Chapter '06'

1.9K 228 13
                                    




~~ Helenium ~~








Seoul, 14.55 KST

[Taehyung POV]

" Samchon, tumben sekali mau meluangkan waktu menonton pertandingan olahraga "

" Ada orang yang samchon kenal ikut pertandingan itu Tae "

" Oh...pantas saja "

Samchon terus memperhatikan ku yang terlihat tak nyaman, tapi jika ia bertanya aku akan selalu menjawab baik-baik saja.

Samchon lantas percaya karena ia tahu selama ini aku tak pernah menyembunyikan perasaan ku baik itu sakit atau bahkan saat marah, aku adalah anak yang polos begitu menurutnya.

" Chaaa...di sini stadion lari, wah aku jadi ingat masa sekolahku "

" Tae, mau beli cemilan untuk menemani kita nonton "

Aku menggelengkan kepala sambil berdecak kesal. Bagaimana mungkin seorang jenius ini cepat sekali melupakan pesan eomma.

" Samchon lupa dengan pesan eomma "

" Ah, iya hampir saja, tapi air mineral pasti di bolehkan, iya kan "

Aku menurut saja sekarang yang aku pikirkan adalah bagaimana caranya bertahan hingga pulang dengan selamat ke rumah.

Selain bahuku yang bertambah nyeri, kepalaku pun kini mulai berdenyut seiring denyutan jantungku yang semakin berpacu.




" Sam..chon..Tae ingin pulang "

Sedikit tertatih aku menarik ujung kemeja samchon yang tengah berdiri agar dapat melihat pertandingan lari yang sedang berlangsung.

Nihil yang ada aku kembali terduduk lemas, aku tak sanggup berdiri lama-lama.



Ku dengar peluit dibunyikan panjang, pertanda pertandingan berakhir, ku lihat samchon senyum sumringah entah pada siapa ia juga melambaikan tangannya.

Aku sempat terdiam sejenak mengatur nafas ku yang sempat memburu tadi, sebelum samchon membantu ku lebih tepatnya memaksa ku berdiri.

" Taehyung..aa kau kenapa apa ada yang sakit "

" Ania..samchon aku hanya ingat masa sekolah "

Kulihat wajah nya murung akibat perkataan ku tadi. Tapi sungguh aku hanya asal bicara untuk mengalihkan perhatian nya.

" Bagaimana kalau samchon kenalkan dengan seseorang yang baru saja memenangkan pertandingan lari ini "

Aku sedikit antusias, dan sekuat tenaga mengikuti langkah besar samchon. Tapi entah kenapa langkahnya terhenti dan ia berbalik menatapku dalam.

" Tae..aa samchon benar-benar minta maaf, tapi tadi samchon telah berjanji pada eomma mu untuk segera pulang sebelum jam lima sore "

" Apa hanya bertemu sebentar juga tak sempat ?"

Samchon menggeleng pelan, sorot mata dan bibirnya sedikit menurun menandakan penyesalan.

Aku memalingkan wajah ku menyembunyikan ringisan yang mungkin tercetak jelas diwajahku, sekaligus menyembunyikan raut kekecewaan.

" Taehyungie..samchon janji lain kali kita akan bertemu dengan nya, ku dengar ia seumuran dengan mu, tak apa kan, sekarang kita pulang dulu, Tae tahu sendiri kan eomma Tae-tae tak akan meloloskan samchon jika kita pulang terlambat "

Sekuat tenaga ku menyunggingkan senyum untuk menyutujui penjelasan samchon barusan.
Samchon benar eomma tak akan mengizinkan ku untuk keluar lain kali jika aku melanggar kesepakatan ini.





Ku lihat samchon begitu serius dengan sambungan telepon nya. Ku dengar nada khawatir setelah itu samchon mengatakan akan segera menyusul.

Sepertinya aku akan sendiri lagi, padahal tadinya aku ingin mengajak samchon untuk bermain game di rumah.

Aku pikir dengan pulang dan mengabaikan rasa sakit ini akan membuatku lebih baik.

Aku merapatkan jacket yang ku kenakan, entah mengapa aku merasa udara semakn dingin.

" Tae, maafkan samchon, tapi ini mendesak, ada yang harus samchon tolong, dan Tae bisa pulang sendirikan, samchon sudah memesankan taxi "

Aku hanya bisa mengangguk mencoba memahami situasi yang sedang terjadi.

" Nah itu dia taxi nya "

Setelah memastikan ku menaiki taxi tersebut, samchon segera berlari dan memacu mobilnya pergi bahkan sebelum taxi yang ku tumpangi ini bergerak.

Di tengah perjalanan agak jauh dari stadion aku melihat ambulance bergerak cepat di depan taxi yang ku tumpangi. Aku tahu bagaimana rasanya di dalam sana..haha aku tahu persis.

Rasa sakit yang tadi sempat menghilang entah kenapa kini menyerang lagi, bahkan rasanya sangat sakit dua kali lipat bahkan lebih.

Keringat bercucuran dari dahiku, sekujur tubuh ku terasa nyeri terlebih bahu ku.

Aku mencoba untuk memanggil supir taxi meminta pertolongan, tapi tubuh ku terlalu lemas bahkan untuk bersuara.

Semuanya semakin sakit, bayangan eomma menangisiku juga ikut menambah sakit yang kurasakan.

Tubuhku lemas hingga lunglai begitu saja di bangku belakang kemudi. Ku rasa supir itu menyadari nya, dan ia segera menghampiriku bahkan mencoba menenangkan tubuh ku yang bergetar hebat.

Setelahnya aku tak ingat apa-apa lagi selain suara seorang wanita yang meminta maaf padaku.











----:----
01.04.19





Mian..pendek banget ya, soalnya kemarin gak ada waktu luang buat nulis, segini aja dulu ya, sampai jumpa di chap selanjutnya





L.O.V.E
©minietaechnoo









Reason My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang