S2 : Part 4.

4.1K 339 184
                                    

Suara klakson mobil truck yang melintas itu memekikan telinga dan juga terdengar begitu mengerikan menembus suasana malam yang tidak terlalu ramai, beberapa orang yang ada disana hanya bisa menutup mulutnya terkejut dan beberapa orang hampir kehilangan suaranya karena berteriak kearah seorang wanita yang mereka anggap gila dan hampir menghilangkan nyawanya sendiri seandainya seorang pria tidak datang untuk menyelamatkannya.

Yeoja dengan baju yang hampir robek itu jatuh berguling diatas tubuh namja yang menariknya kasar. Suasana mencekam itu cukup membuat semua orang terdiam untuk beberapa saat seolah waktu berhenti karena ketegangan suasana disekitar mereka.

"Kau gila?!" ucapan namja itu hampir mewakili apa yang ingin semua orang ditempat itu katakah pada wanita yang kini hanya bisa menutup wajahnya yang penuh air mata dengan rasa takut. Namja itu maupun yeoja itu tahu bahwa kecelakaan bertahun-tahun lalu masih menimbulkan trauma dalam bagi mereka berdua dan yeoja itu hampir menghilangkan nyawanya untuk yang kedua kalinya.

Dengan tangan bergetar, namja itu melepaskan jas miliknya dan menyelimuti wanita dihadapannya tanpa memperdulikan beberapa pasang kamera yang mulai mengabadikan momen mereka, semua orang disana tahu siapa namja itu namun mereka tidak mengenal wanita gila yang kini berada dihadapan namja itu.  Yang pasti, semua orang dan namja itu tahu bahwa besok berita besar akan memenuhi segala jenis berita dan koran. Dengan perlahan tangan namja itu terangkat untuk menghapus jejak air mata dipipi perempuannya, jarinya bergetar karena untuk waktu yang lama ia tidak pernah bertemu dan menatap wanita itu secara langsung.

Kemarahan yang ia rasakan tadi membuatnya tidak bisa berpikir benar, ia bingung harus melakukan apa saat itu, yang ia pikirkan hanyalah pergi dan menghindari yeoja itu karena ia begitu merasa kecewa, namun siapa sangka tidak sampai satu menit ia meninggalkan kekasihnya dan mobilnya ditengah jalan raya dan berlari ke tempat semula untuk mencari yeoja yang ia tinggalkan dengan sikap kasarnya. Dan ia tidak menemukan yeoja itu disana.

Dadanya seolah dipukul dengan keras, ia merasakan sesak seolah ia mulai berpikir bahwa mungkin itu akan menjadi pertemuan terakhir mereka dan ketakutannya bahwa ia tidak akan pernah bisa menemukan Jiyeon lagi. Dia mencari ke segala arah dan tidak menemukan gadis itu dimanapun, tidak dimanapun. Dia terus mencari namun Jiyeon tidak ada dimanapun, disaat ia hampir putus asa ia melihat gadis itu diujung jalan, berjalan menyebrang dengan sebuah truck bermuatan besar hampir membunuhnya dan Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk menyelamatkan yeoja yang sudah hampir menemui kematiannya itu.

***

Rumah itu sangat besar, Jiyeon menatap sekelilingnya dengan kagum. Minho sekarang, bukan hanya sekedar pria berhasil, dia super berhasil dan kaya raya dengan rumah sebesar ini. Jiyeon duduk dengan menundukan wajahnya apalagi kini beberapa pelayan yang berada disana menatapnya dengan tatapan penasaran dan curiga, dipojok ruangan ia masih bisa melihat foto Jihyun terpasang dengan nyaman, Jiyeon tersenyum. Jihyun begitu cantik dan bahagia di foto itu dengan gaun pengantin nya, kemudian tatapan Jiyeon berpindah pada foto disampingnya, Jihyun tersenyum amat lebar berbeda dengan namja disampingnya yang hanya tersenyum dipaksakan.

Minho muncul dengan beberapa peralatan kesehatan ditangan nya, ia sudah menggulungkan kemeja putihnya sampai siku dan membuka dua kancing atas hingga membuatnya terlihat sangat tampan, beberapa pelayan terlihat maju untuk menawarkan diri namun dia menolaknya.

"Berikan tanganmu."

Jiyeon dengan ragu memberikan tangan nya, ia melihat Minho diam dan memandang telapak tangannya dan jarinya yang tertempel beberapa plester setelah ia tidak sengaja melukai tangannya karena menguas banyak bawang untuk menambah penghasilannya.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang