"Cinta Sejati Tidak Hanya Untuk Ditemukan, Tapi Cinta Sejati Juga Perlu Di Bangun Agar Berjalan Dan Berkelanjutan"
- Amanda Vanessa Alvadira
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
➖➖➖➖➖➖➖➖Kevin mengerjabkan mata nya berkali-kali saat sinar matahari menyilaukan matanya, aroma lavender dan vanilla beradu menjadi satu masuk kedalam Indra penciuman nya, membuat Kevin merasakan kenyamanan dan ketenangan saat menghirup aromanya.
Kevin mengubah posisi nya menjadi duduk alisnya terangkat satu saat menyadari ini bukanlah kamarnya. Matanya menatap setiap sudut kamar yang terlihat mewah dan elegan dengan perpaduan warna gold dan putih.
Detik berikutnya Kevin baru ingat bahwa ini adalah kamar Vanessa.Otaknya menerawang kejadian sebelumnya dimana saat dia melihat Vanessa dengan laki-laki lain, hingga sampai dirinya mabuk berat dan sekarang berakhir di kamar gadisnya.
Tapi bagaimana bisa dia disini?!
Matanya menatap pintu saat mendengar suara langkah seseorang mulai mendekati nya, di sana Vanessa berdiri dengan piyama biru tua dengan tangan yang memegang nampan berisi makan.
Kevin tidak bereaksi apapun saat Vanessa menarik kursi dan duduk di depannya meletakan makanan yang dia bawa di meja yang memang ada di kamarnya.
Tatapan laki-laki itu terkesan datar dan dingin membuat Vanessa merasa canggung.Vanessa mencoba tersenyum saat matanya tak sengaja bertemu dengan mata tajam Kevin.
Vanessa tidak mau egois, semua ini terjadi karena diri nya, jika saja dia tidak berdekatan dengan Varrel maka semua nya tidak akan seperti ini. Tapi ini juga bukan salah laki-laki itu.
"Maaf kak!!" Vanessa berucap lirih tanpa menatap mata Kevin yang setajam pedang samurai.
Kevin masih tak bergeming.
"Aku tau aku salah, dan aku minta maaf, soal di maafin apa enggak itu urusan kak Kevin!! Klok ada yang gak kak Kevin suka bilang dan cerita sama aku jangan di pendam sendiri terus melampiaskan sama minuman keras dan berakhir menyakiti diri kak Kevin sendiri, bilang semuanya biar aku bisa merubahnya!!" Ucap Vanessa sambil memberikan diri menatap netra mata Kevin yang tidak setajam tadi.
"––Kak Kevin tau cinta yang aku punya udah habis!! Semuanya udah dirampas habis-habisan sama hati kak Kevin sampek-sampek gak ada lagi buat orang lain. Jatuh cinta itu gak segampang yang orang pikirin kak, jadi jangan berpikiran klok aku jatuh cinta sama orang lain apalagi berfikir klok aku bakalan ninggalin kamu!! Itu semua gak mudah." Vanessa tersenyum menatap Kevin yang masih saja diam, Kemudian gadis itu berdiri membuat Kevin mendongakkan kepalanya karena Vanessa yang jauh lebih tinggi darinya.
"Kak Kevin makan aja dulu klok makanan nya gak suka nanti panggil bi Ira aja, terus itu baju nya udah aku beliin semoga gak kegedean soalnya aku gak tau ukuran baju kak Kevin!! Vanessa pergi dulu---"
Setelah mengatakan itu Vanessa melangkah keluar sebelum tangan nya di cekal oleh seseorang, siapa lagi kalau bukan Kevin.
Vanessa menoleh kemudian tersenyum kaku mencoba meredakan detak jantungnya yang tak beraturan.
"Kenapa kak?! Ada yang kak Kevin butuhin?" Tanya Vanessa lembut.Kevin menarik Vanessa kuat hingga Vanessa menabrak dada bidangnya Kevin memeluk erat tubuh gadis yang benar-benar dia rindukan, kepalanya diletakan di ceruk leher Vanessa menghirup dalam-dalam aroma vanilla dan lavender yang sudah menjadi candu baginya.
"Jangan pergi Ness!! Jangan pergi!!" Vanessa tertegun dia bisa merasakan pundak nya basah, dia tau sekarang laki-laki itu sedang menangis.
Vanessa mengelus lembut punggung bergetar Kevin
"Vanessa gak kemana-mana kak, akan di sini dan selalu disini, di samping kakak!!" Kevin mengurai pelukannya dan membawa Vanessa kembali duduk di atas ranjang Kevin menjauhkan tubuhnya kemudian merebahkan nya dipangkuan Vanessa
KAMU SEDANG MEMBACA
KevNess
Ficção Adolescente- Amanda Vanessa Alvadira "Hingga pada akhirnya aku mengerti. Kehadiranku tidak pernah di inginkan dan rasaku berhenti hanya sebatas mengagumi entahlah aku merasa sakit untuk kesekiankali. Lagi lagi dan lagi." - Kevino Aditya Rafasya. "Sampek akhirn...