Rumah mewah namun terasa sepi ini menjadi saksi setiap pergerakan pemuda tampan bernama Yeonjun. Seperti saat ini, Yeonjun hanya seorang diri menyantap sarapannya. Pembantu rumah tangga belum datang karena ini terlalu pagi.
Yeonjun terlihat menikmati nasi goreng buatannya yang apa adanya itu. Imajinasinya bermain, membayangkan bahwa suatu saat Beomgyu yang akan memasakkan nasi goreng untuknya. Di tengah aktivitasnya itu Yeonjun terus tersenyum sampai tersedak sarapannya. Ia meneguk segelas air putih dan menghela nafas lega.
Sekarang sudah pukul 6 pagi, saat nya untuk pergi sekalian mengantar Beomgyu ke kampus. Karena Yeonjun orang yang apik dan suka kerapihan, ia menyempatkan diri untuk memberisihkan dapur dan mencuci piring yang baru saja ia gunakan.
Dengan berbekal niat dan kebahgiaan ia melangkahkan kaki keluar rumah. Suhu masih dingin tentunya, namun mentari sudah mengintip hendak keluar di upuk timur membuat garis-garis kuning lembut menyinari pintu bagasi Yeonjun.
"Hyung!"
Refleks Yeonjun menoleh ke sumber suara. Hal pertama yang ia lihat adalah sinar mentari kehidupannya, Beomgyu.
Yeonjun mendekat ke pagar dimana Beomgyu berdiri di seberangnya sambil tersenyum lebar ke arah Yeonjun.
"Selamat pagi matahariku~" sapa Yeonjun pada Beomgyu.
"Pagi juga hyung~" balas Beomgyu yang sedang tersipu malu.
Yeonjun tersenyum kemudian membukakan pintu pagar dan mempersilahkan Beomgyu masuk.
"Kau tahu? Baru saja keajaiban dunia bertambah menjadi delapan." Ucap Yeonjun serius. Raut wajah Beomgyu penasaran, kemudian ia bertanya meminta penjelasan.
"Bagaimana bisa hyung?"
"Karena kau bagun pagi, itu adalah keajaibannya ahahaha...."
"Ishh father joke!"
"Ahahaha..."
"Sudahlah.. umm... kau sudah sarapan?" Tanya Beomgyu perhatian.
"Sudah."
"Siapa yang memasak?"
"Aku sendiri..."
"Apakah makanannya sehat?"
"Kurasa... sehat."
"Ish serius hyung..."
"Iya serius... hyung masak nasi goreng. Kenapa?"
"Apakah enak?"
"Tentu enak."
Yeonjun sangat bahagia karena si manis menghawatirkan kelayakan sarapannya, hal ini baru ia dapati setelah bertahun-tahun mengenal Beomgyu.
"Senyum aja nih dari tadi hyung, mikirin apa sih?" Beomgyu bertanya pada Yeonjun yang sedang kesenangan. Si manis itu menunjukan ekspresi lucunya saat penasaran.
Yeonjun bergeleng pelan dengan senyuman tipis masih terpatri di bibirnya.
"Bukan apa-apa sayang..." jawab Yeonjun sambil mengusap rambut Beomgyu yang lembut.
"Umm... " Beomgyu mengerucutkan bibirnya.
Chup~
Satu kecupan dari Yeonjun mendarat di bibir Beomgyu yang sedang mengerucut itu.
Malunya bukan main, pipi Beomgyu berwarna merah, dan refleks ia memukuli lengan Yeonjun.
"Hyung! Kalau ada yang lihat bagaimana? Ihhhh~"
"Ahahaha... biarin..."
"Hngg~" Beomgyu memasang wajah Bete, tapi dalam hatinya ingin menjerit kegirangan. Aneh :'v
Setelah mengeluarkan mobil dari bagasi, Yeonjun turun dan ia membukakan pintu untuk Beomgyu.
"Silahkan masuk my cute prince~ cess..."-Yeonjun
"Gak usah pake cess ihh hyung-!" Ujar Beomgyu masih mematung di depan pintu. Wajahnya masih bete.
"Iya gyu... yuk masuk" Beomgyu pun masuk kemudian diikuti Yeonjun.
Mereka berdua mencari posisi nyaman untuk duduk, sejurus kemudian Yeonjun membuka percakapan lagi.
"Bagaimana keadaan kamu? Sudah membaik?"
"Sudah hyung... "
"Syukurlah~"
Tak banyak berbincang lagi, mereka pun sudah melaju pergi menelusuri jalanan menuju sekolah Beomgyu.
...
Di Sekolah
Beomgyu turun dari mobil Yeonjun dan segera berpamitan, ia pun langsung berjalan memasuki gerbang dan menyapa teman-teman sekolahnya. Terlihat Hyuka sedang menaiki tangga dengan langkah yang tidak bersemangat membuat Beomgyu terheran dan segera berlari menghampirinya.
"Hi hoooo!" Ucap Beomgyu mengagetkan sambil menepuk pundak Hyuka cukup keras.
Hyuka sempat terkejut, namun tak lama ia kembali diam, hanya menatap sekilas dan tersenyum tipis. Tak seperti hari biasanya.
Si manis Beomgyu menggaruk tengkuknya karena merasa bingung, apa yang terjadi pada Hyuka? Itu pikirnya.
"Kelam amat udah kayak kulit woojin, kenapa sih ka?"-Beomgyu
"Tar di kelas gua ceritain"
"Jangan murung, kayak ayam kurang gizi tau~"-Beomgyu
Hyuka tak memberi respon, ia berjalan mendahului Beomgyu menuju kelas.
"yeuu itu anak kenapa ya?"-Beomgyu.
Di kelas
Hyuka masuk ke kelas, disana sudah ada beberapa murid termasuk Taehyun.
"Hyun, akhirnya gua bisa datang pagi." Ucap Hyuka bangga.
"Baguss... pertahankan!"-Taehyun.
"lagi apa lu?" Tanya Hyuka karena Taehyun sejak tadi asik dengan lembaran kertas di mejanya.
"Nyalin tugas buat Beomgyu."
"Anjir! Iya gua belom ngerjain, sial!" Teriak Hyuka heboh,
"Ini nih gara-gara semalam kepikiran cowok tinggi itu jadi gua lupa sama tugas, bodoh emang" gerutu Hyuka dalam hati.
Sementara Taehyun dengan santainya menyodorkan selembar kertas polio tepat di hadapan Hyuka.
"Gua buatin juga buat lu."-Taehyun
Mulut Hyuka mengaga lebar, matanya berbinar-binar seakan sedang melihat intan berlian yang mahal harganya.
"OMG! Hyun gomawo hyun! Asli ini baru yang namanya teman" Ujar Hyuka sambil mengambil kertas itu dan memeluknya bagaikan surat cinta yang pertama:')
Beralih dari itu, sebuah langkah panjang menuju kelas, orang itu masuk dan kemudian menarik lengan Hyuka. Yang di tarik merasa bingung begitu juga Taehyun.
"Ada yang mau gua bicarain"
Bersambung....
Btw, masih ada yang mau baca gak nihhh??? :')
Tapi makasih loh buat yang masih nunggu...
Saranghae~
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Hormon ✔️
Hayran KurguIni cerita tentang mereka yang tak pernah akur. 22/03/19 start 27/03/19 #1 YeonBeom