mulai dr chapt ini alur nya banyak maju mundur... ga sepenuhnya flashback krn ada jg di masa skrg
ENJOY THAT'S STORY ^~^
.
.
.
Mereka bersender di sepetak tembok bersih rooftop universitas.
Di hadapan mereka, terhampar kanvas putih luas membentang, yang disemprot dengan spray biru cerah di kejauhan.
Duduk lesehan dengan tenggat loteng yang membuat teduh suasana siang terik. Bersantai menjulur kaki ke semen kotor yang berdebu.
Lelaki dengan kemeja tipis berwarna baeblue termenung memeluk lutut.
"Seharusnya kau biarkan saja jalang tadi jatuh." ketus Jimin.
"Kau emang tak punya rasa manusiawi ya?"
Jimin mendecak jengah, "Terlalu memikirkan orang lain itu gak ada gunanya sama sekali."
"Oh, begitu?" Taehyung memincing, "Tapi barusan kau ikut campur urusanku, tuh."
"A-ah, itu. Aku kesal saja melihat tampang misquen Minggyu." katanya
menggeram. "Bagian mananya kau yang dihajar hah?! Mana, tunjukkan padaku!""I'm okay." Taehyung berdusta pelan.
Jimin menyesali tindakan bodohnya tadi. Andai, ia tidak mementingkan ego tingginya. Mungkin, Taehyung tidak akan kesakitan seperti ini.
Entah apa, Jimin ikut tersayat. Bibirnya menarik garis pahit dan tatapannya berubah sendu.
"Maaf aku meninggalkanmu tadi, Tae. Awalnya aku memang plinplan pada perasaanku, tapi sepertinya aku telah menemukan jawaban."
Pengakuan formal dan terlihat baku mengalahi robot.
"E-eh ya? Kau bicara apa tadi? Aku tak dengar." Taehyung linglung karena dengung bising pesawat yang baru saja melintas.
Bah !
Lantas, Jimin merebut kotak bekal yang tengah dipegang Taehyung untuk mengalihkan topik.
"Arh! Aku lapar! Kemarikan milikmu!"
Taehyung mengerucut, "Shireo! Ini punyaku." Dia merampas balik dengan tameng wajah sok imutnya.
Jimin menghembus napas bernada sarkasme, "Wah wah, gila selain pelit kasih nilai, ternyata kau juga pelit pada segala hal, Kim."
Kotak segiempat bermotif rillakuma berpindah ke pangkuan paha berotot Jimin.
"Satu sendok aja lo ya. Jangan banyak-banyak. Aku dan anakku juga mau." Frekuensi bicaranya bergetar, wajahnya berpaling ke arah lain.
Taehyung yakin wajahnya sudah merah mencapai telinga.
Meski wajah dosen itu terhalau separuh rambut madu yang diterbangkan angin, Jimin dapat menangkap jelas semburat merah di pipi kecoklatan itu.
Jadi hobi favorit untuk mengamati wajah Taehyung dalam jarak pandang sempit.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA | KOOKV YOONTAE MINV
Random{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} Pernah mendengar manusia yang tujuan hidupnya adalah mati terlindas ban tronton, tertembak peluru, gantung diri, minum racun alias bunuh diri? Ko...