Chapter '14'

1.4K 187 13
                                    





~~ Volentes te Videre -2 ~~










..::..

“ Adeul..aa maafkan eomma, eomma terpaksa melakukan ini, semua demi kebaikan mu, demi hidup mu, baik-baik disini..hiks”

Seorang wanita dengan setelah hitam menaruh sebuah keranjang bayi lengkap dengan isinya di depan sebuah pintu berplang panti asuhan.

Bayi itu, miliknya, putra mungilnya, dengan derai air mata dan panik luar biasa wanita itu membawa pergi anaknya dan berlabuh di sebuah panti asuhan.

Tak ingin menitipkan anaknya baik-baik dan berjanji akan menjemputnya, wanita itu kini berniat meninggalkan sang anak walau hatinya berkecamuk kalut.

Ia selipkan kertas merah muda dengan coretan di dalamnya, entah apa.

Tangisan putranya yang menggema tak melunturkan niat buruknya itu, ah salah wanita itu tidak sepenuhnya berniat buruk, ia bilang ini demi kebaikan putra nya.

Sejenak ia memandang wajah putranya yang memerah karena menangis terlalu lama, tangan lembut itu ia genggam, kemudian merapikan posisi selimut yang membalut tubuh sang putra.

Ini akhir tahun, salju juga sudah mulai berjatuhan, dan mulai membekukan tangis sang bayi.

Wanita itu beranjak lalu mengetuk keras pintu di depannya, hingga terdengar suara wanita lain yang berteriak minta di tunggu.

Eomma bayi itu langsung bergegas berlari menjauhi letak panti tapi masih bersembunyi memastikan sang putra benar di bawa masuk oleh penghuni panti.

Hati wanita itu hancur ketika melihat bayi mungilnya di rengkuh hangat oleh wanita lain, tapi apa boleh buat ia benar-benar kalut.

Salahkan suami jahatnya yang tega menjadikan anak orang lain sebagai bahan lelucon.

Andai saja suaminya itu tak berbuat senekat itu, pasti ia juga bisa tetap merengkuh putra keduanya itu dengan aman.

Wanita itu terduduk lesu, berderai air mata, memukul keras ulu hati nya berharap sesak yang ia rasa segera lenyap, tapi semakin ia meraung rasa sakit itu semakin mendera.

“ Adeul..aa tunggu eomma nee”








..:..

“ Hah..andwe..ania..kembalilah “

“Argh..hhh..aniaaa”
Jimin terbangun kala tubuhnya di guncang kuat oleh Namjoon yang sejak tadi berusaha mengembalikan kesadaran Jimin.

Anak itu tertidur setelah lelah merayu Taehyung agar mau keluar dari kamarnya.

Kabar baik, Jimin berhasil masuk kerumah pamannya itu setelah sang pemilik rumah memergoki dirinya berteriak di depan pintu rumahnya.

Jimin sedikit geli mengingat bagaimana ia bisa dengan mulus masuk hingga tertidur di atas sofa empuk milik pamannya.

“ Hei..kenapa kau senyum-senyum begitu, ku kira tadi kau mimpi buruk..ck”

Namjoon sempat panik karena Jimin tak kunjung bangun dan terus mengigau dan berteriak ‘andwe’.

Tapi lihat sekarang Jimin justru senyum-senyum tidak jelas.

“ Ah samchon, tadi itu memang mimpi buruk “

Jimin menjawab dengan lesu dan pandangan yang mengarah ke pintu cream bertuliskan baby bear itu.

Reason My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang