23. RUMIT

48 4 1
                                    

Ternyata sesakit ini rasanya berjuang sendirian.

Syaqila Aprilia.


"Tria?".

"Oh jadi karena ini Tria pulang cepet". Batin Qila.

"Sumpah... sesakit ini yah, liat sahabat kita sendiri jalan sama orang yang kita sukain". Batin Qila.

"Qila? lo nggak papa?". Tanya Gio melambaikan tangannya tepat depan wajah Qila.

"Hah? nggak kok... gue nggak papa".

"Kok lo ngelamun?".

"Nggak... gue nggak melamun, cuma tadi gue kayak kenal sama seseorang gitu".

"Oh gitu, lo lanjutin makannya aja kalo gitu".

"Ah... iya".

Setelah mereka selesai menyantap makan siangnya, Gio dan Qila segera meninggalkan cafe tempat mereka berdua makan, karena Qila sudah mendapatkan telfon dari mamanya untuk segera pulang.

"Gio gue boleh nanya sesuatu nggak sama lo?". Tanya Qila pada Gio yang masih menatap jalanan di depannya.

"Emang lo mau nanya apa?".

"Mmm... gimana yah".

"Ngomong aja kali".

"Gue pengen nanya soal perasaan lo ke gue".

Degg

"Lo masih ada perasaan emang sama gue?". Tanya Qila.

"Sebenarnya sih iya". Ucap Gio yang masih belum menoleh ke arah Qila.

"Emang kenapa lo tanyain itu ke gue?".

"Karena gue nggak mau lo berharap lebih ke gue".

"Gue boleh nanya sesuatu juga sama lo?". Tanya Gio balik ke Qila.

"Boleh".

"Emang lo udah punya pengganti gue?".

"Sebenarnya gue udah suka sama seseorang, tapi gue gengsi".

"Kenapa lo gengsi?".

"Karena gue nyessel pernah ngomong sama temen- temen gue kalo gue nggak bakalan suka sama dia". Ucap Qila yang mulai menundukkan wajahnya.

"Yang sabar yah... Kalau emang dia ditakdirin buat lo pasti suatu saat nanti lo bakalan sama dia". Ucap Gio.

"Meskipun gue belum bisa terima". Batin Gio.

"Thanks ya supportnya".

"Maaf gue udah nggak bisa sama lo".

"It's okay". Ucap Gio.

"Akhirnya sampai juga, lo mau mampir dulu nggak kerumah gue?". Tanya Qila.

"Nggak deh... kapan- kapan aja gue main ke rumah lo".

"Okey... hati- hati yah nyetirnya, nggak usah ngebut".

"Gue masuk dulu yah". Ucap Qila yang sudah membuka pintu mobil Gio.

"Eh... Qila, tunggu".

"Mm... ada apa lagi?".

"Gue mau minta jawaban atas pertanyaan yang gue tanyain tadi".

"Pertanyaan yang mana?".

"Soal gue pengen jadi sahabat lo".

"Ohh... soal ìtu?".

"Gimana?".

"Gue pikir nggak ada salahnya kali yah sahabatan sama Gio". Batin Qila.

"Lo nggak mau yah?".

RUMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang