Chapter '20'

1.2K 169 35
                                    

.
.
.
.
~ die Suche ~
.


.
.
.

Deru mesin mobil hitam Seokjin menggema ditengah jalanan yang masih sepi mengingat waktu masih menunjukkan dini hari.
Seokjin mengemudikan mobil nya dengan pelan berharap tak kelewatan.

Tiga pasang mata cermat mengamati jalanan yang sudah mulai memanas, sambil menetralkan diri masing-masing.
Seharusnya Taehyung belum jauh karena menurut penuturan Namjoon, bocah itu pergi dengan berjalan kaki tanpa uang sepeserpun.
Tapi hingga matahari menyengat pun persensi Taehyung masih saja tak ditemukan.

Jimin sendiri pikirannya kalut membayangkan hal menakutkan akan terjadi pada Taehyung.

Iya, Jimin ikut bersama mereka, awalnya Namjoon akan mengantar Jimin pulang, tapi kakak mana yang akan tinggal diam ketika mendengar adiknya berkelana sendirian.

“Jika Tae masih berjalan, pasti ia belum jauh”
Seokjin bermonolog menenangkan diri.

“Tapi bagaimana kalau Tae menaiki bus, atau mungkin taxi”

Jimin menjawab dari belakang kemudi, jarinya bertaut, matanya mendelik mengamati jalan.

“Tak mungkin, karena Taehyung tak memiliki uang”

Namjoon menepis pernyataan Jimin dengan raut gelisah.

“Apa...” teriak dua orang lainnya yang terheran-heran.

“Bagaimana mungkin kau membiarkan keponakanmu pergi sendiri tanpa uang sepeserpun, aku sungguh tak habis pikir Namjoon..aa”

“Samchon..keterlaluan”

“Maaf, aku terbawa emosi, aku sudah membujuknya bahkan memohon padanya, tapi ia nekat pergi dan berdalih ini satu-satunya cara terbaik demi kebahagian ia dan Jimin”

[Flashback]

“Samchon, ada apa”

Taehyung terbangun dari tidurnya kala menangkap atensi Namjoon yang tengah merunduk meratapi foto ibunya.

Sedari tadi Taehyung memang merasa tidak nyaman, akibat ancaman dari orang yang mengaku ayah kandungnya.

“Ah..Tae kenapa bangun, ayo tidur lagi ini masih gelap”

“Samchon boleh aku meminta bantuan”

Namjoon mengikuti pemuda itu yang beranjak dari kasur kemudian berjalan keluar kamar.


“Samchon bantu aku mencari ibu kandungku”

Manik Namjoon terbelalak tak percaya Taehyung akan berkata demikian.

Satu hal yang paling ia takuti adalah kepergian Taehyung bocah manis yang berhasil membangkitkan hubungan keluarga dengan kakak tirinya.

“Kenapa, apa Tae merasa tertekan...ceritalah apa ada hal yang mengganggumu”

Taehyung menggeleng, ia terbayang bagaimana wajah kecil nya dulu ditangkup dan dikecupi oleh Ny. Kim.

“Samchon....cukup alamat panti saja, setelah itu Tae akan mencari tahu sendiri”

“Taehyungie..mungkin ini terdengar egois, tapi aku begitu menyayangimu, mana mungkin bagiku untuk memberitahumu alamat panti itu”

Namjoon berujar dengan air mata yang sudah berlomba jatuh kebawah.

“Samchon..percayalah aku akan melakukan yang terbaik untuk kita semua, untuk saat ini kupikir menemukan keluargaku dapat mengurangi masalah, lalu Jimin serta aku dapat hidup dengan tenang”

Namjoon terdiam meresapi mencari ribuan alasan demi menepis pelik pemikiran Taehyung.

“Jika ini masalah ayahmu, aku akan mencoba untuk merubah ayahmu, samchon yakin perlahan ayahmu akan kembali seperti dulu..kumohon jangan seperti ini”

“Untuk apa...sedari dulu aku bukan siapa-siapa mereka, semua kasih sayang yang aku dapat hanya pelipur lara semata, aku bukan apa-apa bagi mereka, aku....”

Namjoon menghampiri Taehyung dan langsung mendekap erat seraya memohon Taehyung untuk tetap tinggal.



“Aku ingin bahagia”

Kata bahagia yang terlontar, begitu menyayat hati, bagaimana tidak, Namjoon merupakan saksi bahwa selama ini Taehyung memang diperlakukan selayaknya perantara pelipur kesedihan nyonya dan tuan Kim karena kehilangan anak mereka.

“Kau akan bahagia Tae..percayalah, setelah ini kita tinggal bersama, bila perlu kita keluar negeri, lupakan mereka..aku akan menjamin kebahagiaanmu”

Taehyung melepas pelukan Namjoon dan bergerak menjauh.

“Lalu Jimin...bagaimana dengannya, apapun yang akan terjadi aku akan tetap mencari orang tua kandungku”

“Aku tak sanggup terus begini, samchon..sekali ini saja kumohon”

Namjoon berdiri dan akan meninggalkan Taehyung.

“Maaf Tae..kumohon jangan pergi”

Seketika itu juga Taehyung meninggalkan kediaman Seokjin, tanpa menghiraukan tangisan Namjoon.

Satu sisi ia begitu menyayangi keluarga Kim, dilain sisi ia juga harus menyelamatkan keluarga kandungnya, walaupun ia tak tahu apakan benar ibunya masih hidup atau tidak.

[Flashback off]
.
.
.
.
.
Bagai tenggelam hingga dasar lautan, hati Jimin sesak mendengar alasan Taehyung bersikeras mencari keluarga kandungnya.

“Bukankah itu Taehyung..”

“Hah..andwe Taehyung...”

Ketiga pemuda dalam mobil itu panik ketika melihat Taehyung dibawa paksa oleh sebuah sedan mewah.

Seokjin tak tinggal diam, ia segera mengejar mobil itu hingga kesebuah rumah tua.

Namjoon bergegas turun dan segera berlari sambil meneriakan nama keponakannya.

Seokjin dan Jimin pun tak kalah cepat mereka juga sudah menelusuri tiap sudut rumah. Namun belum juga menemukan seseorang yang mereka cari.

“Aku yakin, mobil itu berbelok ke rumah ini”

“Aku juga melihat nya samchon, hanya saja sepertinya tidak ada orang disini”

‘Bukankah ini rumah nenek’

“Seokjin hyung, kenapa hyung melamun, apa ada sesuatu?”

Merasa tak membuahkan hasil, ketiganya beranjak meninggalkan rumah tua itu sebelum sebuah suara menghentikan langkah mereka.

“Hyung...”





....:....
28.10.19

Yey, mendekati ending nih reader, jangan kelewatan ya
Dan
"SELAMAT MEMPERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA"




L.O.V.E
©minietaechnoo



Reason My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang