Terkadang lo susah untuk ditebak, tapi itulah yang membuat gue semakin penasaran untuk mengenal lo lebih dalam.
Syaqila Aprilia
"Iya, tuh macannya". Ucap Qila dengan
"Ampun Qilaaa itu namanya Kak Steave bukan macan!!!". Ucap Tria menegaskan.
"Bagi gue dia itu macan!!!".Ucap Qila membelalakkan matanya
"Whatever". Ucap Tria memutar bola matanya malas.
"Jadi guys kita bakalan main icebreaking games, tetapi untuk mengefisienkan waktu kali ini kita mainnya hanya (3 persamaan) dimana setiap orang diberi selembar kertas dan kalian akan di tantang
untuk masuk ke salah satu ruangan aja untuk mengajukan pertanyaan kepada orang lain.Ketika kalian telah menemukan seseorang di dalam ruangan dan orang itu memiliki kesamaan dengan kalian, maka kalian dapat menuliskannya di kertas bersama dengan nama kalian.
Jadi di dalam ruangan nanti bisa jadi itu senior kalian atau bisa jadi itu teman seangkatan kalian.
"Okey, Saya mulai permainannya dari 3,2,1 mulai!!!".Ucap Vina. Kali ini Vina yang memeberikan instruksi kepada semua murid baru karena iya juga memiliki jabatan yang sangat penting pada organisasinya yaitu dia menjabat sebagai sekertaris.
"Duh gue mesti masuk ruangan yang mana yah? Jadi bingung gue". Batin Qila.
"Tapi gue kok kayak tertarik yah sama ruangan yang ada di depan gue ini". Batin Qila.
"Yaudah deh masuk aja, biar cepet kelar". Qila hanya mengikuti saja kata hatinya, Selain karena ingin permainan ini cepat selesai, dia juga ingin cepat cepat pulang dan menikmati kasur empuknya dirumah.
"Permisi". Ucap Qila.
Qila yang mendapati seseorang yang sudah iya blacklist namanya itu, segera membalikkan badannya dan mempercepat langkahnya untuk keluar dari ruangan itu. Namun sebelum iya keluar, Qila di kagetkan oleh suara bariton dari seorang pria tersebut.
"Mau kemana lo?". Ucap Steave.
"Mau keluar lah, mau apa lagi?". Ucap Qila yang masih belum membalikkan badannya menghadap Steaven.
"Nggak bisa!!! Siapapun yang udah masuk keruangan ini, nggak bisa lagi kemana mana!!!". Perintah Steaven.
"Siapa lo larang larang gue?!!".
"Gue senior lo!! Berani lo keluar?? Gue sih nggak masalah yah, tapi gue bakalan ngaduin ke kepsek, kalau ada seorang murid yang nggak bisa tertib dan nggak mau ngikutin games yang kita kasih sampai selesai". Ucap Steaven yang masih santai menduduki kursinya.
"Idih... sukanya ngancem". Ucap Qila yang langsung membalikkan badannya menghadap Steave.
"Gue sih nggak masalah yah".
"Yaudah deh gue nggak jadi keluar. Dasar tukang ngadu, Nyebelin". Ucap Qila membelalakkan matanya dan memberikan penekanan pada setiap kalimat yang iya ucapkan.
Dalam hati Steaven tetawa puas melihat Qila yang selalu marah kepada dirinya sejak kemarin.
"Yaudah sekarang lo ajuin pertanyaan buat gue!".
"Iya bawel". ucap Qila. Qila merasa hari ini adalah hari tersialnya karena harus terus terusan bertemu dengan seseorang yang sudah menjadi daftar hitamnya.
"Tempat favorite lo disekolah ini?!!". Tanya Qila dengan nada ketus.
"Gue suka taman belakang sekolah, rooftop, sama lapangan basket".
"Kok sama anjritt, cuma gue malas banget ke lapangan basket". Batin Qila
"Mungkin kebetulan aja kali, lagian siapa sih yang nggak suka taman belakang sama rootop?". Batin Qila. Iya berusaha untuk tidak memikirkan pertanyaan yang ia ajukan tadi pada Steaven.
"Apa lagi?".
"Lo pernah nggak sih ngerasa hari lo itu bakalan lebih indah atau bakalan lebih sempurna kalo lo itu bareng keluarga, atau sahabat, atau bahkan pacar?".
"Pernah, bahkan gue merasa beruntung punya sahabat yang selalu ada buat gue dan keluarga yang sayang sama gue". Ucap Steave yang menurunkan nada bicaranya dan seketika wajahnya berubah menjadi sedih saat mengucapkan kata keluarga yang langsung disadari oleh Qila.
"Dia kenapa? kok mukanya langsung sedih gitu? apa gue salah ngomong yah?". Batin Qila.
"Apa lagii?!!". Ucap Steaven yang langsung merubah mimik wajahnya menjadi garang seperti sebelumnya.
"Iyuh... Baru aja mukanya berubah kayak malaikat sekarang berubah lagi, udah nggak kayak macan tapi kayak iblis. Huuhh nyebellin". Batin Qila.
"Sabar bawelll". Ucap Qila memutar bola matanya malas.
"Lama". Ucap Steave dengan nada ketus.
"Apa yang menjadi ketidak nyamanan terbesar yang pernah lo rasain?".
"Ketidaknyamanan terbesar gue adalah ketika gue merasa selalu dikekang dan gue disuruh merubah diri gue sendiri menjadi seperti orang lain oleh seseorang yang udah gue anggap special dalam hidup gue".
"Kok bisa sama anjirr". Batin Qila.
"Gimana? Udahkan? Kalo gitu lo bisa keluar sekarang". Ucap Steaven yang menunjuk pintu keluar pada Qila.
"Cowok nyebelin... tadi aja ngancem sekarang ngusir, mau lo apasih dasar goblin". Batin Qila yang terus memaki Steaven.
"Yah ngelamun lagi, Udah sana keluar". Usir Steaven.
Qila berlalu begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katah pada Steaven.
1 jam kemudian
"Perhatian semuanya, sebelumnya saya terima kasih kepada adik-adik semua yang sudah mau mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah kita selama 3 hari dengan tertib, dan saya berharap kita bisa menjaga nama baik sekolah kita dan bisa megharumkan nama sekolah kita.
Terima kasih karena kalian juga udah
mau bermain games bersama kami, saya ucapkan terima kasih sekali lagi kepada kalian semua atas partisipasinya, dan saya juga berterima kasih kepada semua anggota osis yang sudah banyak membantu."Kalian boleh pulang dan selamat beristirahat." Ucap ketos
"Iya kak". Jawab semua murid baru secara bersamaan dan secara meriah.
"Akhirnya".
Guys mohon tinggalin jejak yah :)
Vote dan koment.
#Vote
#Vote
#Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Teen FictionUntuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan butuh sesuatu yang namanya proses dan perjuangan. Sama halnya dengan dia yang menurut kita sempurna. Untuk dapetin hatinya itu nggak gampang, harus rasain dulu pahitnya jatuh cinta, sakitnya bertepuk sebel...