.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lelaki berdarah China itu memijat kepalanya yang sedang berdenyut pusing.
Sudah beberapa hari ini Soonyoung mengalami morning sickness cukup parah. Tadi pagi setelah ia memuntahkan isi perut,Soonyoung langsung jatuh pingsan.
Dan sekarang keadaan Soonyoung tengah tidur pulas.Bubur serta susu kehamilan Soonyoung sudah tersedia di atas meja nakas. Jun menelpon sekretaris perusahaannya memberi tau bahwa hari ini tidak bisa masuk bekerja dulu.
Jun turun dari ranjang tempat tidur,ia merapihkan seisi rumah menggantikan tugas sehari-hari Soonyoung.
Mulai dari menyapu,mencuci baju,memasak,cuci piring,menjemur pakaian,melipat pakaian,dan menyetrikanya.Jun tau pekerjaan seorang ibu rumah tangga itu sangatlah berat. Maka ia tidak mengizinkan Soonyoung untuk mengerjakan semua itu tanpa pengawasannya.
"Eunghh…" lenguhan yang keluar dari bibir tipis milik Soonyoung memenuhi ruang pendengarannya.
Soonyoung pikir Jun berangkat bekerja seperti biasa,namun ia mendapati Jun malah berdiri membelakanginya sambil menaruh ponsel ditelinga."Kau tidak bekerja?"
"Tidak,pekerjaan di kantor tidak terlalu sibuk jadi aku bisa izin sehari. Lagipula,kondisimu cukup lemah saat ini. Aku tidak berani meninggalkanmu sendirian." Jawab Jun kemudian.
Ia duduk tepat disamping Soonyoung,mengusap perut istrinya yang sudah mulai berbentuk."Apa ia terlalu menyakitimu?"
"Tidak,tak apa-apa. Aku sudah merasa baikan."
"Makanlah bubur ini selagi hangat,dan juga susu kehamilanmu." Jun memangku nampan berisi bubur dan susu untuk Soonyoung.
Semenjak istrinya dinyatakan hamil,Jun jadi lebih sering waspada dan berada di rumah.
Jun hanya berani meninggalkan Soonyoung 8 jam,lebih dari itu maka ia akan langsung pulang.
Sarapan pagi Soonyoung telah habis,Jun kembali beranjak turun menuju dapur untuk membersihkan mangkuk kotor tersebut."Maaf aku merepotkanmu,seharusnya aku yang mengurus rumah,bukan kau."
"Tak apa,aku mengerti. Lagipula kata Dokter Lan kau tidak boleh sampai terlalu lelah. Bisa membahayakanmu dan janin." Jun mengelap tangan basahnya pada sebuah serbet.
Menemani Soonyoung yang duduk di sofa sambil menonton acara tv.Merasa bosan,Soonyoung bergelayut manja pada lengan Jun.
Mendusel wajahnya pada ceruk leher sang suami."Kau mau apa,hm? Katakan saja."
Soonyoung menoleh melihat wajah Jun dari jarak dekat,bibirnya sedikit maju dan pandangan matanya tak menentu arah.
Melihat ada gurat keraguan serta kegelisahan pada mata sipit itu,Jun lantas meraih dagu Soonyoung.
Mengunci tatapan keduanya kemudian."Katakan saja,tak apa."
"Tapi…apa kau sanggup mengabulkannya? Ini terdengar sedikit aneh…" Jun lantas mengerutkan dahinya. Ia memutar tubuh,mengubah posisi duduk menjadi tepat menghadap Soonyoung.
"Memang apa itu,sampai-sampai terdengar aneh?" Soonyoung menggigit jari telunjuknya bimbang. Jun merasa gemas bukan main melihat bagaimana raut wajah istrinya saat ini,mencium kedua pipi putih berisi Soonyoung lalu terkekeh kecil setelahnya.
"Eum aku…aku ingin--"
"Kemana?"
"Ck,menyebalkan. Aku belum selesai bicara,"
"Haha maafkan aku sayang,aku terlalu gemas melihat reaksimu jadi aku sengaja memotong pembicaraanmu. Jadi katakan."
Soonyoung kembali terdiam,bibir bawahnya ia gigit setelah itu berdecak kecil.
Ia menatap manik kelam milik Jun kemudian menarik nafas perlahan lalu menghembuskannya."Ak-aku…aku ingin ke
Bulan."
![](https://img.wattpad.com/cover/176977958-288-k451356.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life Soonyoung Couple ✔
AcakKwon Soonyoung dengan para seme lainnya. CheolSoon SoonShua JunSoon SoonWoo SeokSoon MinSoon VerSoon Special chapter HoonSoon Bagi yang homophobic tidak dianjurkan untuk membaca fic ini,cerita asli dari pemikiran author. Di special chapter akan munc...