jiwa jiwa rapuh

0 0 0
                                    

Tak sebanding rapuh ini jika Allah meninggalkan hambaNya

Deru mesin motor menggema di daun telingaku, sebuah pemandangan tak enak dipandang dimana polusi bertebaran di setiap sudut kota. Aku dan Mas Soni sedang mengalami nasib yang tidak baik, terjebak di kemacetan merupakan hal buruk yang musti dihindari. 

Aku hampir tak bernafas karena tak ingin asap kenalpot angkot masuk begitu saja ke hidungku, sayangnya aku tak membawa masker atau helm.
Mas Soni berdecak kesal, mungkin dia sudah bosan, tidak ada pergerakan sedikit saja pada kendaraan di depan kami.

“gara gara kamu lama dandan, jadi gini kan dek“
Mas soni menggerutu

“Dandan? Zulfa hanya pake bedak aja. Emangnya Mas Soni yang setiap hari pake lip balm”

Ya benar demi terlihat sempurna didepan calon istrinya katanya, dia rela pakai lip balm agar bibirnya terlihat fresh

“ish, diam kamu dek”.

“Mas Soni jangan mancing mancing makanya” .

“Hm sekarang kamu diam”.

Setelah obrolan singkat itu akhirnya kami bisa melewati kemacetan walau dengan cara yang salah, jangan ditiru ya, Mas Soni sampe ngambil jalan pejalan kaki atau trotoar! Otomatis aku gak terima, sampai aku pukulin helmnya agar berhenti.

“Dimana sih?“ tanya ku

“Tau ah. Mas kesel sama kamu”

“Apa sih Mas, jangan kayak cewek PMS deh” kataku

“tadi Mas malu di pukulin sama kamu, kenapa sih kamu itu seneng banget buat mas malu”

“mas udah mengambil jalan yang salah, Mas jangan dzolim deh, menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”

“emang kamu mau setengah hari berada di kemacetan, harusnya tadi Mas turunin kamu“

“Sadis amaaaaaaat” aku mencubit kecil punggungnya

“Awwww, sakit dek”

**********

“Assalamualaikum?”

“Wa'alaikumsalam, Mas”

“hehehe, udah lama dek?”

Jujur sih, aku sebelumnya hanya diajak sama Mas soni tanpa tau mau kemana. Kalau tujuannya aku disini sebagai nyamuk, pasti , aku gak akan mau.

“ini siapa Mas?”

“Adik ku, namanya Zulfa”.

Aku tersenyum setelah mas Soni memperkenalkanku, Sikap Mas Soni kini terlihat lebih manis dari sebelumnya

Wanita berhijab syar'i itu ber-oh ria. Cantik bahkan Mas Soni saja tidak bisa ngedip ngeliatnya

“Mas”, aku menyentuh tangannya, namun ia sibuk dengan menatap wanita di depannya

“Mas Soni?” kata wanita itu, seketika Mas Soni terperanjat

Aku benar benar kesal...

“Mas apa maksudnya?” tanya ku terang terangan

“ohya, kenalin Zul, ini Kak Sarah. Yang InsyaaAllah adalah calon Mas” jelas Mas Soni

Aku melongo, Mas Soni hebat bisa memilih istri yang sangat cantik. Apakah ini hasil usahanya kemarin waktu kajian?

“Mas ajak kamu kesini agar kamu bisa menghindarkan kita dari fitnah” Tuturnya

“Oh“ jawabku

Ugh, kalau urusan mas Soni aja harus aku yang di pertaruhkan, kalau aku lagi ada urusan di luar, paling anti dia ngantar

“Zulfa kamu kelas berapa sekarang?” tanya kak Sarah

“Mau kelas tiga SMA kak” jawabku

“Oh sama dong kayak adik kakak”

“kelas tiga juga ya dek?” tanya mas Soni

“iya mas”

“laki laki atau perempuan dek?”

Mas Soni kenapa nanya gitu ya

“laki laki” .

“kok mas gak tau kamu punya adik lelaki?”

“iyalah mas, lha wong kita baru kenal kemarin?”

“Apa!?” aku menggebrak meja

Laa TahzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang