Rumah Qila
"Assalamualaikum, Qila puuuul....ayah". Teriak Qila sambil memeluk ayahnya.
"Ayah... Qila kangen ayah". Ucap Qila sambil menangis tersedu-sedu.
"Iya ayah juga kangen Qila". Ucap Ayah dengan membalas pelukan Qila.
"Ayah jahat...kenapa ayah nggak pulang-pulang". Ucap Qila.
"Nih...ayah udah pulang". Ucap Ayah.
"Iya maksud Qila kenapa ayah nggak pulang pas lebaran, atau kalo ayah nggak dapat libur ayahkan bisa ambil cuti". Ucap Qila.
"Maafin ayah ya, semua ayah lakukan buat Qila, buat abang, buat mama". Ucap Ayah.
"Tapikan....". Ucap Qila terpotong.
"Qila udah sayang, ayah kamu pasti masih capek dia baru aja sampai dirumah". Ucap mama.
"Yaudah deh Qila juga lagi capek, ayah istirahat aja ya". Ucap Qila kemudian mencium pipi ayahnya.
"Iya sayang". Ucap Ayah.
"Kalau gitu Qila ke kamar dulu ya". Ucap Qila.
"Iya".
***
Kamar Qila
"Huft....kok gue capek banget yah hari ini? Tapi capek gue kayak capek hati.
"Huuuhhh....dari pada gue mikirin yang nggak penting mending gue tidur". Ucap Qila sambil merebahkan tubuhnya.
Baru saja Qila merebahkan tubuhnya tiba-tiba Devan abangnya, masuk kekamar Qila tanpa mengetok pintu.
"Eh...dek bangun dong, tidur mulu lo". Teriak Devan di telinga Qila.
"Apasih bang, kalo masuk kekamar orang tuh ketok pintu dulu ini main nyelonong aja". Ucap Qila.
"Iye...iye....soalnya gue lagi bahagia banget, tadi gue habis liat bidadari". Ucap Devan sambil menunjukkan senyum smirknya.
"Siapa emang bidadarinya?". Tanya Qila.
"Itu...yang anterin lo pulang tadi". Ucap Devan.
"Ampunnn....Ya Allah kakak gue kasian amat ya', cewek kayak Nada aja udah dibilang cantik". Ucap Qila dengan menunjukkan wajah mirisnya .
"Apaaa, namanya Nada?". Teriak Devan dengan menunjukkan wajah lebaynya.
"Iya, emang kenapa sih?". Tanya Qila.
"Namanya cantik, secantik orangnya". Ucap Devan dengan memuji-muji Nada.
"Ampuunnnm....capek gue punya kakak kayak lo". Ucap Qila lalu kembali merebahkan tubuhnya.
"Dek...jangan tidur dulu dong, bantuin gue napa". Ucap Devan.
"Bantuin apa?". Tanya Qila.
"Bantuin gue buat deket sama Nada". Bujuk Devan.
"Nggak!!!". Ucap Qila.
"Yaelahh....dek lo nggak kasian apa liat kakak lo jomblo terus kayak gini". Ucap Devan.
"Bhhoodo Amattt". Ucap Qila.
"Sadis lo ya jadi adek, mentang-mentang udah punya pacar". Ucap Devan.
"Gue nggak punya pacar ya". Ucap Qila yang langsung membangunkan tubuhnya aikibat ucapan kakaknya.
"Terus si Steave lo anggap apa?". Tanya Devan.
"Dia itu cuma ngaku-ngaku doang jadi pacar gue tapi sebenarnya kita itu nggak pacaran, dia itu sukanya sama Tria". Ucap Qila dengan mata yang mulai memanas, mengingat betapa manisnya perlakuan Steave pada Tria.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Teen FictionUntuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan butuh sesuatu yang namanya proses dan perjuangan. Sama halnya dengan dia yang menurut kita sempurna. Untuk dapetin hatinya itu nggak gampang, harus rasain dulu pahitnya jatuh cinta, sakitnya bertepuk sebel...