5

2.6K 298 164
                                    

"Kim Myungsoo."

Jiyeon mencoba tersenyum pada namja yang kini berdiri dengan sebuket bunga yang lumayan besar, namja itu meminta nomornya saat dipendakian dan mengirimkan pesan terus untuknya kemudian. Saat Myungsoo mengajaknya bertemu kemarin, Jiyeon mengatakan bahwa ia masih dirumah sakit setelah kecelakaan minggu lalu yang ia alami.

"Aku tidak menyangka kau adalah salah satu dari korban kecelakaan besar itu."

"Ya sialnya aku adalah salah satunya."

Myungsoo memberikan bunga untuk Jiyeon dan Jiyeon dengan senyuman bersahabat menerimanya, karena biar bagaimanapun namja ini tentu saja berniat baik padanya dan Jiyeon bisa merasakannya. Jiyeon memang selalu bersikap baik pada siapapun.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" Myungsoo duduk dikursi yang berada didekat kasur Jiyeon.

"Aku merasa baik, walaupun masih nyeri dibekas lukaku. Mungkin sebentar lagi aku sudah bisa pulang dari rumah sakit."

"Syukurlah, kau harus menyempatkan waktumu untuk jalan bersamaku." ucap Myungsoo, jelas namja ini menunjukkan ketertarikan pada Jiyeon.

"Dia masih terlalu lemah untuk diajak keluar." Seseorang menjawab ucapan Myungsoo dengan nada yang sangat dingin sambil masuk dengan papan ditangannya, Minho jelas sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Jiyeon tahu penyebab suasana hati Minho tidak baik, ia mendengar bahwa Minho dan Jihyun menunda hari pernikahan mereka karena mereka beralasan terlalu sibuk sekarang.

Suasana menjadi berubah tidak menyenangkan sejak kedatangan Minho, saat Myungsoo ingin bicara pada Jiyeon, namja itu selalu memotongnya dengan menjawab pertanyaan yang diajukan Myungsoo untuk Jiyeon dan tidak memberikan Jiyeon kesempatan untuk menjawabnya.

"Apa yang terjadi padamu?" Itu adalah pertanyaan pertama yang diajukan Jiyeon setelah Myungsoo menghilang dibalik pintu, Myungsoo jelas tidak nyaman dengan kehadiran Minho.

"Dia ingin mendekatimu kau tahu?" Minho bicara dengan nada aneh.

"Ya, aku tidak sebodoh itu hingga tidak tahu." jawab Jiyeon kesal.

"Jadi kau tahu?"

"Ya, dan aku rasa dia bukan namja yang buruk."

Minho hanya diam beberapa saat hingga membuat Jiyeon kebingungan dengan apa yang dipikirkan oleh namja itu. Minho berjalan kearah meja dan mulai mengupas buah, Jiyeon hanya diam sambil memperhatikan namja itu dan kemudian ia menarik napas dalam.

"aku akan pindah tempat, mereka menawarkanku posisi lebih tinggi." Ucap Jiyeon dalam satu tarikan napas, dia hampir tidak bisa membuka mulutnya lagi setelah melihat Minho menghentikan kegiatannya dan hanya mematung.

"Jadi maksudmu kita akan jarang bertemu?" Minho bertanya dengan suara yang terkesan aneh.

"Aku akan jarang kembali ke seoul. Jeju mungkin tempat yang menyenangkan." Jawab Jiyeon dengan kikuk.

Minho kembali diam cukup lama dan hanya terdengar suaranya yang mengupas buah-buahan. Jiyeon merasakan bahwa ada yang salah disini dan ia tidak berani membuka suaranya kini.

"Kau tahu kau tidak memiliki siapapun disana." ucap Minho setelah dia berpikir cukup lama.

"Myungsoo bekerja disana." Jiyeon mencicit, karena ekspresi Minho berubah dingin saat Jiyeon mengatakannya.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang