Untuk sahabatku, terimakasih sudah menjadi orang yang sangat berarti di hidupku. Terimakasih sudah menjadi namja yang selalu kujadikan topangan hidup, tempatku menceritakan masalahku dan menjadi orang yang selalu menyelesaikan masalah yang kubuat.
Aku tidak tahu berapa banyak terimakasih yang bisa aku ucapkan, namun aku begitu berterimakasih padamu atas segala yang sudah kau lakukan untukku. Kau selalu mementingkan diriku diatas kepentinganmu dan aku begitu bersyukur memiliki dirimu. Aku juga ingin meminta maaf, selama aku menjadi sahabatmu aku selalu menimbulkan masalah yang datang terus menerus untukmu, aku tahu kau tidak keberatan namun aku ingin minta maaf.
Selamat atas pernikahanmu! maafkan aku tidak bisa hadir dihari bahagiamu, aku pergi ke sebuah tempat yang begitu indah! Tempat yang selalu kupikirkan akan aku tuju saat aku tua dan menghabiskan sisa umurku ditempat itu.
Hiduplah dengan bahagia, jika kau bahagia aku akan bahagia. Keinginanku hanya satu , keinginanku untuk terakhir kalinya...
bahagia lah..
Bahagia dalam banyak artian, kau harus bahagia menjalani hidupmu, mencintai isterimu dan memiliki banyak anak yang seperti dirimu! dengan begitu akan banyak orang yang bahagia didunia ini, aku bahkan tidak bisa menghentikan senyuman dibibirku saat aku menulis ini, membayangkan anakmu menjadi seperti dirimu dan Jihyun.
Untuk terakhir kalinya...
Aku sangat Mencintaimu. Tidak ada satu haripun disisa umurku, aku akan melupakanmu. tidak akan pernah.
- Sahabatmu-
Park JiyeonMinho meletakkan surat itu dilaci tempat tidur, entah berapa kali sejak kepergian Jiyeon , dia tidak berhenti membaca surat yang dibuat Jiyeon. Gadis itu menghilang seperti tidak pernah ada dimuka bumi ini, Minho tidak bisa menemukannya dimanapun. Dia berusaha mencari Jiyeon namun tidak ada hasil yang ia dapatkan, bahkan sekarang setelah pernikahannya dan Jihyun.
Ia tidak pernah menemukan dimana Jiyeon berada.
Minho berbaring terlentang dan menatap atap langit kamar, Jihyun sudah tidur tenang disampingnya. Mereka terasa asing, tubuh yang berbaring disampingnya terasa asing, ruangan ini terasa asing.
Dirinya juga terasa asing.
Perlahan ia berbaring miring membelakangi Jihyun, tanpa ia sadari air matanya mulai turun dan membasahi bantal yang ia gunakan. Namun tidak pernah sekalipun ia menunjukkan betapa hancurnya dirinya pada Jihyun, jika Jihyun tidak bahagia, Jiyeon tidak akan kembali.
Jihyun harus bahagia.
Dia akan melakukan apapun agar membuat Jihyun bahagia, apapun.
Jiyeon menonaktifkan seluruh sosial media miliknya, tidak ada satupun yang tersisa. Nomor ponsel yeoja itu sudah tidak aktif dan tidak pernah diaktifkan lagi, hingga tidak ada satupun yang tahu dimana keberadaannya kini.
Minho merasakan sebuah tangan dengan lembut memeluknya dan Jihyun menyusupkan kepalanya dipundak Minho.
"Tidurlah."
"Aku akan tidur sebentar lagi."
"Aku sangat bahagia." Jihyun berbisik dan memberikan kecupan lembut dipipi Minho, tangan nya memeluk suaminya semakin erat.
"Aku senang kau bahagia."
"apakah kau juga bahagia?"
"Ya tentu saja."
END
jangan tanyakan author mengapa part sebelumnya segaje itu. Sebenarnya part itu belum siap post namun karena kecerobohan author jadi akhirnya part itu kepost dan sudah dilihat banyak orang, jadi mau gamau cerita itu sudah ketahuan jalan ceritanya. Ini adalah part terakhir dari perfect.
Sebenarnya jika boleh jujur, Perfect itu ceritanya selesai sampai waktu Jiyeon ninggalin dirinya distasiun kereta. Namun akhirnya author panjangkan sampai sini, dan Terimakasih sudah menunggu FF ini! Maaf jika tidak sesuai ekspetasi heheh