memang saat ini kalian orang yang terkaya di desa ini lihat lah rodah akan berputar.




peluk ibu sekali sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang