Akhir hubungan

0 0 0
                                    

"Aku ingin kita saling menjaga, walaupun sakit yang tak terhingga, aku yakin hati mempunyai porsi untuk bahagia"

Hilmi berkali kali mengetuk ngetuk meja belajarnya, dia berfikir apakah sekarang ia harus menghubungi Zulfa. Dan meminta penjelasan dari Zulfa tentang Adit?

Tapi dia takut akan tersulut emosi, dan bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Apalagi wanita adalah makhluk yang diciptakan Allah dengan segala kelembutan, mudah tersentuh dan mudah tersinggung jika sedang bulanan.

Namun hati Hilmi sekarang tengah panas bahkan kutub es saja tidak bisa mencairkan hatinya.

Ponsel yang dari tadi tergeletak kini ia ambil dan segera ia otak atik, ia mencari nama kontak yang paling sering ia hubungi, siapa lagi kalau bukan Zulfa.

Hilmi mengetik salam terlebih dahulu

"Assalamualaikum".

Tanpa menunggu beberapa menit, Hilmi sudah mendapat balasan pesan.

[Wa'alaikumussalam, Mi]

[Udah dicabut ya keputusannya😁?]

Hilmi benar benar sakit ketika membaca pesan dari zulfa, dia menghela nafas beberapa kali hingga akhirnya mengetik balasan

"Hm".

[Kamu kenapa?]

"Gak".

[Simpel banget, Mi]

"Keliatannya".

[Kalau aku ada salah, aku minta maaf]

"Kamu gak salah. Cuman aku yang terlalu percaya".

[Maksudnya]

"Udah malam, aku tidur".

Hilmi mematikan data selulernya, melempar handphonenya asal, dan menarik selimut hingga memejamkan matanya.

Ada rasa sakit yang tengah ia rasakan, begitu sakit. Hingga pagi harinya ia akan memutuskan sesuatu terkait hubungannya dengan Zulfa.

*******

Zulfa tersenyum tipis setelah mengetahui Hilmi ingin bertemu dengannya, sesuatu yang jarang sekali. Kira kira Hilmi mau ngapain? Setelah lama tidak memberinya kabar, Hilmi akan memberi hadiah atau coklat? Pikir Zulfa.

"Ehem".

Zulfa membalikan badan, sorot matanya melihat Hilmi yang tengah berdiri tegap di belakangnya.

"Mi". Sapa Zulfa dengan senyuman yang selalu ia tunjukkan

"Seperti yang kamu tau, aku orangnya gak suka basa basi. Aku mau langsung to the points sama kamu".

Zulfa tiba tiba bingung, ia merasakan sesuatu yang tidak enak setelah melihat ekspresi Hilmi.

Lorong sekolah SMA Al Ihsan tidak terlalu ramai, momen yang pas bagi Hilmi, untuk menyampaikan sesuatu pada Zulfa.

"Adit?" Kata Hilmi, jeda beberapa detik " setelah mendengar nama itu, apa yang ada di pikiran kamu?".

Zulfa sekarang tahu arah pembicaraan ini, dia pun sudah siap jika Hilmi akan segera mengambil keputusan yang akan menyakiti hatinya

"Dia sahabat kamu-".

"Sahabat aku? Tapi dia udah berkhianat sama aku". Potong Hilmi

"Aku tau semua, Zul. Kamu beradu pesan sama dia. Sampai dia ngasih emoticon hati!".

"Sepertinya kamu salah paham, Mi" Zulfa membantah

"Dan salah kamu sendiri yang ngambil keputusan gak akan ngabarin aku lagi". Zulfa tersenyum getir

"Karena aku gak mau buat kamu berdosa, cukup kita saling mencintai namun saling menjaga, menjaga dari zinah,Zul".

Kedua mata Zulfa telah memanas, air mata akan segera turun dari pelupuk matanya, apa yang dikatakan Hilmi ada benarnya namun pantaskah bila terus di pertahankan?

"Lebih baik kita akhiri saja hubungan kita. Saling menjaga dari zinah namun masih mempunyai keterikatan buat apa? Kamu hanya memupuk harapan pada ku, Mi".

Terbesit rasa kecewa di hati Hilmi , seharusnya dia tak melakukan ini, namun ini adalah jalan terbaik, namun mengapa sesakit ini? Yang dikatakan Zulfa benar, jika ingin saling menjaga mengapa harus mempertahankan hubungan?

"Oh, oke. Alhamdulillah kalau gitu, semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, maaf jika selama ini aku egois, kamu tau aku egois karena ingin kamu terjaga," Hilmi menghela nafas " Zulfa gak boleh chattan dengan pria, Zulfa gak boleh berduaan sama temen pria, Zulfa yang harus menundukkan pandangan, itu semua buat kamu".

Zulfa masih terdiam dengan air mata yang terus turun membasahi pipinya, semua itu membuat Hilmi merasa terus bersalah, ingin ia peluk namun itu menjadi sesuatu yang tidak mungkin sekarang.

"Aku pamit assalamualaikum" . Hilmi berbalik badan dan mulai berjalan menuju kelas

Laa TahzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang