.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi-pagi sekali,Wonwoo sudah siap berangkat menuju tempat kerjanya. Ia sampai tidak sempat sarapan."Wonwoo,berkas presentasimu!" Teriak Soonyoung di depan teras rumah. Wonwoo menepuk keningnya,karena buru-buru ia jadi pelupa begini.
Wonwoo kembali berlari menghampiri Soonyoung,ia tersenyum seraya mengucapkan terima kasih.
"Hati-hati dijalan,jangan mengebut!"
"Ya,baiklah." Jawab Wonwoo lalu membunyikan klakson mobilnya.
Soonyoung memijat kepalanya yang terasa pening. Rumah yang masih dalam keadaan berantakan akibat ulah Hyunwoo. Anak laki-laki yang kini telah berusia 7 tahun,dan awal bulan depan ia akan memasuki Sekolah Dasar.
"Hyunwoo,bereskan mainanmu. Atau tidak akan Ibu buang."
"Sebentar." Teriak Hyunwoo dari dalam kamarnya.
Soonyoung berdiri sembari berkacak pinggang di depan pintu anaknya.
Memandangi Hyunwoo datar."Sudah berapa kali Ibu katakan,sehabis main langsung dibereskan kalau malas merapihkannya besok." Omel Soonyoung pada akhirnya.
Soonyoung lelah mengurus rumah,tiap hari hanya mainan Hyunwoo yang membuat ia kewalahan dalam berbenah."Maaf,bu." Ujar Hyunwoo menundukan kepalanya,ia takut melihat ekspresi marah Soonyoung.
Tangannya saling menaut,dalam hati Hyunwoo merutuki sifat lalainya itu."Ya sudah,bereskan sekarang. Ibu ingin mencuci baju dulu."
"Baiklah." Hyunwoo segera berlari pada ruang santai,membereskan segala macam mainannya yang berserakan. Anak laki-laki itu menyeret bak khusus tempat mainannya sendiri.
Soonyoung mengangkat satu bak penuh cucian baju,lalu menjemurnya di belakang rumah.
Matahari sudah mulai terik,padahal waktu masih menunjukan jam sembilan pagi. Namun panasnya sudah sangat menyengat dari sekarang."Ya Tuhan,punggungku." Keluh Soonyoung lalu duduk bersandar pada pot bunganya.
Soonyoung memijat sendiri punggungnya yang masih terasa sakit.
Selesai menjemur pakaian,kini tugas Soonyoung adalah mengepel lantai rumah. Dan yah,ini tugas yang paling tidak disukai oleh Soonyoung.
Bukannya apa,setelah di pel pasti nanti akan diinjak oleh Hyunwoo. Belum lagi remah makanan yang berserakan dimana-mana,Hyunwoo biasanya main di pekarangan rumah.
Kaki kotornya selalu saja iseng menginjaki lantai yang masih basah,alhasil jejak kakinya tercetak jelas."Hyunwoo,jangan lewat disini. Ibu sedang mengepel,masuk dari pintu belakang saja."
"Tapi pintu belakang knopnya tinggi,Hyunwoo tidak sampai."
"Jangan membantah." Soonyoung berkata ketus. Hyunwoo menurut,daripada ia kena omelan Soonyoung lagi.
Soonyoung merebahkan tubuh lelahnya pada sofa,ia tidak kuat lagi untuk jalan menuju lantai dua masuk kedalam kamarnya.
Rasa lapar yang menggerogoti lambungnya tidak ia perdulikan,ia hanya ingin tidur dan beristirahat.Waktu sudah menunjukan jam makan siang,biasanya Soonyoung akan menaruh makanan di atas meja agar Hyunwoo tidak perlu repot-repot dan susah payah mengambilnya di atas lemari kaca.
Tapi keadaan saat ini berbeda,Soonyoung lelah. Ia sampai lupa tidak menaruh makanan di meja seperti biasanya,sehingga membuat Hyunwoo harus menyeret kursi lalu menaikinya. Mengambil makanan diatas lemari kaca sendiri.Tangan Hyunwoo hampir sampai menggapai pinggiran piring,ia berusaha untuk berjinjit lagi.
Anak itu tidak mempunyai pegangan untuk menopang berat badannya. Ia hanya bisa menaruh sebelah tangan pada kepala kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life Soonyoung Couple ✔
RandomKwon Soonyoung dengan para seme lainnya. CheolSoon SoonShua JunSoon SoonWoo SeokSoon MinSoon VerSoon Special chapter HoonSoon Bagi yang homophobic tidak dianjurkan untuk membaca fic ini,cerita asli dari pemikiran author. Di special chapter akan munc...