Chapter 1

3K 396 28
                                    

     Terdengar musik Pop salah satu band Korea mengalun dari Music Box milik Beomgyu dengan kencangnya. Yang punya sedang sibuk merias diri. Rambut coklat gelap, bibir mengkilap akibat lip glows, pipi mulus tanpa jerawat. Penampilannya sangat sempurna sehingga mampu menyihir para seme dan membuat iri para uke maupun wanita.

     "Gyu!!! Cepat keluar dan sarapan nak!" Teriak Jimin di luar Kamar. Yang diteriaki tak mendengar karena bisingnya Music. Membuat Jimin nekad untuk menggedor pintu putranya itu.

     "Iya, Ibu. Aku segera keluar!" Sahut Beomgyu.

...

     "Pagi Ibu... " Sapa Beomgyu yang sudah rapih dengan balutan kemeja kotak-kotak kuning dan kaos hitam di dalamnya. Pakaian itu yang sangat cocok di tubuhnya

     "Pagi Sayang... cepat dimakan sarapannya."

     "Iya Ibu!" Jawab Beomgyu bersemangat.

     "Gyu, hari ini kamu diantar nak Yeonjun ya."

     "Tidak mau. Kan ada Ayah, kenapa harus Yeonjun hyung."

     "Ayah belum pulang, ia lembur di studionya. Proyeknya harus segera rampung."

     "Hm. Sampai kapan?" Beomgyu memalingkan wajahnya malas.

     "Seminggu."

     "Ish lama sekali Bu!" Beomgyu mengerucutkan bibirnya lucu.

     "Apa salahnya kalau kamu di antar sama nak Yeonjun? Dia kan baik, kamu sudah kenal dari bayi juga."

     "Tetep gak mau!" Ujar Beomgyu merajuk.

Ding dong!

     "Tuh itu pasti nak Yeonjun." Ucap Jimin seraya bangkit dari kursinya dan menuju pintu depan.

     "Duh nak Yeonjun sudah datang rupanya. Mari masuk dulu. Beomgyu sedang sarapan, nak Yeonjun tunggu sebentar lagi ya."

     "Iya Tante."

     Tak lama kemudian Si manis Beomgyu lewat ke ruang tamu tak menyapa Yeonjun sedikitpun.

     "Beomie sayang... Disini ada nak Yeonjun. Gak baik main lewat-lewat gitu aja tanpa nyapa."

     "Kenapa? Dirumah sendiri kok gak boleh lewat." Ujar Beomgyu sinis. Ia masuk ke kamar dan tak lama kemudian keluar sambil menenteng tas sekolah dan berpamitan dengan Jimin.

     "Gyu berangkat dulu ya Bu... " dicium tangan sang Ibu. Setelah itu Beomgyu keluar rumah.

     "Tante, saya pamit." Ucap Yeonjun sambil mencium punggung tangan Jimin.

     "Nitip Beomgyu ya nak Yeonjun."

     "Siap Tante!" Jawab Yeonjun sambil tersenyum manis.

     Beomgyu sudah menunggu Yeonjun di teras rumah sambil memasang wajah tak suka. Kecemburuan Beomgyu terhadap Yeonjun masih berlanjut sampai mereka berangjak Dewasa. Bagaimana pun rumah mereka bersebelahan, akan banyak kesempatan untuk orangtuanya memberi kasih sayang lebih untuk Yeonjun yang sudah dianggap sebagai keponakannya. Hal itu tak disukai oleh Beomgyu dengan alasan kasih sayang orangtuanya tak ingin dibagi-bagi. Bisa dibilang, Beomgyu tipikal orang yang posesif.

     Yeonjun sudah memasang wajah ceria begitu saja ketika mendapati si manis bertubuh mungil sedang menunggunya. Ia bersyukur Beomgyu tak meninggalkannya atau memilih pergi dengan Bus.

     Yeonjun sudah berada di dalam mobil, sedangkan Beomgyu masih saja mematung di teras rumah. Sedikit berfikir, ternyata ia melupakan sesuatu. Yeonjun kembali turun dari mobil dan berjalan menuju pintu penumpang lalu membukanya. Merasa mendapat kode, Beomgyu berjalan dengan gemulai memasuki mobil Yeonjun dan mendaratkan bokongnya pada jok belakang.

     Yeonjun tak masalah dengan sikap Beomgyu yang cuek seperti ini. Karena baginya Beomgyu adalah adik sekaligus namja yang ia sayangi sejak dulu. Tak buang-buang waktu lagi, Yeonjun segera tancap gas menuju Sekolahan Beomgyu.

     Tak ada pembicaraan diantara mereka. Beomgyu sibuk dengan handphonenya sedangkan Yeonjun sibuk dengan jalanannya.

     Setelah memakan waktu Sekitar 15 menit akhirnya mobil Yeonjun tiba di sebuah gedung Fakultas Seni yang cukup megah.

     "Gyu, udah nyampe."

     "Tau."

     "Gak mau turun?"

     Beomgyu hanya diam memalingkan wajah. Ia masih tak ikhlas diantar oleh Yeonjun. Jadinya males-malesan buat gerak.

     Yeonjun turun dan membukakan pintu untuk Beomgyu. Selain posesif, Beomgyu juga Arogan.

     Masih dengan wajah datarnya Beomgyu turun dari mobil Yeonjun.

     "Belajar yang giat ya." Ujar Yeonjun sambil mengusap lembut rambut Beomgyu. Segera si-empunya menepis tangan Yeonjun dan segera pergi memasuki gerbang. Terlihat punggung sempitnya perlahan menghilang di kerumunan para pelajar.

     Yeonjun menghela nafas kasar. Ia selalu bertanya-tanya dosa apa yang telah ia perbuat sehingga ia tak disuka oleh Beomgyu.



-Cute Hormon-

Huhuu... chapter 1 segini dulu ya, itung2 masih pengenalan ehe

Maafkeun Nnghokeyyy
.
.
.
.

Cute Hormon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang