BAB 10

0 1 0
                                    

Pukul 07.00: Bunga kesal sama nenek

Hari ini semua orang sibuk membersikan rumah mereka untuk menyambut hari lebaran yang jatuh pada tanggal 5 juni tepanya hari besok.

Semua orang rantauan dikota pada pulang kekampung halaman mereka, untuk berkumpul dengan keluargan mereka, yang sudah lama tidak bertemun dan bertatap muka secara langsung.

"Hari lebaran adalah hari mempersatukan keluar yang selama ini terpisah oleh waktu dan jarak".

Lebaran juga memberandikan diri kita untuk sali memaafkan satu sama lain.

Orang yang sedang bermusuhan pun bisa menjadi teman.

Begitu indahnya hari lebaran, kita juga bisa bertemu dengan kawan-kawan seperjuangan yang selama satu tahun ini hanya bisa dipertemukan satu kali,kapan itu bisa tercapai kalau tidak di hari lebaran seperti ini.

"Allohuakbar. . . allohuakbar. . . allohuakbar. . . lailahailallah allahu akbar. . . allahu akbar wali lelah ilham".

Suara takbir mulai berkumandang di setiap masjid yang tandanya besok benar-benar hari lebaran.

Bunga membantu ibunya bikin ketupat, bunga juga membantu ibunya masak opor ayah.

"Tiga jam berlalu masakan pun sudah jadi semuanya!" ibu dan bunga pergi kekamar untuk tidur.

* * *

"Sekarang sudah pukul 05:00 pagi waktunya bangun!" bunga terbangun dari tidurnya oleh suara alaram dari hpnya.

Bunga pergi kedapur untuk membantu ibu, tapi semua sudah dikerjakan oleh ibu.

"Ibu. . . ibu bunga bantu apa?"

"Tidak usah bunga ini juga sebentar lagi selesai".

Tapi bunga ingin bantu ibu.

"Kalau memang bunga mau bantu ibu!" semua makan dan kue-kue itu letangkan diatas meja makan dan di meja tamu.

"Baiklah ibu!" semuan pasti beres di tanggan bunga.

Rumah sudah rapi dan makanan sudah di siapi, bunga pergi kekamar mandi untuk mandi.

"Ayah ibu, ade putri dan kak hen sudah selesai mandi!" mereka juga sudah siap untuk pergi shalat, sebelum mereka pergi shalat mereka mau sarapan sambil menunggu bunga.

Dua menit berlalu bunga kemeja makan untuk sarapan.

Saat bunga mau mengambil ketupat bunga ditergur oleh ayahnya.

"Bunga tidak boleh makan ketupat!" bunga harus sarapannya itu makan nasi.

"Kenapa harus nasi ayah?" ketupat itu sama seperti nasi.

"Gini yah bunga kalau hari lebaran idul fitri kita di wajibkan sarapannya itu makan nasi!"
Karena kita sudah berpuasa satu bulan penuh berarti kita tidak makan kan oleh karena itu umat islam disunahkan untuk sarapan dengan memakan nasi.

"Ia ayah bunga tidak jadi makan ketupatnya!" bunga mau makan nasi saya kalau memang itu di sunahkan.

"Ayah bunga mau bertanya!" kalau lebaran idul adha itu masi tetap makan nasi seperti lebaran idul fitri, atau tidak.

"Bunga dengerkan ayah supaya bunga tidak bingung lagi!" kalau lebaran idul adha kita di sunahkan untuk sarapan dengan makanan ringan seperti kue-kuean bisa juga dengan sarapan ketupat karena di lebaran idul adha kita tidak puasa jadi otematis kita tidak lapar jadi kita bisa sarapanya memakan apa saja kejuali nasi.

Sekarang bunga sudah paham, bunga tidak mengulanginya lagi.

"Bunga cepat sarapannya itu nanti kita bisa telat pergi shalat nya!" kata evi ibunya bunga.

"Ini sudah selesai ibu!".

Ibu mengkonci pintu rumah sebelum berangkat shalat, karena rumah kosong tidak ada yang jaga semuanya shalat.

Setelah selesai mengkonci pintu rumah bunga satu keluarga pergi shalat bersama.

Kini bunga dan keluarga sudah tibah di lapangan sekolah SD yang menjadi tempat shalat idul fitri.

Aku dan ade putri barang sama ibu untuk mencari tempat untuk shalat, sedangkan kak hen bersama ayah.

Waktu shalat idul fitri sudah masuk, imam pun sudah mengingatkan bacaan untuk niat shalat iduf fitri, yang mungki ada sebagian orang yang lupa dengan bacaan niatnya untuk para makmumnya.

peluk ibu sekali sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang