.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Brak"Aarghh menyusahkannya!" Umpat seorang pria dewasa pada meja kerjanya.
Kertas berisi lirik lagu berserakan diatas lantai.Earphone yang ia gunakan pun ia lepas dengan kasar,tidak takut apabila benda mahal itu akan rusak.
Yang penting bisa mengeluarkan amarah secara leluasa.Pria itu kemudian mengusap wajah lelahnya lalu menutup kedua mata,berusaha menjernihkan pikiran serta memulihkan energinya.
"Woozi,pelatih vokal sudah menunggumu di ruangannya." Ucap salah satu karyawan yang masuk kedalam studio pria dewasa bernama Woozi tersebut tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.
"Ketuk pintunya terlebih dahulu bodoh! Jangan mengagetiku."
"Iya aku minta maaf,cepatlah kau sudah ditunggu sedari tadi."
Woozi mengangguk saja sebagai jawaban singkat.
Kembali Woozi menghela nafas lelah diikuti umpatan."Sialan! Kenapa tadi aku menghamburkannya,sih? Yang mana kertas berisi lirikku?!" Woozi merutuki dirinya sendiri. Amarah terlalu menguasai diri pria tersebut hingga ia lupa memilah kertas berisi lirik paling benar.
Tangan Woozi bergerak cepat mencari kertas berisi lirik hasil buatannya,ia sangat hapal bagaimana bentuk coretan terakhir kali di kertas itu."Ketemu!"
Cklek
"Permisi…"
"Oh komposer Woozi,silahkan duduk." Ujar pelatih vokal kepada Woozi.
Woozi menarik kursi dihadapannya dan segera duduk,tangannya saling menangkup.
Selembar kertas putih ditangannya ia sodorkan kepada sang pelatih.Raut wajah pelatih vokal membuat Woozi kesusahan dalam menebak hasilnya. Woozi menyandarkan punggungnya pada kursi lalu sedikit memijat tengkuk.
Berapa lama lagi ia berada didalam sini?Sungguh,suasana ruangan pelatih vokal sangat berbeda dengan studionya. 24jam pun berdiam didalam studio Woozi sanggup asal jangan ketempat ini.
"Memuaskan sekali,kau memang pandai dalam membuat lirik. Semuanya tersampaikan,aku yakin lagumu akan cukup terkenal.
Kau sudah membuat instrumentnya?""Ya,aku membawa flashdisk berisi instrument. Apa kau ingin mendengarnya sekarang?"
"Sebelum itu bisa ikuti aku dulu,bawa saja flashdiskmu itu. Akan kita putar di ruang koreografi."
"Koreografi?!" Woozi menaikan sedikit nada bicaranya. Mata kecil itu membulat terkejut,bahkan wajahnya pun sedikit menegang.
Oh ayolah,sudah dikatakan dari awal.
Jika bukan di studio miliknya maka Woozi tak akan betah sama sekali berada di sana.
Terkecuali rumah."Ya,memangnya ada apa?" Woozi mengembalikan ekspresi wajahnya menggeleng kecil kemudian.
Woozi berjalan malas mengikuti pelatih vokal didepannya,berkali-kali sudah ia menghembuskan nafas jengah. Sesekali mengacak surai kecoklatannya,berusaha mengusir rasa tak inginnya.
"Selamat sore pelatih Yoon."
"Ya selamat sore,apa kalian sedang beristirahat sekarang?"
"Ya pelatih."
"Dimana pelatih koreografi kalian?"
"Ah,sedang di toilet. Sebentar lagi pasti datang." Pelatih Yoon menyapa beberapa anak muda didalam ruang latihan,matanya menelisir seisi ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life Soonyoung Couple ✔
RandomKwon Soonyoung dengan para seme lainnya. CheolSoon SoonShua JunSoon SoonWoo SeokSoon MinSoon VerSoon Special chapter HoonSoon Bagi yang homophobic tidak dianjurkan untuk membaca fic ini,cerita asli dari pemikiran author. Di special chapter akan munc...