Ikhlas

0 0 0
                                    

Pernah mendengar kisah Romeo and Juliet? Ketika takdir tidak menyatukan mereka berdua justru akhir dari kisah mereka berujung kematian.
Dan kisah Laela dan Majenun, ketika takdir memisahkan mereka justru membuat kegilaan.
Mungkin kisah ini dapat dijadikan kenangan terindah hingga Jannah...

“Zul!?”

“Ya?”

Zulfa menoleh mendapati teman sekelasnya memanggil dari belakang

“Surat”.

Zulfa terbengong melihat secarik surat di sodorkan padanya

“Dari siapa ini?”.

“Rahasia, katanya”.

“Ciri cirinya saja?” bujuk Zulfa

Tunggu? Kenapa tiba tiba muncul nama Hilmi di pikirannya? Ah tidak mungkin.
Temannya menggeleng.

Setelah temannya pergi dari hadapannya, Zulfa bersiap membuka surat tersebut. Namun surat itu sudah dirampas secepat kilat.

“Surat dari siapa ini? Wah Zul, kamu punya penggemar rahasia ya”.

“Bilal! Sinikan surat itu”.

Bilal, terkenal dengan kenakalan dan keonarannya di kelas

“Mau dibaca dulu” Elaknya

Bilal menghirup udara terlebih dahulu, dia melemparkan senyuman jahil dulu kepada Zulfa sampai mengedipkan mata

“UNTUKMU” Dengan suara keras Bilal membaca surat tersebut hingga banyak para siswa mulai mengerumuni Bilal bersama Zulfa

“AKU TIDAK TAU NAMAMU SIAPA. YANG KU TAU KAMU ADALAH WANITA TERCANTIK DI SEKOLAH INI, KETIKA PERTAMA KALI MELIHAT MU KAMU BAGAI BIDADARI BERWUJUD MANUSIA” semua siswa bersorak keras

“WAHAI KAMU, KAKAK KELAS TERCAN...”

“kakak kelas? Berarti itu dari adik kelas ku” ucap Zulfa dalam hati

“Cie, cie, Zulfa dapat surat dari adik kelas? Gue mau cari tau ah orangnya” kata Bilal setelah selesai mendeklarasikan surat tersebut

“Kamu ini bikin aku malu Bilal”. Ucap Zulfa kesal

“Tapi ini yang ngebuat aku bahagia, Hahahaha”.

Zulfa memukul Bilal, Zulfa kesal sih.

“Eh Mas Hilmi!?” Teriak Bilal, seketika tubuh Zulfa merasa kaku

“Ngomong apa kamu!” ucap Zulfa hati hati

“Apaan sih. Lha wong gue mau ke Mas hilmi” Benar saja perkataan Bilal, sudah ada Hilmi di belakang.
Sontak Zulfa tidak bisa lagi menyembunyikan keterkejutannya

“Mas udah lama di belakang? Kok gak maju maju sih?” Ucap Bilal

Bilal seolah sedang menyindir Zulfa dan Hilmi.

“Mau kok, He” jawab Hilmi singkat

Dalam hati Hilmi berjanji kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Mau sesakit apa lagi hatinya akan rapuh? Mendengar surat cinta itu seolah hatinya di hantam besi beton.

“Eh Zul! Tengok kebelakang! Tuh ada siapa”. Teriak Bilal

Sedangkan dalam hati Zulfa, dia berharap Hilmi akan menyapa ketika Hilmi melewat di sampingnya.
Beberapa detik, langkah Hilmi mulai terdengar. Dan..

“Zul”.

“Ya apa?”

Apa ini tidak terlalu spontan? Terlihat sekali jika Zulfa menanti nanti momen ini. Seperti ada ribuan kupu kupu keluar dari perutnya

“Udah ada yang baru ya? Gak nyangka aku”.

Sebuah hantaman meteor mendarat di hatinya, membakar semua yang ada didalam hati hingga pikirannya, sekarang yang tengah Zulfa rasakan adalah kekesalan.

“Maksud mu apa?”

“Disaat hubungan kita sudah berakhir aku kira kamu akan berubah. Ternyata hidayah Allah itu mahal”.

“Soal hidayah itu hanya urusan Allah”. Ungkap Zulfa

Hilmi kembali tidak menggubris perkataan Zulfa, ia lebih memilih melanjutkan perjalanannya menuju kelas

“Iiiiiiiiiiiiiiiiiih. Aku benci sama dia!!!!!”. Kesal Zulfa

Walaupun amarahnya membludak, Zulfa tidak ingin membuat orang di sekelilingnya khawatir. Zulfa memilih untuk berlari ke mesjid di area sekolah dimana disana masih ada siswa yang sedang bertilawah.

“Kalau mengikhlaskan itu sulit, bagaimana kamu akan mendapatkan kebahagiaan?”. Tanya Bu Endah

Zulfa menangis tersedu di tengah rentetan pertanyaan dari Endah, wali kelasnya. Bukannya menjawab, tangisan Zulfa semakin menjadi jadi

“Jika kehilangan membuat kamu bersedih, bagaimana kamu akan belajar ikhlas?”

“Jika kamu tidak ikhlas pada suatu takdir, kamu tidak akan tahu bahwa Allah akan memberikan sesuatu yang lebih baik lagi dari apa yang telah meninggalkanmu”

“Jadi saya harus bagaimana Bu?” Tanya Zulfa

“Kamu harus mengerti kemauan Allah. Kamu harus belajar ikhlas dan Allah suka itu. Mending di sukai manusia atau di sukai sama Pencipta?”

“Sama Allah bu”

“Kalau gitu berarti kamu udah sadar jika Allah mempunyai berbagai cara membuat hambaNya bahagia”.

“Maksud ibu?”

“Allah menguji kamu agar kamu kembali dekat dengan Allah, Allah kangen sama kamu. Kamu ikhlas berarti kamu harus bersiap untuk melihat kebahagiaan tidak terduga yang telah Allah siapkan”,.

Lengkungan senyum terbit di wajah Zulfa...

Laa TahzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang