Chapter 14

1.7K 239 54
                                    

     Yeonjun melepaskan tautan mereka. Keduanya masih tak bisa mengatur degup jantung masing-masing. Beomgyu masih terpejam dan menampakan semburat merah di pipinya. Sedangkan senyuman manis masih terpatri di bibir Yeonjun.

     Kembali ingat dengan keadaan Beomgyu yang sedang sakit, Yeonjun memeriksa dahi Beomgyu lagi. Kali ini tak sepanas sebelumnya. Bahkan sudah ada butiran keringat disana yang kata orangtua bila ada keringat, tandanya demam akan segera turun.

     "Kau sudah bisa membuka mata." Seru Yeonjun pada Beomgyu. Bukannya membuka, Beomgyu malah semakin mengeratkannya.

     Lagi-lagi Yeonjun tersenyum gemas. Ditangkupnya wajah Beomgyu kemudian Yeonjun berkata.

     "Bukalah matamu, karena hyung ingin melihat mata indahmu." Ucapan Yeonjun sukses menambah semburat merah di pipi Beomgyu.

     Perlahan mata Beomgyu terbuka. Objek pertama yang ia lihat adalah sepasang manik yang sangat meneduhkan.

     "Ya Tuhan... baru kali ini aku tahu kalau mata hyung setuduh ini." Ucap Beomgyu refleks.

     "Kkk~ kamu sih gak pernah mandang hyung."

     "Maaf ya hyungiee~" Ucap Beomgyu sambil beraegyo.

     "Gyu, jadi kita sudah akur kan?" Tanya Yeonjun memastikan karena dia masih setengah sadar sama keadaan.

     "Iya hyung... "

     Yeonjun kembali tersenyum. Ingin rasanya ia berlari ke atas bukit dan berteriak sekencang-kencangnya lalu memberitahu semua orang bahwa dirinya tak lagi dimusuhi oleh Beomgyu.

     "Semoga kita menjadi teman yang baik kedepannya." Kata Beomgyu sambil melihatkan eyesmilenya.

     "Iya gyu..."

     "Bahkan akan lebih dari sekedar teman."-Yeonjun.

     Dirasa waktunya sudah pas, akhirnya Jimin masuk ke kamar Beomgyu.

     "Eh... Beomgyu sudah siuman nak?" Tanya Jimin pura-pura tak tahu.

     "Iya tante. Beomgyu sudah siuman." Ini Yeonjun yang menjawab.

     "Sini biar Ibu periksa." Jimin mendekati Beomgyu dan memeriksa suhu badannya. Beomgyu hanya menatap wajah Ibunya dengan pandangan lugu.

     "Demamnya sudah turun. Cepat sekali... " Ucap Jimin takjub. Yeonjun dan Beomgyu hanya senyum cengengesan.

     "Nak Yeonjun sebaiknya ginap saja disini. Hujannya masih besar. Lagian kan rumah nak Yeonjun dekat, jadi nanti pulangnya pagi saja." Ujar Jimin menawarkan. Yeonjun sedikit berfikir.

     "Iya, hyung nginep aja." Baru juga ingin menolak, namun Beomgyu ikut menyarankan kalau Yeonjun menginap.

     "Ah iya terimakasih banyak."-Yeonjun.

     "Sebentar saya siapkan kamarnya dulu."-Jimin.

     "Iya Tante..."

     Beomgyu berdiri lalu mendekati lemari. Yeonjun melihatnya merasa cemas, apalagi kaki Beomgyu masih bergetar saat berjalan.

     "Kamu mau apa?"

     "Ya pilihin baju lah buat hyung. Emang hyung mau tidur pake baju basah?" Jawab Beomgyu dengan nada sedikit ketus namun malah terdengar manis di telinga Yeonjun.

     Yeonjun senyum-senyum merasa dirinya diperhatikan oleh Beomgyu.

     Beomgyu masih sibuk memilih baju dilemarinya.

Cute Hormon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang