12 - Who's There?

2.8K 324 190
                                    

"Sudah puas?" Rahang simetris si dominan menoleh, berbalik menatap penuh ekstasi ke pria rapuh di sebelah yang matanya merah berair.

Kondisinya miris, Jimin menyenderkan punggungnya ke badan pohon beringin, dimana suasana danau disitu sepi---nyaris tidak ada siapapun.

Retinanya pun memerah dengan mata berkaca-kaca. Ia menengadahkan kepalanya ke atas, memandangi bintang dan rembulan yang seakan mengerti dirinya. Redup.

Jimin berdecih, seraya tertawa pelan, "Kau menangis huh?" ledeknya mencemooh, "Cengeng sekali."

Taehyung menggosok gemas bawah lubang hidungnya sendiri, mengucek ekor matanya yang mulai basah. "Ani, hiks.. siapa bilang aku menangis.. hiks.. mataku kelilipan angin kok."

Dua lelaki yang berbeda postur itu, Jimin dan Taehyung, menghabiskan separuh malam mereka di hilir pinggiran dermaga, dalam hutan belantara tempat penggelaran acara outbond kampusnya.

Dua lelaki yang berbeda postur itu, Jimin dan Taehyung, menghabiskan separuh malam mereka di hilir pinggiran dermaga, dalam hutan belantara tempat penggelaran acara outbond kampusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saling bertukar sekilas riwayat kehidupan masing-masing.

"Park.... seperti katamu tadi, kau pergi menemui ibumu di Paris kan? Kenapa kau tak membawanya ikut bersamamu?" Taehyung membuka obrolan.

"Aku sudah mencoba." Dia menghela napas, "Pihak rumah sakit melarangnya." jawab Jimin sedu. Tatapannya berangsur gelap. Genangan air memenuhi pelupuk matanya.

Taehyung tertegun. Ia risau, gusar, prihatin, kaget sekaligus merasa tidak enak hati bercampur aduk.

Sial.

Kenapa ia justru membahas topik yang salah dan malah semakin memperkeruh keadaan?

Tak biasa menghibur orang sedih putus asa, maka Taehyung kelabakan musti bertindak apa.

"Hey.. orang--, orang apa yang kalau ditembak ga mati-mati?"

Jimin mengernyit aneh, "Apaan sih? Ngomong apa kau?"

"Jangan komentar dan jawab saja!" omel Taehyung sambil memberengut. Efek hormon ibu hamil, pria satu ini cenderung lebih sensitif dan mudah emosi.

"Cewe, mungkin?" terka Jimin malas dengan nada tak niat.

"Salah! Mata Taehyung membulat bak anak anjing, berbinar-binar,
"Jawabannya orang ga kena kok!"

"M-mwo?" Jimin menaikkan sebelah alisnya, "Kau mempermainkanku hah?" Nada bicaranya meninggi. Alisnya menukik tajam, wajahnya merah padam.

"Harus ya membentakku begitu?! Dasar sinting!"

"Heh, kau menantangku, brengsek?" hujat Jimin kembali ke sosok asli.

Taehyung mendengus kesal, menggembung mulut hingga kedua pipinya penuh mirip mashimaro.

"Padahal aku hanya bermaksud ingin mengembalikan moodmu. Aku minta maaf menyinggung masalah ibumu tadi." Taehyung mengalihkan muka, nyerocos pelan seperti berbisik.

AURORA | KOOKV YOONTAE MINVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang