Chapter '19'

1.1K 173 10
                                    

Ps: Baca pelan-pelan, kalau suka di vote, kalau gak suka ya abaikan saja..




~ Absit (malum) Omen ~
(Semoga tak terjadi hal buruk)

Hari memang sudah menggelap, bahkan waktu telah berjalan ke hari berikutnya. Namun peluh membanjiri dahi seseorang.

Bagaimana tidak, ia harus berlari mengejar seseorang yang membawanya kedunia ini.

Kim Seokjin menaiki satu-satu anak tangga dengan sedikit berlari, berharap dapat segera menyamakan langkah dengan sang bunda yang laju entah kemana.

Rasanya baru sekejap mata, Seokjin bernapas lega lantaran ibunya berhasil diselamatkan.

Tadi, sebotol obat yang biasa diminum oleh ibunya ditenggak habis tak tersisa. Sempat tak sadarkan diri dan membuat Seokjin pontang-panting menuju rumah perawatan ibunya.

Ajaib Tuhan membangunkan sang ibu dalam keadaan baik-baik saja.
Lantas Seokjin menenangkannya, dan memastikannya dapat istirahat setelah tragedi naas itu.

Seokjin yakin dengan pengawasan para penjaga, ibunya akan aman, dan tanpa ragu dia melangkah menuju ruang dokter demi mendapat penjelasan.

Kabar yang disampaikan dokter soal perkembangan ibunya, membuat hati Seokjin sedikit bersorak sebab dokter mengatakan terkadang ibunya berlaku layaknya manusia normal.

Walaupun ada sedikit yang janggal dari pernyataan dokter, jika ibunya membaik lantas apa penyebab ibunya menenggak habis obat penenang itu, Seokjin berpikir lama, hanya saja ia lebih memilih bersyukur karena sekarang ibunya baik-baik saja.

Kembali ke Seokjin yang masih menaiki tangga, ia yakin ibunya barusan keluar melalui pintu menuju atap rumah sakit jiwa tempat ia dirawat.

Dengan kalut Seokjin segera mengejar ibunya, benar dugaan, kini wanita paruh baya itu tengah berdiri dipinggiran pembatas.
Sedikit saja salah melangkah, Seokjin akan selamanya kehilangan sosok ibu.

“Seokjinie..anak eomma, kenapa datang sendiri, kenapa kau tinggalkan adikmu”

“Eomma, baiklah aku akan membawa saengie sekarang juga, tapi eomma harus turun dulu, kita jemput bersama ne”

“Pembohong...bayi malangku sudah mati”

Setelah kalimat itu terlontar eomma Seokjin berteriak keras sambil sesekali tertawa nyaring.

Perlahan Seokjin mendekati, ia berhasil menarik paksa ibunya.

Mereka jatuh bersama dan menangis setelahnya.
Seokjin tak tahan dengan kondisi ini, sudah lama ia membendung sakit saat melihat ibunya selalu meratapi kepergian dongsaeng yang belum pernah sekalipun ia lihat.

Semenjak kecil ia diasuh oleh nenek yang tinggal jauh dari Seoul, bahkan hingga belasan tahun Seokjin baru kembali dan menemukan fakta bahwa ibunya telah kehilangan akal sehat dan terpaksa dirawat di rumah sakit jiwa.

Sang ayah yang membawanya kembali ke Seoul pun hanya menyisakan pesan singkat, bahwa ia harus merawat sang ibu, kemudian ayahnya menghilang entah kemana.

Penyebab kondisi sang ibu pun hingga saat ini masih menjadi misteri namun satu hal yang ia tahu nama Kim Baekhoo yang selalu disebut oleh ibunya tentu berhubungan dengan penyebab kondisi ibunya saat ini.

Hanya saja nama itu terlalu tinggi bahkan kuasanya dapat meremukkan Seokjin hanya dengan jentikan jari.

Seokjin memilih diam saja dan mencari sumber masalah itu sendiri, ia hanya ingin sang adik kembali kemudian ibunya akan pulih seperti sedia kala.











....:....


“Hyung..kau sudah pulang, apa yang terjadi, kau baik-baik saja hyung”

Namjoon bergegas menyambut Seokjin yang melangkah terhuyung, dari penampilannya Seokjin sangat kacau jelas sekali jika ia habis begadang.

“Aku baik-baik saja, seumanya baik-baik saja, emm..mereka...”

“Jimin masih tidur, kalau Taehyung dia..”

Seokjin menatap manik Namjoon yang segera tertunduk, seakan menyembunyikan sesuatu.

“Apa yang terjadi?”

“Aku menyesal hyung, seharusnya aku mencegahnya”

Seokjin semakin bingung, tangan nya tanpa sadar mencengkram kuat bahu Namjoon.

“Namjoon..aa..apa..katakan apa yang terjadi”

“Taehyung pergi hyung, ia ingin mencari keluarga kandungnya,....sendiri”

Seokjin meluruh, ia mengusap kasar wajahnya, tak habis pikir bagaimana bisa Namjoon melepas keponakannya berusaha sendiri.

“Namjoon..aa”

“Aku tak bisa hyung, aku tak mau melepasnya, ku pikir ia akan berhenti, aku tak menyangka ia akan senekat ini”

Namjoon menggeleng, ia tak habis pikir dengan dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia justru membiarkan Taehyung mencari tahu sendiri alamat panti tempatnya diasuh dulu.

Seokjin memakai kembali jaket yang baru saja ia lepas. Dengan segera ia menyadarkan Namjoon yang kini justru duduk meratap.

“Namjoon..bangunkan Jimin, antar dia kerumahnya, aku akan pergi mencari Taehyung”



...:...
25.10.19




Ceritanya makin gaje :'))
Hiya I know

L.O.V.E
©minietaechnoo

Reason My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang