Kamar Qila
05.00 A.M"Good Morning World, uaahhh...senangnya bisa bangun cepet". Teriak Qila dengan suara toa nya.
"Qila jangan teriak-teriak ini masih subuh loh sayang, mending cuci muka terus ambil air wudhu habis itu shalat". Teriak Diza.
"Iya mahh".
****
Meja Makan
06.00 A.M"Pagi mah, gimana aku udah cantik belom?".
"Anak mama mahh selalu cantik, tumben bangunnya cepet". Tanya Diza.
"Ya, pengen aja sih mah. Soalnya kemarin Qila sempat di tegur sama senior."
"Oh gitu kirain dijemput sama doi... ucap Diza." Yup Diza memang sangat bersemangat untuk mengusili Qila jika itu tentang cowok, karena dia tau Qila sangat anti dengan cowok dan juga dengan yang namanya pacaran.
"Ih...mama mah nyebelin banget, kayak qila nggak laku aja diginiin terus". Jawab Qila sambil memanyunkan bibirnya.
"Yaudah, nggak usah manyun gitu mama cuma bercanda kok. Makan gih abis itu berangkat ke sekolah."
"Iya mah". Balas Qila dengan menunjukkan senyum smirknya.
"Nah...ini baru adiknya kakak, tumben tidur udah nggak kayak kebo?". Sindir Devan.
"Ihhh...apaan sih lo, seharusnya tuh lo dukung gue semangat bangun pagi. Eh ini malah diledekin". ucap Qila memutar bola matanya malas.
"Iyadeh, maaf yah".
"Nah, gitu dong sekali-kali akur kayak gini." Kata Diza.
Mereka bertiga hanya bisa tertawa menikmati hangatnya rasa kekeluargaan.
****
Sekolah
06.40 A.M
"Mm...gini yah rasanya datang kesekolah cepet. Rasanya tuh adem, nyaman, dan tentram". Kata Qila sambil menutup matanya menikmati udara segar di pagi hari.
Disaat Qila sedang asik-asiknya menikmati udara pagi sendirian tiba-tiba ada seseorang yang menurutnya bisa merusak moodnya pagi ini.
"Hm...boleh numpang duduk nggak?".
Qila pun membuka matanya, kemudian sibuk meneliti setiap bentuk dan pahatan muka dari kakak kelasnya ini. Sampe suatu ketika suara bariton itu menyadarkan lamunannya.
"Kok kayak kenal yah, gue kayak pernah liat mukanya sih", batin Qila. Qila belum menyadari bahwa cowok yang ada di hadapannya itu adalah cowok nyebelin yang menegur dia kemarin.
"Sorry, gue boleh duduk disini juga nggak? Tapi kalo nggak boleh sih ya nggak papa gue bisa cari kursi lagi."
"Eh, nggak usah kak duduk disini aja. Gue nggak masalah kok".
"Kirain tadi lo keberatan".
"Nggak kok kak".
"Ohiya, kenalin nama gue Steaven Alexander, nama lo siapa?".
"Oh ini yang namanya Steaven, biasa aja sih". Batin Qila.
"Halooo, nama gue steav, nama lo siapa?". Tanya steave sambil melambaikan tangannya di wajah Qila.
"Eh, anu... itu...aduh. Nama gue eh maksudnya nama aku Syaqila Aprilia panggil aja Qila".
"Ok, lain kali nggak usah gugup gitu kalo sama gue. Btw nama lo cantik, secantik orangnya".
"Idih mhhodusss banget". Batin Qila.
"Btw gue kayak udah pernah liat lo sebelumnya".
"Ohya... kayaknya sih iya, aku juga kayak pernah liat kakak tapi lupa dimana".
"Tunggu gue ingat ingat lagi", ucap Steave mengingat ngingat dimana dia pernah bertemu cewek yang sedang bersamanya saat ini.
"Ohh gue ingat, lo yang kemaren gue tegur kan yah di parkiran?". Tanya Steave.
"Ohiya... ini kan cowok nyebelin itu. Iyuhh... coba gue ingat dia yang kemarin negur gue, gue nggak bakalan mau kasih dia tempat buat duduk disini". Batin Qila.
"Eh... lo kok bengong lagi sih?".
"Nggak cuma nginget doang, kayaknya sih iya gue yang kemarin lo tegur".Ucap Qila yang seketika cara bicaranya berubah derastis dari yang tadi.
"Kalo gue boleh nyaranin nih ya lo jangan sering-sering bengong, nanti kesambet lohhh, kan rada-rada ngeri tuh". Kata Steave sambil tetawa.
"Ini orang pengen muji apa pengen ngehina sihh". Batin Qila.
"Iya kak". Jawab Qila dengan menampilkan senyumnya yang terpaksa.
Cieee...yang dikatain cantik nih yee, aduh jadi baper ☺
Jangan lupa vote yah, dikoment juga. Makasih :)
#Vote
#Vote
#Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Teen FictionUntuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan butuh sesuatu yang namanya proses dan perjuangan. Sama halnya dengan dia yang menurut kita sempurna. Untuk dapetin hatinya itu nggak gampang, harus rasain dulu pahitnya jatuh cinta, sakitnya bertepuk sebel...