8#ancaman

6.5K 267 3
                                    

"semua sudah siap Lex, tapi....apa lo yakin dengan cara ini?"jawab dan tanya seorang sebrang ponsel

"gue gak ada cara lain lagi vid" jawab Alex singkat

"maafin gue Ra, lo yang paksa gue, jadi lo gak boleh marah sama gue, ini semua karna gue gak mau kehilangan lo" guman Alex sambil menutup ponselnya.

-----_----_----_------

Tut....tut...tut...

Seorang yang sedang berdiri di depan pintu balkon memandang ponsel yang baru saja terputus

"Reya, gue harap lo bisa ngerubah Alex atau setidaknya lo bisa cegah Alex buat bunuh orang seenaknya" guman Davit salah satu orang terpercaya Alex sekaligus sahabat Alex

"masukin dia ke mobil dengan hati-hati" ucap Davit kepada seorang pria

"baik" jawabnya

"menuju menara jam" ucap Davit kepada sekelompok pria berseragam hitam berlambang tengkorak mawar

"baik"balas sekelompok pria

Di siai lain, disaat Reya sedang linglung tiba-tiba ponselnya bergetar, menampilkan nomor sahabatnya Emery dia merasa agak senang, namun senyumnya tak bertahan lama saat dia menerima panggilan dari Emery namun suara yang dia rindukan digantikan dengan suara yang sangat ia takuti

"halo, hy Emery aku kira kamu lupa sama aku, gimana liburanmu? Aku ri-"

"udah?"
Ucapan Reya terpotong saat dia mendengar suara orang disebrang

Tiba-tiba Reya linglung i ini..... su suara Alex? Gak gak mungkin pasti aku salah, karna aku terlalu takut mungkin ini cuma halusinasi aja, sante sante Reya Emeri ada di Korea gak gak mungkin Alex lah pikiran Reya sekali lagi mengembara, namun hanya singkat

"halo Emery ini kamu kan?" "Emery?" tanya Reya lagi karna tidak ada jawaban dari orang yang ada di sebrang telepon

"ya ini aku, Jia-" tiba-tiba suara Emery terputus dan digantikan dengan suara yang ia kenal lainnya "ya Emery ada disini, namun aku yang memegangnya sekarang"" Reya ......."

"Jia apapun yang terjadi jangan kemari Jia-"

"tutup mulutnya""Reya-"

"dimana? Dimana kamu? Alex Emery gak salah apa apa, ku ku harap kamu kamu gak......    "
Reya tidak sanggup melanjutkan omongannya, suaranya menjadi serak, karna dia sangat ketakutan apabila terjadi sesuatu sengan sahabatnya Emery

"Reya, Emery saat ini baik-baik saja bersamaku, asal kamu kemari, dan menuruti semua ucapanku" balas seorang pria dengan lembut di seprang telepon

"dimana?" tanya Reya menggertakkan giginya disusul dengan keringat yang membasahi tubuhnya.

"menara jam"

Tut.....tut....tut

Telepon telah dimatikan dan Reya bimbang antara marah dan khawatir, tiba-tiba

"Non, apa semuanya baik-baik saja?"tanya supir taksi itu

"ya pak saya baik-baik saja, pak tolong ke menara jam" jawab Reya

"baik, Non" segera taxi Reya menuju arah menara jam

psychopathic boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang