"Hargghh~~" erangnya kuat memecah kesunyian.
Taehyung menyentak kedua lengan ke atas dan bangun dari lantai, liurnya tumpah berseruak. Menyipit pandang ke jam analog samping music tape.
Sudah sore ternyata, tanpa sengaja dia tertidur pulas 2 jam.
Meladeni Hyungsik dan Jennie yang mengacak-acak kamarnya sejak pagi cukup membuatnya lemas.
Sehabis mengusir dua sohib nya pulang, Taehyung langsung baring tak tau tempat.
Segera pandangnya beralih pada meja kaca yang baru dibelinya di toko furnitur, dibentengi penyangga bercatkan keemasan.
Besi panggangan berminyak sisa ayam goreng pedas, tiga kotak mekdi yang berkerubung semut.
Kaleng bir yang penyok bergelinding menyapa ke arahnya, mangkok jjajjangmyun bertumpuk siap cuci, tusuk odeng dan sosis bercecer.
Taehyung memijit pelipis keningnya, pikirannya semakin berdenyut tidak karuan.
Kurang dari sejam Taehyung pun mengemasi biliknya. Membereskan segala kekacauan yang terjadi disana.
Kini, dia menghenyak diri ke sofa yang menghadap arah balkon usai cuci piring.
Badannya lengket, ada bau sabun yang bercampur dengan asam keringat samar.
Wajahnya diterpa cahaya hangat senja yang palsu.
Sebetulnya apa lagi motif keinginan terbesar dari lubuk hatinya untuk meneruskan umur sia-sianya hingga kini?
Sebatas makan, tidur, menghabis beras, atau jadi warga negara Korea yang patuh kah?
Terlalu naif.
Maka dari itu, bisik rayu putih yang menjanjikan hal manis membujuk Taehyung dengan segala tipu dayanya yang lihai.
Setan Neraka memang licik.
Membuatnya terlena tanpa sadar harus menanggung penderitaan yang belipat kali ganda di akhirat nanti.
Taehyung membuka pengait balkon, berdiri gambang beberapa waktu.
Sepasang kaki kurus tan kecokelatan melengkung di dekat dinding pembatas.
Fikir Taehyung yang semula penuh sesak mendadak hampa. Apa karena sebentar lagi dia akan bertemu ajalnya?
Putra bungsu Kim mungkin tinggal sekedar nama, mirip cahaya mentari yang tak lama lagi berganti rembulan.
Banyak sugesti yang mengitari otaknya saat memandang aspal tajam sejauh 5 lantai di bawah yang menunggunya untuk terjun.
Berpraduga gosip miring tentang dirinya dan apartemen angker ini akan viral di jejaring sosmed Naver dan disiarkan di stasiun.
Oke, ini sedikit overreacting. Malah jangan-jangan mayatnya langsung digiling tronton saat lewat tanpa peduli.
Toh, kehendaknya sendiri yang tolol ingin meloncat bak pertunjukan sirkus.
Jika penghuni kamar lain mengakhiri diri di kamar, maka Taehyung mencoba lebih ekstrem.
Dan jujur saja, Taehyung merasa bunuh diri di kamar itu salah satu hal culun.
Heol.
.
.
Lambat laun Taehyung pasrah jika mayatnya nanti tak disemayamkan tidak lazim. Tenang saja, Taehyung tidak akan seiseng arwah lain untuk sengaja menghantui.
Selama hidup pun sudah sengsara, tentu setelah mati dia ingin tenang.
Toh fisik fananya bakal hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA | KOOKV YOONTAE MINV
Random{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} Pernah mendengar manusia yang tujuan hidupnya adalah mati terlindas ban tronton, tertembak peluru, gantung diri, minum racun alias bunuh diri? Ko...