La Tahzan.

0 0 0
                                    

Aku mencintai mu karena Allah, dan mengikhlaskan mu karena Allah.

Hari kemarin, menurutku adalah hari yang buruk, mengingat aku sendiri yang mengakhiri semuanya, dan aku juga yang menangisinya. Mungkin, semua ini adalah teguran dari Yang Maha Pengasih pada ku, aku yang terlalu mencintai Hilmi hingga cinta kepada Allah harus terkikis hingga berujung tangis.

Sungguh tragis, mengingat diriku setiap malam mengkhawatirkan keadaannya tanpa ia ketahui. Rindu yang tak pernah mendapat balasan, dan akhirnya berujung penyesalan.

Katanya dia ingin menjaga ku, namun aku berfikir jika dia ingin menjagaku mengapa dari dulu dia tidak mengakhiri semuanya? Itu lebih baik dibanding perasaan yang diombang ambing.

“Dek, Mas Soni mau pergi. Kamu jaga rumah”.

Aku segera bangkit dari tidur “kemana Mas?” tanya ku

“hm, kerumahnya Bayu”.

Kerumahnya Bayu? Tapi pakai baju Kokok?

  “Kok pakai baju Kokok, mas?” tanya ku lagi

Mas Soni berdecak kesal “Mas Soni dan Bayu mau ke kajian“.

Kajian? Sejak kapan Mas Soni ikut ikutan yang kayak gitu? 

    “Mas Soni mau apa kesana? Oh, sekarang Mas Soni ngincer ukhti ukhti ya?“

Mas Soni menghampiriku dan menoyor kepala ku pelan “ Mas udah tobat kali. Mas gini gini juga pengen nikah dek, Mas gak akan gombalin cewek lagi, kali ini Mas mau serius”

Aku menahan tawa ku setelah mendengar perkataan Mas Soni “ya terus perihal Mas Soni mau ke kajian itu kenapa?”.

Mas Soni terkekeh dan kemudian menoyor kepalaku lagi “ seperti apa yang kamu bilang, Mas mau ngincer cewek buat dijadiin istri”, jeda beberapa detik “yaudah ya Mas pergi dulu, Assalamualaikum”.

  “MAAAAS SONII, ZULFA MAU IKUTT!!!”.

  “Astaghfirullah... Hancur sudah rencana ku Gusti Nu Agung”

  “kenapa mas? Gak boleh ya?”.

  “hm. Yaudah”

  Mungkin dengan mendatangi sebuah kajian akan membuat hati ku yang dari tadi gundah akan menjadi lebih tenang.

*******

“Dek, kita duduknya terpisah, kamu duduk dikanan, Mas Soni duduk dikiri”.

Aku memberikan isyarat tidak mau, aku ingin duduk bersama dengan Mas Soni.

“Gak! Zulfa mau sama Mas Soni”. Aku mangaitkan jari jari tangan ku pada telapak tangan Mas Soni

“Dek, manja mu jangan kambuh disini, Mas malu dek”. Mas Soni terlihat risih hingga melepaskan pegangan

Sekarang aku kesal padanya, punya kakak pemalu banget. Aku lantas berjalan memasuki masjid tanpa minta izin pada Mas Soni.

“Dek nanti tungguin Mas di depan mesjid kalo udah selesai”. Teriak Mas Soni

Suasana mesjid begitu ramai,ramai dengan para manusia yang menurut ku sangat memenuhi  syariat, beda dengan ku yang masih mengenakan kerudung dengan asal asalan.

Penampilan semua wanita di mesjid justru membuatku terasingkan, mungkin penampilan ku yang berbeda dengan mereka. Aku duduk di pojok mesjid sembari menunduk, banyak mata yang sempat melirik atas bawah penampilan ku.

Seorang MC mulai membuka acara, ketika MC tersebut mengucapkan salam dan semua orang tidak ada yang kaget kecuali aku disini.

Hilmi? Dia jadi MC?

Berapa lama aku menatapnya hingga Hilmi pun mendapati ku tengah menatapnya, saat itulah rasa gugup ku mengguncang, gugup sekali.

Hilmi mengangkat mikrofon, bisa dilihat raut mukanya terlihat gugup, entah saat tadi kita bertatap atau ia gugup dalam membawakan acara.

“Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh, Alhamdulillah wa syukurilah, dengan izin Allah SWT kita dapat berkumpul di tempat penuh ilmu dan ridho Allah ini, semoga kita senantiasa diluruskan niat ridho lillahi ta'ala”

Ya Rabb, mengapa ketika melihat pria itu sungguh sakit? Mengapa luka ini semakin melebar ketika melihatnya? La Tahzan...Zulfa..

“dan tema kajian kali ini, Singlelillah sampai halal, yang akan dibawakan oleh ustadz taqy Malik”

Semuanya termenung dalam pencerahan yang dibawa sang ustadz, termasuk aku. Ada beberapa ceramah sang ustadz yang berhasil menampar keras hatiku, sungguh miris jika kalian mengetahui masa laluku, jauh dari agama dan jauh dari Allah.

Aku mengetik kutipan sang ustadz yang menurutku menarik

Orang yang baik pasti mempunyai masa lalu, orang yang dikatakan buruk, berhak mempunyai masa depan yang baik.

Wanita itu, makhluk yang istimewa, saking istimewanya, surga ada di telapak kakinya, jangan rusak kan dia, tapi lindungi dia.

Untuk para Ikhwan tundukkan pandangan jika melihat akhwat dan untuk para akhwat tutuplah aurat untuk membuat para Ikhwan semakin terjaga dari dosa.

Cinta yang tidak didasarkan karena Allah, maka bersiaplah akan kehilangan ia karena Allah

Laa TahzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang