"Aku tidak suka menonton film thiller atau horror menakutkan dan aku tidak suka melihat darah." Ucap Jiyeon saat Minho memutar film untuk mereka tonton bersama, itu adalah sebuah film tentang medis yang dicampur dengan cerita mengerikan didalamnya. Bercerita tentang dua orang dokter forensik, seorang ayah dan anak yang melakukan visum pada seorang wanita yang anehnya saat dilakukan pemeriksaan organ didalam tubuh wanita itu masih berfungsi dengan sempurna dan darahnya masih segar walaupun kematiannya sudah berhari-hari, dimulai dari situ film itu berkembang dengan sangat mengerikan karena banyak hal yang meneror dua orang dokter forensik itu hingga Jiyeon berteriak meminta diganti film itu.
Jiyeon memperhatikan Minho beranjak dan mengganti kaset film itu dengan sebuah kaset lain.
"kau membuangnya?" Jiyeon bertanya heran saat melihat Minho membuang kaset film tadi ke tempat sampah.
"Ya."
"mengapa?"
"Kau tidak menyukainya."
Jiyeon tidak habis pikir pada Minho, jadi tadi namja itu menghubunginya dan mengatakan akan mengantar Jiyeon pergi ke apartement Jiyeon untuk mengambil beberapa barang gadis itu, dan mereka berakhir menonton di apartement Jiyeon dengan tv ketinggalan jaman dan juga masih menggunakan kaset yang tadi Minho beli saat perjalanan kemari.
"Itu membuang uang kau tahu, kau tidak perlu membuangnya."
"Aku tidak suka hal yang tidak kau sukai."
Jiyeon menghela napas dan diam sambil memperhatikan film romantis yang mulai terputar, film berjudul Twilight itu bercerita seorang gadis yang jatuh cinta pada vampire, Edward sangat tampan namun Jacob memiliki tubuh yang membuat Jiyeon mengigit bibirnya tertarik, tubuh seperti itu adalah tubuh yang ingin dijadikan bantal oleh semua yeoja.
Sudah sebulan sejak kecelakaannya dan Minho masih belum membiarkannya bekerja , juga namja itu tidak membiarkan Jiyeon kembali ke apartementnya. Kadang dia tidak paham bagaimana cara pikir Choi Minho, namun namja itu selalu punya alasan untuk menahannya seolah Minho sudah tahu semua titik lemahnya.
Minho berubah menjadi namja pemalas yang hanya mengambil beberapa operasi , mungkin hanya 4 operasi besar dalam seminggu dan itu adalah rekor paling malas yang pernah namja itu lakukan. Namja itu hanya dirumah, bermain game atau menonton film bersama Jiyeon.
Setelah selesai menonton film, Minho membantunya untuk memasukan barang-barangnya ke koper namun namja itu terlihat berdiri dengan sesuatu ditangannya.
"Kau masih menyimpan nya?"
"Ya."
"Namja brengsek itu tidak pantas mendapatkan hatimu."
"Dia sebenarnya tidak mendapatkan hatiku, namun dia sangat baik walaupun akhirnya brengsek."
Mereka membicarakan Choi Juno, namja yang pernah menjadi kekasih Jiyeon. Dia namja yang manis awalnya dan membuat Jiyeon sempat sedikit merasa nyaman, namun akhirnya namja itu berselingkuh dibelakangnya dan menghamili yeoja dari club malam yang didapatnya. Benar-benar menyedihkan.
***
Jiyeon melempar apapun benda ringan disebelahnya kearah Minho yang tertawa keras, Jiyeon dalam posisi duduk namun tenaganya lumayan pulih hingga mereka bisa sedikit bercanda, namun tetap saja ia harus berhati-hati melakukan segala hal berhubung siapa tahu dia bisa membahayakan dirinya sendiri.
Kemudian mereka tertawa bersama, Jiyeon tahu suatu saat nanti memori seperti ini akan sangat ia rindukan. Kemarin, orang tua Jihyun dan orang tua Minho datang dan membicarakan tentang pernikahan yang tertunda antara Jihyun dan Minho, dan Jiyeon tahu bahwa mereka sudah mendapatkan tanggal yang tepat dan mungkin itu sebentar lagi.
