Dipagi hari yang sangat cerah, terdapat banyak burung-burung yang berkicau, langit yang begitu cerah dan udara yang sangat sejuk, ditambah dengan pepohonan hijau yang memikat mata.
Qila sedang berjalan sendirian ditaman, tapi kali ini Qila sedang tidak berada di taman dekat rumahnya. Perasaannya saat ini sangat tidak karuan, ditambah lagi beberapa hari ini dia selalu melihat Tria dan Steave selalu bersama dan itu membuat perasaan Qila sangat hancur saat ini.
"Gue harus gimana yah...saat ini sebenarnya gue pengen banget marah dan maki-maki Tria karena kan dari awal dia emang nggak suka sama Steave terus dari awal katanya dia mau jodohin gue sama Steave nyatanya apaaa baru di deketin gitu doang udah berpaling dia".
"Tapi gue juga nggak bisa marah, emang gue siapanya Steave..... gue cuman adek kelas yang dari awal katanya nggak bakalan pernah suka sama Steave tapi lama kelamaan gue makan sendiri omongan gue".
Ditengah asyiknya Qila berjalan sendirian, dia baru sadar bahwa ternyata sedari tadi ada dua orang yang mengikuti dia dari belakang dan memanggil- manggil namanya.
"Qilaaaa.....Qilaa woyy budeg lo yah". Ucap Tria sambil mengatur nafasnya yang tidak karuan.
"Eeee...mmm...sorry lo panggil gue dari tadi?". Tanya Qila.
"Gue manggil lo udah dari jaman batu".
"Yaelahhh sewot banget mbanya".
"Lagian lo sihh dipanggil- panggil nggak nyaut, malahan langkah lo tambah cepet".
"Gue nggak ngerasa, perasaan dari tadi gue jalannya gini gini aja".
"Perasaan lo aja kalii". Ucap Tria.
"Udah...udah....yang pentingkan kalian udah ketemu, nggak usah di perpanjang". Ucap Steave menengahi pertengkaran mereka.
"Yaudah deh...untung ya Qila ada Steave kalo nggak, udah gue cakar lo". Ucap Tria yang masih marah dengan Qila.
"Yaudah yukk...kita jalan bareng aja". Ajak Steave.
"Sok asik banget... jadi males gue". Batin Qila.
"Setujuu, gimana Qila lo mau nggak?." Tanya Tria.
Qila yang ditanyapun masih asyik bertengkar dengan otak dan perasaannya.
"Tapi apa mereka udah pacaran yah? Kok Tria manggil Steave nggak pake kata kak sihh?". Batin Qila.
"Qila....lo kenapa?". Ucap Tria sambil melambaikan tangannya di wajah Qila.
"Hahh...apa?". Ucap Qila yang baru tersadar dari lamunannya.
"Yeeee....dia bengong. Mau nggak lo jalan bareng sama kita berdua". Ajak Tria.
"Mmm.....gue nggak deh, mungkin next time."
"Yahh nggak seru banget sihh...ayolahh".
"Ikut aja kali... nggak usah gengsi. Biar gue yang traktir deh kalo lo nggak punya duit". Ucap Steave.
"Gue? ditraktir? sama cowok songong, tengil kayak dia? Huh... nggak level deh". Batin Qila.
"Kan bengong lagi". Ucap Tria.
"Tapi kalau soal makan lumayan juga sih, kalau dia pengen traktir gue". Batin Qila.
"Woi... gimana?". Ucap Tria sambil melambaikan tangannya tepat di wajah Qila.
"Oke gue mauuu". Ucap Qila penuh semangat.
"Oke, cusss".
--------------------
CAFE
"Mmm.....Tria kamu mau makan apa?". Tanya Steave.
"Aku mau makan bubur ayam aja deh". Ucap Tria.
"Ohh...jadi mereka sekarang udah pake aku kamu". Batin Qila.
"Mmm....Qila lo mau pesan apa?". Tanya Tria.
"Ohh...gue mau makan mie ayam aja deh".
"Oke, kalau kamu Steave mau makan apa?". Tanya Tria.
"Aku sama aja deh sama kamu. Soalnya aku kan nggak bisa jauh jauh dari kamu". Ucap Steave.
"Mulai deh gombal". Ucap Tria.
"Nggak gombal".
"Serahhhh kamu deh, susah debat sama kamu".
"Apasih... nggak nyambung". Batin Qila.
"Hmm... Tria gue mau ke toilet dulu yah". Ucap Qila.
"Oke".
Qilapun kembali dari toilet dan segera menghabiskan makanannya, Setelah itu Qila langsung pamit duluan kepada Tria dan Steave. Dia merasa tidak enak berada diantara Tria dan Steave.
"Hmm...Tri, Steave gue pamit pulang duluan yah soalnya mama udah nyariin". Ucap Qila.
"Eh... lo pulang naik apa?". Tanya Tria.
"Tenang aja kalii, gue bisa pesan taksi online kok".
"Nggak...gue nggak ngizinin lo pulang naik taksi online, mending lo dianterin pulang sama Kak Steve. Kak Steave mau kok anterin lo pulang... iya kan Kak Steave?". Ucap Tria sambil menyenggol kaki Steave.
Steave yang sedang melamun pun segera tersadar dari lamunannya.
"Ahh...apa?".
"Kak Steave mau kan anterin Qila pulang?".
"Gue? Anterin dia? Males banget".
"Please lah Kak Steave, kasian Qila".
"Udah... nggak papa Tria. Gue bisa pulang sendiri. Bye... thanks Traktirannya". Ucap Qila dan berlalu dari hadapan Steaven dan Tria.
"Kan Kak Steave, ayolah kasian Qila pulang sendirian".
"Yaudah deh... aku turutin kata kamu".
"Good... kejar sana".
Steaven segera mengejar Qila yang berjalan kaki sendirian.
"Biar gue anter". Ucap Steaven membuka kaca mobilnya.
"Nggak usah... makasih".
"Keras kepala banget sih lo".
"Kan lo yang nggak mau anterin gue tadi".
"Tapi kan sekarang mau".
"Karena terpaksa kan?".
"Nggak... nggak terpaksa. Udah cepetan naik".
"Nggak".
"Dasar keras kepala". Steaven segera turun dari mobilnya, dan menyeret Qila untuk mau masuk ke dalam mobilnya.
"Ehh... mau ngapain lo". Ucap Qila memberontak. Steave tidak membalas ucapan Qila dia masih sibuk menyeret Qila untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Gue teriak yah!!!". Teriak Qila pada Steave.
"Tooo...". Sebelum Qila berhasil teriak minta tolong, Steave sudah lebih dulu berhasil menyeret Qila masuk kedalam mobilnya, dan setelah itu ia langsung menyalakan mesin mobilnya dan segera pergi.
Jangan bosan- bosan yah guys bacanya.
Jangan lupa vote :).
#lawancovid19
#dirumahaja
#Vote
#Koment
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Teen FictionUntuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan butuh sesuatu yang namanya proses dan perjuangan. Sama halnya dengan dia yang menurut kita sempurna. Untuk dapetin hatinya itu nggak gampang, harus rasain dulu pahitnya jatuh cinta, sakitnya bertepuk sebel...