✽--Annyeong--✽
Pukul sepuluh, lewat dua puluh malam, waktu setempat. Sowon baru saja akan pulang kembali menuju rumah kontrakannya.
Bugh
Tubuh Sowon terkejut kala dia menabrak tubuh lain yang ukurannya lebih besar darinya.
"Oh, Sowon," ujar orang itu tersenyum miring.
"Ternyata kau mengambil kelas malam ya selama ini? Ku kira kau keluar dari kampus ini," katanya pedas. "Tak ku sangka, orang yang selama ini ku anggap gadis, ternyata adalah seorang wanita yang telah bersuami," lanjut sindirnya.
Sowon membalas senyuman miring orang itu, dengan senyuman mengerikan. "Apa hal itu mengusik kehidupanmu, Tuan Cha?" tanya Sowon pada lelaki yang ada di hadapannya ini.
"Oh, ya. Tentu saja, iya. Jangan pura-pura tak tahu, nyonya Kim!" tekan lelaki itu sekali lagi.
Sowon memasang mimik wajah tak peduli. "Sayangnya waktuku tak banyak, aku harus pulang sekarang," kata Sowon lalu berjalan melewati tubuh lelaki itu.
Namun sayangnya, lelaki itu justru mencegahnya. Dia mencengkram lengan Sowon, menahannya agar wanita itu tak dulu pergi.
"Hei, kau lancang tuan!" kata Sowon yang tak terima saat tangannya di cengkram oleh lelaki itu.
Lelaki bermarga Cha itu, spontan melepas cengkramannya. "Aku belum selesai bicara denganmu," katanya.
"Tidak ada yang perlu di bicarakan. Aku sudah bersuami dan memiliki anak, kau tau itu," kata Sowon. "Lalu apa lagi yang harus di bicarakan?" lanjut tanya Sowon.
"Tentang rasa cintaku padamu," kata lelaki itu sendu. "Kau tahu aku mencintaimu, dan aku hanya mau mencintaimu. Aku mau kau jadi milikku. Minggu depan aku akan pergi ke luar negeri, dan akan menetap disana. Ikutlah bersamaku, tentang anak itu, aku tak masalah, aku bisa menganggapnya seperti anakku sendiri," lanjut terangnya.
"Eunwoo, aku tak bisa. Aku masih mencintai suamiku, dan aku tak bisa menduakannya," balas Sowon sendu. "Kau bisa dan kau layak dapat gadis yang jauh lebih baik dari aku," lanjutnya sembari tersenyum manis.
"Mulailah kehidupan baru di negeri yang baru. Lupakan aku, dan selamat tinggal, aku pergi dulu," ucap Sowon kemudian berbalik pergi.
Sial, lagi-lagi Eunwoo menariknya. Dan sekarang, Sowon jadi berada dalam pelukannya. "Biarkan ini terjadi selama lima menit," kata Eunwoo memperdalam pelukannya.
Sowon bisa memahami perasaan Eunwoo, makanya dia membiarkan hal ini terjadi. Sekarang yang Sowon harapkan adalah, Tuhan mau memaafkannya karena telah berani lancang berpelukan dengan laki-laki lain.
Eunwoo meregangkan pelukannya, "selamat tinggal," lirihnya.
Sowon tersenyum kemudian pergi meninggalkan Eunwoo sendirian.
Laki-laki itu hanya bisa menatap punggung Sowon yang perlahan menghilang dari pandangannya.
✽--Annyeong--✽
Sowon baru saja tiba di rumahnya. Dia cukup terkejut lantaran melihat sang anak masih belum tertidur, padahal ini sudah jam sebelas malam.
"Yoo Sun terbangun tadi, lalu sampai sekarang dia belum tertidur lagi," jelas wanita paruh baya yang sambil membawa Yoo Sun di pelukannya.
"Tidak apa," kata Sowon. "Sini, berikan saja padaku. Biar aku yang menidurkannya," kata Sowon sembari meminta Yoo Sun dari pelukan wanita paruh baya itu.
"Terimakasih bibi Carol, sudah menjaga anakku malam ini," ucap Sowon lagi ketika Yoo Sun sudah ada dalam pelukannya.
"Sama-sama, aku senang menjaga Yoo Sun, dia sama sekali tidak rewel," komentar bibi Caroline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annyeong; Sowjin ミ°end
De TodoHigh rank #1 in Sojung Dalam Bahasa Korea, kata Annyeong berarti selamat tinggal ... dan Seokjin Kim harus menyesal, atas apa yang telah ia perbuat. Ucapan selamat tinggal dari istrinya, benar-benar membuatnya hancur. --Annyeong-- ©2018, Fromageeeee