"–Mencoba Tertawa Di Saat Hati Mu Sedang Terluka Itu Adalah Lever Tertinggi Dari Sebuah Kata Bernama Sandiwara!!"
- Amanda Vanessa Alvadira
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
➖➖➖➖➖➖➖➖➖Vanessa menatap pantulan dirinya di cermin mata yang bengkak dan lingkaran hitam di bawah matanya menandakan bahwa gadis itu habis menangis dan juga tidak tidur semalaman.
Air matanya kembali meluruh, menggigit bibir bawahnya Vanessa menahan isak tangis nya. Kejadian semalam masih terngiang di kepala nya dimana untuk pertama kali nya Vanessa melanggar janji kepada mami dan papi nya.
Dimana untuk pertama kali nya Vanessa berani melawan papi nya. Dan dimana untuk pertama kalinya Vanessa menatap kedua orang tua nya dengan sorot mata kecewa yang tidak pernah dia tunjukan kepada orang orang, sorot mata yang dia jaga mati Matian agar tidak di layangkan kepada kedua orang tuanya! Agar mereka tidak sakit hati.Vanessa merasa bersalah tapi dia juga tidak bisa membiarkan mami dan papi nya semena mena dengan Agista, Vanessa merasa kedua orang tuanya pilih kasih, dan itu jugalah salah satu alasan mengapa Agista begitu membenci dirinya.
Sudah cukup Vanessa ingin Agista menganggap dirinya sebagai seorang kakak, Vanessa ingin Agista berbagi cerita kepadanya menumpahkan segala keluh kesahnya. Tapi itu hanya angan angan saja. Untuk itu Vanessa merasa pesimis.Gadis itu membersihkan air matanya dengan kasar, tangan nya mulai mengoleskan bedak untuk menutupi mata bengkak dan juga lingkaran hitam di matanya. Memang tadi malam Vanessa tidak bisa tidur,kepala nya benar benar sakit, dadanya terasa begitu sesak memikirkan bagaimana dan apa yang harus dia lakukan di hari esok.
Selain bintang dan bulan tidak bersinar dan itu membuat Vanessa tidak bisa tertidur. Biasa nya akan ada mami nya yang menemani tapi kemarin malam tidak ada.Setelah dirasa cukup Vanessa mengambil Jas Almamater OSIS miliknya kemudian memakai nya dan mengambil tas yang berada di nakas. Kaki jenjang nya mulai melangkah untuk menuruni anak tangga.
Matanya menatap ketiga orang yang ada di meja makan.
Disana tidak ada yang membuka suara, semua diam duduk dengan kepala yang menunduk.Vanessa melangkah mendekati meja membuat ketiga orang di sana menoleh, mami dan papi nya menatap Vanessa dengan sorot mata meminta maaf sedangkan agista menatap Vanessa mami dan papi ya dengan heran.
Biasanya mereka akan berbincang-bincang hingga membuat telinga Agista terasa panas dan juga muak, tapi ada yang aneh hari ini.?Vanessa duduk bahkan matanya tidak menatap satu orang pun, yang sedang duduk di sana, Vanessa sendiri masih bingung bagaimana cara nya bersikap setelah kejadian tadi malam. Sedangkan Agatha dan lano merasa terluka saat Vanessa tidak menatap kearah mereka.
Mereka tau mereka salah.
Lano dan Agatha bisa melihat sorot mata Vanessa yang terlukaVanessa bangkit dari duduknya kemudian memberanikan diri untuk menatap kedua orang tuanya, gadis itu mencoba menampilkan senyum seperti biasa tapi rasa nya sangat sulit, walaupun sulit Vanessa tetap tersenyum
"Vanessa pergi dulu Mi Pi!!" Ucap nya sambil menyalimi kedua orang tuanya, lano dan Agatha hanya diam menatap Vanessa dengan heran walaupun dalam hati mereka senang bahwa Vanessa sudah mau menatap mereka, bahkan sambil tersenyum!! Tapi tetap saja terasa aneh walaupun mereka tau seperti apa itu Vanessa.
🍃🍃🍃
Jam istirahat sudah berbunyi seluruh siswa siswi sudah berhamburan ada yang ke perpustakaan, ada juga yang bermain basket di lapangan dan ada juga yang pergi ke kantin.
Tapi berbeda dengan Kevin laki laki itu masih diam di dalam kelasnya tadi kedua sahabatnya sudah menawarkan nya untuk pergi ke kantin tapi Kevin menolak nya, pikirannya benar benar kacau
KAMU SEDANG MEMBACA
KevNess
Teen Fiction- Amanda Vanessa Alvadira "Hingga pada akhirnya aku mengerti. Kehadiranku tidak pernah di inginkan dan rasaku berhenti hanya sebatas mengagumi entahlah aku merasa sakit untuk kesekiankali. Lagi lagi dan lagi." - Kevino Aditya Rafasya. "Sampek akhirn...