Aku terlalu gengsi untuk mengakui kebaikan dan ketulusanmu kepadaku.
Syaqila Aprilia
Bel pulang sekolahpun berbunyi, Qila dan teman-temannya segera merapikan barang-barang mereka.
"Eh...Qila, seneng banget ya lo ngerjain kita berdua". Ucap Tria.
"Mampus gue". Batin Qila.
"Iya nih, si Qila ngeselin banget". Ucap Nada.
"Sorry yah guys, tapi kan kalian yang mulai duluan, ya gue ngikutin alurnya aja". Ucap Qila dengan santainya.
"Ihhhh...dasar ya loh Qila". Ucap Nada.
Qila pun segera berlari keluar kelas, karena dia tahu kalo Nada dan Tria sudah marah, berarti dia sudah bersiap untuk berhadapan dengan pawangnya macan.
"Ehh...Qila mau kemana lo, jangan kabur woyy". Teriak Tria.
"Sorry guys gue buru-buru pengen nemenin mama shopping di mall. Bay teman-teman". Teriak Qila.
Qila terus berlari untuk menghindari teman-temannya, tanpa sengaja dia menabrak seorang laki-laki yang menurutnya bisa menaikkan tekanan darahnya.
"Aww... sakit". Ucap Qila meringis kesakitan karena terjatuh.
"Eh...lo jalan pake mata dong". Ucap seorang laki-laki yang di tabrak Qila.
"Sorry....sorry gue nggak sengaja". Ucap Qila yang masih saja melihat ke arah tangannya yang berdarah.
"Lain kali hati-hati dong".
"Iya....iya kan gue udahh.....lo lagi- lo lagi, kenapa sih gue selalu aja ketemu sama lo, heran gue". Ucap Qila sambil menatap tajam ke arah Steave.
"Ehhh...kayak gue seneng aja ketemu mulu sama lo, gue juga kessel tau. Kayak nggak ada adik kelas yang lain aja selain lo". Ucap Steave dengan nada tingginya.
"Ahh..sebbel gue sama lo". Ucap Qila.
"Yaudah sana lo, gue juga males ketemu sama lo". Ucap Steave.
Qila pun berdiri dari tempatnya dan tidak membalas ucapan Steave, dia pun segera berjalan menuju pos satpam sendirian.
"Ih...apes banget gue, setiap kali ketemu dia pasti gue selalu kena masalah". Ucap Qila dengan kesalnya.
Teman-teman Qila pun datang dan menanyakan apakah Qila baik-baik saja, karena sewaktu mereka mengejar Qila, mereka melihat Qila menabrak Steave sampai-sampai Qila terjatuh.
"Qila lo nggak papa kan?". Tanya Nada.
"Nggak papa kok. Cuma nih sikut gue aja yang berdarah tapi paling dikasih obat merah juga udah sembuh kok". Ucap Qila.
"Syukur deh, tapi sorry yah gara-gara kita kejer lo tadi, lo jadi jatuh gitu sampe berdarah tuh sikut". Ucap Tria dengan menyesal".
"Udah-udah, gue nggak papa kok, santai aja lagi". Ucap Qila.
"Yaudah, lo mau pulang bareng kita atau lo di jemput sama si mamang?". Tanya Nada.
"Gue dijemput mamang kok, lo berdua pulang aja". Ucap Qila.
"Yaudah ya Qila, kita berdua pulang dulu. Hati-hati lo ya". Ucap Tria.
"Oke sipp". Ucao Qila sambil menaikkan jempolnya tanda ia baik baik saja.
Sementara dari kejauhan Steave melihat Qila dengan penuh rasa bersalah, karena menurutnya dia tadi terlalu kasar kepada Qila padahal Qila tidak sengaja menabraknya.
"Apa gue kasih plester obat ini ya ke Qila, kasian gue ngeliatnya". Batin Steave.
Steavepun segera berjalan untuk menghampiri Qila.
"Hm...ini plester obat buat lo". Ucap Steave masih dengan wajah datarnya.
"Buat apa?". Tanya Qila.
"Buat kucing yang abis beranak". Ucap Steave.
"Yaudah...kasihin sana sama kucing yang abis beranak, ngapai kasihin ke gue". Balas Qila.
"Lo tuh ya bener-bener, gue udah baikin lo, eh lo mala ngelunjak. Siniin tangan lo". Ucap Steave yang langsung menarik kasar tangan Qila.
"Eh...apaansih lo megang-megang".
Steave tidak mendengarkan ucapan Qila, di segera memasangkan plester obat itu ke sikut Qila yang berdarah lalu segera pergi meninggalkan Qila.
"Ehh...mau kemana lo?". Teriak Qila.
Steave tidak mendengarkan teriakan Qila, dia tetap melanjutkan langkahnya untuk segera menuju keparkiran mengambil motor sport kesayangannya.
"Apa gue yang kelewat batas ya, kan gue yang udah nabrak dia tadi, terus gue juga yang udah marahin dia dan sekarang dia berbaik hati buat pasangin gue plester obat ini". Batin Qila.
Qila masih tetap dengan lamunannya, tanpa dia sadari sudah ada seorang laki-laki di depannya dengan motor besarnya ingin menawarkan Qila tumpangan untuk pulang bersama.
"BALIK!!!".
Gimana teman-teman ceritanya? Semoga suka ya:)
Jangan lupa tinggalin jejak.
#Vote
#Koment
#Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Teen FictionUntuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan butuh sesuatu yang namanya proses dan perjuangan. Sama halnya dengan dia yang menurut kita sempurna. Untuk dapetin hatinya itu nggak gampang, harus rasain dulu pahitnya jatuh cinta, sakitnya bertepuk sebel...