"M..Mengapa kau membawaku kemari?" Jiyeon bertanya dengan suara yang sedikit gagap saat Minho masuk ke dalam parkiran bawah tanah sebuah perusahaan pencakar langit yang Jiyeon ketahui dengan mudah sebagai perusahaan namja itu, tadi dia sudah dengan jelas mengatakan pada Minho untuk mengantarnya ke sebuah sauna terdekat namun namja itu bahkan tidak ingin repot-repot bicara padanya.
"Apa pekerjaanmu sekarang?" Minho bertanya pada nya dengan nada suara yang begitu datar, sudah terlalu lama ia tidak bertemu namja itu namun ia masih bisa menemukan perbedaan dari ekpresi, nada suara dan sikap namja itu. Minho mungkin terlihat masih sama namun semakin lama ia berada disamping namja itu, namja itu mulai menunjukkan perubahannya.
"Aku bekerja part time di minimarket."
"Aku tidak terkejut dengan penampilanmu saat ini." Ucap Minho, entah itu nada mencemoh atau nada kasihan, atau nada merasa jijik karena nada itu dikatakan dengan begitu datar. Mereka turun tepat didepan beberapa orang yang sudah berdiri berjejer menunggu pria itu, Jiyeon hanya berdiri disebelah mobil saat beberapa orang itu berjalan tepat dibelakang Minho yang akan berjalan masuk. Kemudian namja itu berhenti melangkah dan menatap kearah Jiyeon.
"Aku ada rapat penting hari ini, kau akan menunggu diruanganku. Jiyeon." Ia bersumpah bahwa semua kepala itu memutar ke arahnya dan menatapnya dari atas sampai bawah, ia tidak mengerti arti tatapan mereka namun ia yakin bahwa mereka sedang mikirkan sesuatu yang berkaitan erat dengan dirinya dan Minho, dengan perlahan orang orang itu membuka jalan untuk nya agar ia bisa berjalan disamping pria yang sudah dengan tidak sabar menunggu dirinya tiba.
Mereka naik dengan menggunakan lift pribadi yang langsung mengantar mereka ke lantai atas gedung pencakar langit ini, dari life ini ia bisa melihat pemandangan kota Seoul dengan jelas, kota yang terlihat ramai karena orang lebih suka berjalan kaki daripada menaiki kendaraan. sekarang adalah musim semi, semua orang tidak akan melewatkan momen untuk berjalan di bawah pohon dengan bunga bunga yang bermekaran dengan sangat Indah, dan juga udara yang mungkin bisa membuat apapun seperti stress dan penat hilang hanya dengan berjalan ditengah jalanan musim semi yang ditumbuhi bunga. Dulu ia suka sekali berangkat ke kantor dengan berjalan kaki.
Orang-orang itu, para pekerja tidak menyembunyikan tatapan penasaran dari mere karena sekarang mereka menatapnya dari atas sampai bawah lalu naik lagi dari bawah sampai atas seolah mencoba memastikan dirinya. tidak lama kemudian, mereka tiba disebuah lantai di mana terlihat begitu lenggang dan juga hanya diisi oleh beberapa perabotan seperti meja namun tetap terlihat sangat mewah dan elegan, beberapa orang terlihat duduk di samping sebuah pintu dan mereka langsung berdiri untuk menyambut atasan mereka. Lelaki ini memiliki lebih dari tiga sekretaris, dan jujur saja ia tidak terlalu terkejut dengan hal itu.
"Apakah mereka sudah disini?" Minho bertanya pada seorang perempuan dibelakang mereka.
"Mereka sudah berada diruang rapat, Sajangnim." jawab perempuan itu cepat dan matanya melirik Jiyeon singkat, Jiyeon mencoba untuk tetap tenang. Kemudian Minho berhenti melangkah dan memanggil seorang dari 3 orang itu, seorang yeoja dengan penampilan paling menarik berjalan maju dan membungkuk sopan di depan Minho.
"Kau tunggulah diruanganku sampai aku menyelesaikan rapat ini, kita akan mendiskusikan nasibmu setelah ini. Sojin akan menemanimu dan dia akan membantumu jika kau menginginkan sesuatu, kau hanya tinggal katakan padanya apa yang kau ingin."
"Aku bisa menunggu di sini saja, tempat ini terlihat nyaman dan juga banyak kursi untuk duduk di sini." Tolak Jiyeon halus, ia tidak akan bisa memasuki ruangan itu tidak dengan dirinya yang seperti ini dan tatapan mereka. Minho mengangkat alisnya dengan terlihat berpikir.
"Kau akan menunggu diruanganku dan disana banyak sekali buku yang bisa kau baca, jika kau rasa buku yang kau cari tidak ada Sojin akan mengambilkan buku yang kau mau. aku tidak menerima penolakan." Jiyeon menghela napas pelan, hidup mereka berubah 180 derajat dan Minho dihadapannya berubah menjadi namja suka memerintah dan tidak suka untuk dibantah, auranya terasa begitu keras saat ia menatap Jiyeon dengan kemauan keras yang tidak terbantahkan dan Jiyeon perlahan mengangguk setuju.