🍁🍁🍁 Chapter-8

3K 104 1
                                    

"Kalau Ada Hal Yang Membahagiakan Sekaligus Menyakitkan Untuk Dipikirkan Itu Adalah Masa Lalu Sarat Akan Keindahan––"

- Kevino Aditya Rafasya

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Kevin menatap jengah gadis berpakaian minim yang ada di depan nya sudah hampir dua jam dia menunggu gadis itu berbelanja tapi gadis itu tak kunjung berhenti untuk memilih.

Bahkan belanjaan gadis itu saja sudah menumpuk di genggaman tangan Kevin. Kanzia gadis baru yang berstatus sebagai selingkuhan Kevin.
Gadis yang memiliki lekuk tubuh yang benar-benar menonjol, dan siapapun yang melihatnya pasti akan terkesima.

"Astaga lama banget sih Zia!!" Kevin mengeluh dia benar benar bosan melihat gadis itu yang terus memilih dan tangan nya benar-benar pegal saat ini.

"Ih kamu tuh, sabar dong." Ucap Kanzia tanpa menoleh kearah Kevin karena gadis itu sibuk memilih-milih tas yang harga nya tak bisa dibilang murah.

"Mau sabar sampe kapan, gue udah tiga jam nunggu Lo disini asal Lo tau––" Kesabaran Kevin sudah benar benar habis sekarang. Belum sempat Kevin meninggalkan gadis yang berstatuskan sebagai selingkuhan nya itu pergi suara seseorang memanggilnya dan Kevin tau suara milik siapa itu.

🍃🍃🍃

Berulang kali Vanessa berdecak kesal dan sudah berulang kali pula gadis itu membuang adonan kue brownis yang tidak jadi itu.
Hari ini hari libur, dan sudah dua jam lebih Vanessa berada di dapur.

"Ya ampun kenapa sih gue tuh gak bisa masak? Kan nyebelin" Geram Vanessa sambil menuangkan tepung ke dalam adonan kue itu kembali

Vanessa sendiri di rumah maminya pergi ke butik miliknya, papi nya ada di Jerman sekarang sedangkan Agista gadis itu sudah pergi pagi pagi sekali. Entahlah kemana gadis itu pergi.

"Yah! Gak jadi lagi" untuk sekian kalinya Vanessa kembali mengeluh.

Sedangkan wanita paruh baya yang ada di ambang pintu dapur itu terkekeh geli melihat putri sulung nya yang terlihat sangat menggemaskan dengan tepung- tepung yang ada di wajah manis gadis itu

"Sayang-Sayang kamu itu lucu banget sih." Vanessa tersentak kaget saat mendengar suara itu. Dia tau betul suara siapa itu.?

"Mami--" Ucap Vanessa sambil memeluk maminya.

Agatha---Maminya pun membalas pelukan sang putri tanpa menghiraukan tepung- tepung dan telur yang akan menempel di baru mewahnya.

"Kamu itu aneh banget tau gak, Soal fisika, biologi, kimia aja juara nya Tapi giliran masak gak bisa––" Vanessa mengerucutkan bibirnya. Memang benar apa yang dikatakan maminya bahkan Vanessa bisa menghafalkan rumus-rumus yang benar-benar barumenguras otak hanya dengan sepenuh menit saja. Tapi jika disuruh menghafalkan soal bumbu-bumbu dapur gadis itu sangat lemah dan menyerah.

"Padahalkan Nessa tu udah belajar terus tau mi!! Tapi kok gak bisa-bisa sih" Agatha tersenyum lembut menatap putri nya.

Ya. Agatha tau betapa berusaha nya Vanessa dalam belajar memasak. Betapa berharapnya gadis itu agar bisa memasakkan untuk kedua orangtuanya. Bahkan Vanessa tidak menghiraukan jarinya yang sudah berulang kali tersayat pisau.

KevNessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang