Aku menghela napas berat saat menatap gedung didepanku, aku tidak pernah ingin menuntut ilmu ditempat ini, aku tidak pernah bercita-cita menjadi seorang dokter namun setelah berdebatan panjang dan juga tuntutan keras dari orang tua dan keluargaku, akhirnya aku menerima permintaan mereka untuk mendaftar dan akhirnya disinilah aku. Ini adalah tahun pertamaku dan aku terlalu sulit untuk menemukan teman, mereka menyapaku namun aku bukan lah gadis yang mudah berteman karena aku tidak terlalu percaya pada siapapun setelah dikhianati oleh sahabatku sendiri.Aku duduk dipojok ruangan dan memperhatikan seorang dosen yang merupakan dokter mengajar tentang anatomi tubuh manusia, aku suka menghapal namun menurutku menuntut ilmu disini merupakan salah satu kesia-siaan yang kulalui untuk menghabiskan masa mudaku. Aku menopang tanganku sambil melihat dokter yang mengajar kami dengan hebat menggambar organ tubuh manusia yang berada di bagian Thorak ( dada ) , dimulai dari jantung, paru . Ia menggambar dengan sangat hebat yang aku tahu dia mungkin menghapal anatomi diluar kepala.
Kemudian aku mendengar suara kursi ditarik disampingku, seorang namja duduk dengan napas terengah-engah menandakan bahwa ia berlari kemari dan entah mengapa dokter yang mengajar didepan hanya tersenyum memaklumi keterlambatannya membuat aku bingung dia memiliki prestasi apa hingga seorang dokter pun tidak memarahinya.
Tidak ada pembicaraan diantara kami sampai jam kuliah selesai, aku membereskan tasku dan aku tiba-tiba melihat sebuah tangan terjulur kepadaku, dan lelaki tampan itu tersenyum dengan begitu lebar.
"Hai, aku Choi Minho."
Aku terdiam cukup lama.
"Aku Oh Jihyun." Jawabku pelan namun masih terdengar tidak bersahabat. Namja bernama Minho itu membalasnya dengan senyuman dan saat aku keluar kelas ia mengikutiku dan bicara banyak hal tentang pelajaran hari ini yang kutanggapi dengan hanya menganggukan kepalaku dan anehnya dia tidak keberatan dengan sikapku yang jauh dari kata sopan.
Diperjalanan Shin hye, teman satu kelompok ku menghampiriku dan meminta laporan yang kami kerjakan minggu lalu, jadi saat aku membuka tasku aku tidak menemukan laporan yang susah payah anggota kelompokku kerjakan. Jantungku berdetak kencang dan aku merasa tubuhku melemas, aku tidak ingin membuat masalah yang mengaitkan orang lain.
"Beberapa jam lagi laporan itu akan dikumpulkan." Shin hye berubah kesal dan marah karena mecerobohan ku , yeoja itu berlalu begitu saja tanpa niat ingin membantuku karena jika pun mereka tidak mengumpulkannya Shin hye akan menyalahkan didikh atas kecerobohan ku, karena perguruan tinggi juga merupakan ajang persaingan.
Jadi aku dengan segera mencari tempat duduk dan mulai mengerjakan laporan itu, namun ingatan ku tidak terlalu bagus hingga beberapa kali aku harus mengulang tulisan ku hingga lumayan banyak kertas yang terbuang saat aku salah menulisnya. Saat seperti ini aku mulai menyalahkan orang tuaku dan siapapun yang mendukung diriku untuk masuk ke dunia kedokteran yang mengerikan, aku sampai tidak sadar bahwa aku mulai menangis dan kemudian aku baru menyadari bahwa sejak tadi namja bernama Choi Minho itu duduk didepanku dan hanya diam sambil menatapku.
"Aku akan membantumu mengerjakannya." ucapnya.
"Tidak perlu." Aku menghapus air mataku.
"Aku akan membantumu."
Dia menarik kertasku walaupun aku sudah mencoba menolaknya, aku hanya diam dan kembali menangis dengan menelungkupkan kepalaku diatas meja, aku tahu menangis tidak akan menyelesaikan masalah namun aku merasa begitu terbebani padahal ini bahkan belum dimulai. aku mungkin akan menemukan hambatan yang lebih besar lagi.
"Kau sudah pulang? aku akan menjemputmu. mau kah kau menungguku sebentar lagi?" Aku mendengar suaranya bicara pada seseorang dan aku masih tetap menelungkupkan wajahku diatas meja. Setelah beberapa waktu aku tidak mendengar suara atau suara perubahan posisi, hingga aku mengangkat kepalaku dan aku menemukan beberapa lembar kertas dengan laporan praktikum diatasnya dan juga beberapa snack dan minuman.