.
.
.
.
Taehyung memincing jeli, dari arah depan, belakang, samping kiri-kanan yang ditemui hanya gelap hitam. Tak ada secercah cahaya pun.
Sudah dibilang, Taehyung amat paranoid pada hal mistis. Atmosfer sekarang pun berasa beda.
Hantu penjaga hutan, kah?
"Yaaa, Park Jimin!!" Suara bariton Taehyung menggema dahsyat ke seluruh pelosok hutan.
Tangan nya berkeringat dingin, dan kejang. Meraba-raba permukaan rumput yang bergerigi guna mencari ponsel.
Kukuh memanggil nama pria bontet itu yang tak kunjung datang, sial-- pergi kemana sih dia?!
Angin laut arah barat bertiup kencang, pohon leluhur ikutan pasrah pada goyangan maut yang kian menjelma jadi badai.
Taehyung gemetar, lalu meringis merasa gelenyar perih infeksi perutnya yang mulai bereaksi.
"Kenapa diam saja ? Kenapa tidak menjawabku, yaa!!"
Perlahan namun pasti bunyi grasak grusuk di antara rerimbunan belukar kedengar mencekok batin. Sepasang mata menyala ngeri mengintai dan memindai lurus ke arahnya.
Seolah dia mangsa dan sasaran empuk yang telah ditargetkan.
Susah payah, sebelum makhluk jenis apa-itu datang mendekat, Taehyung memaksakan diri untuk bangkit. Tak mau dicap pria lemah dan cengeng.
Surai hazel itu mengepal buku tangan waspada, menyapu arah pandang teliti.
RARWW
Kucing hutan tipe Albino melompat dari sarang dengan sangarnya. Menghadiahi pipi mulus dosen Kim dengan garetan panjang cakarnya.
"Ahhh!!!" Taehyung menutup luka barunya di muka, mengutuk sumpah serapah tak berkesudahan pada kucing jahanam tak tau diri itu.
Sudah bikin serangan jantung, cakar cakar manjah pula. Bikin geregetan mas Taehyung bae.
Lalu, Taehyung terus melanjutkan perjalanan mencari Jimin. Atau haruskah dia kembali ke pondok awal?
Tapi, sayang.
Taehyung itu bodoh arah jalan, sekejap ia kelimpungan dan tak tau menau arah.
Tanpa sadar memasuki kawasan terjal yang menyediakan berbagai malapetaka yang siap menjemput.
Taehyung, seorang diri masuk ke sebuah biang reyot yang berdecit ngeri dan tertutup akar rumbia yang besar.
Yakin sekali, menyelinap ke dalam dan memutar kenop kunci.
.
.
.
Park Jimin terengah-engah berlarian dengan nafas memburu hampir mati. Ternyata dia pun sama bodohnya dengan Taehyung.
Sudah 6x keliling hutan, namun tak mampu menemukan jalan keluar.
Bak terjerat di dalam konflik permainan klasik lika-liku labirin hingga tewas.
"Sial! Dimana ini sebenarnya hah?" geram Jimin bringas, tak gentar lelah terus mencari peluang arah.
Masih jelas di benak, suara jeritan Taehyung yang menyerukan namanya berkali-kali beberapa waktu lalu.
Tapi, dimana arah suara itu berasal?
"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa dia tidak mendengarku dan malah keluar?! Bajingan!!!" umpat Jimin kesal bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA | KOOKV YOONTAE MINV
אקראי{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} Pernah mendengar manusia yang tujuan hidupnya adalah mati terlindas ban tronton, tertembak peluru, gantung diri, minum racun alias bunuh diri? Ko...