Chapter '03'

2.5K 285 18
                                    


~~ Change ~~






Seokjin baru saja ingin membuka pintu besar pembatas tahanan sebelum seseorang memanggilnya.

" Hyung...baru sampai, oh ya , kenalkan ini "

" Hyung nya Namjoon, aku dr.Kim Taejoon "

Seokjin hanya terdiam dan menyambut hangat tangan yang terulur. Pikirannya jauh menerawang, mengingat nama Tn. Kim yang terdengar familiar.






" Maaf dr. Namjoon, pasien 1047 sudah kembali ke ruang tahanan nya "

Baru saja Namjoon membuka pintu klinik, ia di hadiahi kabar tak mengenakkan. Namjoon sudah cukup hapal, jika tahanan lain akan mencari alasan untuk berada di klinik, maka Jimin akan mencari alasan untuk menghindari pemeriksaan.

" Baiklah, aku akan meminta izin untuk membawanya kemari "







Di ruangan yang tak cukup besar, dengan berbagai atribut medis, tapi terkesan menyeramkan karena latar yang berwarna kusam.

" Bagaimana Namjoon, membiarkan ruangan nya menjadi seperti ini "

Seokjin yang mendengar itu sedikit terkekeh, karena ia merasakan hawa yang sama.

" Bahkan klinik terasa seperti ruang tahanan "

Keduanya mulai berbincang dan di kejutkan dengan Namjoon yang membuka kasar pintu ruangan nya.






Nampak Jimin yang berada di belakang Namjoon, senantiasa menunduk seakan ia paling berdosa di sini.

" Jimin..aa, duduklah " interuksi Seokjin sambil meraih tangan mungil milik Jimin.








" Baiklah langsung saja ya "

Tn. Kim berujar sambil berjongkok untuk menatap pasiennya yang belum mau mengangkat pandangannya.

Jimin mengikuti rangkaian pemeriksaan mulai dari tekanan darah sampai pemeriksaan yang mengharuskan nya berbaring.









" Jimin..aa, ku dengar dari Namjoon, ada luka memar di dada mu, boleh aku melihatnya "

Jimin tampak mengulum bibirnya sebelum menyingkap tinggi kaos yang ia kenakan.

Tak ada luka yang terlihat, hanya saja permukaan kulit yang tidak rata menunjukkan adanya benjolan dan juga warna biru keunguan yang cukup lebar.

Tn. Kim mencoba merabanya tanpa menekan, sebagai spesialis penyakit dalam, Tn. Kim cukup hafal rasa sakit akibat salah penekanan.

" Sejak kapan kau mendapatkan ini Jimin...aa "

Jimin sejak tadi selalu bungkam, bahkan ia tak menunjukan ekspresi apapun, dan selalu Namjoon yang menjelaskan secara rinci keluhan Jimin.




Pemeriksaan telah selesai dan Jimin masih ditawan untuk berada di klinik lebih lama dengan di temani Seokjin.








" Bagaimana hyung "

" Untuk sementara, aku hanya bisa mendiagnosa nya dengan hasil pemeriksaan ku, tapi seharusnya ia melakukan rontgen thorax "

"Sementara ini apa diagnosa mu hyung? "

" Aku mendiagnosanya DIC, sepertinya ia mengalami benturan keras di area dada sebelumnya dan ku rasa itu berulang melihat luasnya area lebam, dan  sementara ini aku resepkan heparin dulu, selanjutnya akan ku jadwalkan untuk tranfusi "

" Oh ya, nanti setelah ini antarkan hyung ke divisi tahanan, mari kita bawa ia ke RS, untuk perawatan lebih lanjut, setidaknya untuk mengobati penggumpalan darahnya "

" Baik hyung, mari kita lakukan tugas dokter yang sesungguhnya "

Jawab Namjoon dengan mata yang tertuju pada senyum Jimin akibat jokes dari Seokjin.








Berbulan telah berlalu, Jimin akhirnya di bebaskan dari tahanan setelah perjuangan Seokjin mencari pelaku sebenarnya.

Usaha Seokjin yang juga di dukung oleh para detektif tempat ia bekerja membuahkan hasil.

Dari olah tempat perkara di temukan pisau dapur yang di duga digunakan oleh si pelaku.

Selain itu alibi Seokjin tentang bagaimana mungkin Jimin melakukannya, karena waktu kematian korban berselang lama dengan waktu kepulangan Jimin dari sekolah. Yang artinya Jimin masih disekolah saat peristiwa itu terjadi.

Kesaksian pun datang dari tetangga Jimin yang mengatakan sempat mendengar pertengkaran hebat ayah dan ibu Jimin yang berhenti sebelum Jimin pulang.

Dan kemudian diakhiri dengan ayah Jimin yang meninggalkan rumah sesaat setelah Jimin sampai di rumah.

Bahkan setelah diselidiki ternyata ayah Jimin sempat mengobati luka robekan pada sela ibu jarinya di pelayanan kesehatan setempat.

Pada akhirnya hakim memutuskan ayah Jimin sebagai tersangka pembunuhan isterinya, yang merupakan ibu Jimin.

Meski begitu Jimin tetap sama, memilih bungkam dengan segala ingatan kelamnya.








" Jim..ikut dengan hyung ne..hyung tinggal sendirian, hyung janji akan menjagamu "

Seokjin mencoba membujuk Jimin, karena ia tahu Jimin tak punya apa atau siapa untuk ia tuju. Apalagi tersangka sebenarnya masih buron hingga sekarang.

Dengan ragu Jimin mengganggukkan kepalanya, membalas uluran tangan dan menggenggam erat tangan Seokjin.

" Hyung janji kita akan bahagia "





----:----

29.03.19




































Note this chapter :

*Rontgen Thorax (rongsen) : Foto rontgen bagian dada yang menunjukkan organ tubuh pada bagian dada ( jantung , paru-paru dll) dan juga tulang yang ada pada bagian dada (tulang rusuk, tulang selangka dll).

*DIC (disseminated intravascular coagulation) : Pembekuan darah pada pembuluh darah kecil, akibat perdarahan karena taruma (benturan ) yang kuat.

*heparin : Obat anti pengenceran darah (anti koagulan)

*alibi : Keterangan yang menyatakan bahwa seseorang berada di tempat lain ketika suatu peristiwa terjadi.



Rupanya dari kemarin lupa tulis TBC ya....gak pake TBC aja lah ya, so jangan lupa vote+comment

L.O.V.E
©minietaechnoo

Reason My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang