BAB 26

0 1 0
                                    

Pukul 18.30: Saatnya Operasi

Hari ini ibu di oprasi tapi ayah masi dalam perjalanan untuk ke sini.

Nenek bunga tidak juga tidak akan datang, dia punya kesibukan sendiri.

Dia  saat ibu bunga dirawat dirumah sakit saja tidak, menanyakan kabar kondisi keadaan ibu saya.

Apa pantas nenek di panggil ibu untuk anaknya, dia saja melantarkan anaknya sendiri, apa orang seperti dirinya  masi bisa di panggil dengan sebuta ibu.

Ayah bunga tibah dirumah sakit.

"Bunga sudah Operasi nya?" tanya john ayah bunga.

Belum ayah habis shalat magrif nanti baru dimulai Operasinya.

"Ngomong-ngomong ayah kesini sama siapa!"

"Ayah sendiri!" dari pulang kerja ayah langsung kesini.

"Kenapa ayah tidak mengajak nenek?".

"Nenek kamu sedang ikut  acara orang wisuda!"

"Emang tidak ada hati!" masa lebih memili ikut orang wisuda di banikan untuk melihat anak saja tidak memiliki waktu.

"Lihat tuh, Ya! Apa Kataku! Tidak salah kan aku membenci nenek? Terbukti dia memang orang yang kejam. Padahal ibu lebih membutukan sosok seorang ibu disisinya, tapi nenek tidak berpikir sampai kesana.

"Iya deh, bunga, iya", senyum ayah mengusap-usap kepala anaknya. " kau rupanya punya naluri yang peka. Mulai sekarang ayah akan percaya pada firasatmu.

Suster pun keruangan ibu bunga untuk di operasi.

Bunga dan ayah nya mengiringi suster yang membawa ibu bunga untuk di operasi.

Ibu bunga masuk di ruang Operasi, sedangkan bunga dan ayahnya menunggu di depan tempat tungu yang tidak jauh dari ruangan Operasi.

Setelah dua jam Operasinya belum selesa begitu saja.

Bunga dan ayah merasa cemas karena ibunya lama  belum keluar  dari ruang operasi.

Satu jam kemudia ibu keluar dari ruang operasi, tapi ibu pakai selang oksigen.

Membuat bunga tambah taukt.

Ibu pun di bawah kembail keruangannya, setelah tibah diruanga ibu bunga memanggil bunga.

Tapi mantan belum juga membuka, disaat suster keliar bunga, memberikan minum.

Setelah minu ibu bunga membukakan matanya.

Alhamdulilah  ya. Allah Operasinya berjalan dengan lancar, mesik harus melalui kecemasan yang tinggi, itu tidak mematahkan semangat bunga.


peluk ibu sekali sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang